tag:blogger.com,1999:blog-26893045203440732142024-03-14T00:36:21.774-07:00materi dakwahthe masterhttp://www.blogger.com/profile/07814405476437954891noreply@blogger.comBlogger88125tag:blogger.com,1999:blog-2689304520344073214.post-75938569898941805502012-01-27T20:37:00.000-08:002012-01-29T07:42:35.025-08:00Kiat ESEMKA (SMK) : Sebuah Catatan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-TFH1oMhHCZ4/TyOIUIHcxFI/AAAAAAAAAP4/ipmNldHdskQ/s1600/kiat-esemka-logo-600x300.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="160" src="http://1.bp.blogspot.com/-TFH1oMhHCZ4/TyOIUIHcxFI/AAAAAAAAAP4/ipmNldHdskQ/s320/kiat-esemka-logo-600x300.jpg" width="320" /></a></div>Beberapa waktu yang lalu, kita disuguhi berita anak-anak SMK yang berhasil merakit berbagai jenis alat transportasi. Berbagai alat transportasi tersebut mulai dari jenis mobil, bus, truk hingga pesawat terbang. Misalnya anak-anak SMK di Solo yang berhasil merakit kendaraan jenis mobil dengan komponen lokal hingga 80 persen dan diberi nama <a href="http://pak-sodikin.blogspot.com/2012/01/kiat-smk-sebuah-catatan.html" target="_blank"><b>Kiat ESEMKA</b></a>. Juga anak-anak SMK Muhammadiyah Borobudur yang berhasil merakit jenis kendaraan bus, bahkan dengan type khusus—yaitu bus dengan desain panggung. Dan masih banyak lagi SMK-SMK lain dengan “produk” keunggulanya masing-masing.<br /><br />Menurut saya ini keberhasilan luar biasa. Dan keberhasilan anak-anak SMK ini layak diapresiasi oleh siapa saja. Misalnya oleh lembaga terkait (kementrian pendidikan), bupati/walikota, gubernur, swasta dan sebagainya. Artinya, keberhasilan yang mereka tunjukkan harus dihargai dengan cara-cara tertentu. Dan cara-cara tersebut harus mampu memberikan semangat dan dorongan untuk lebih maju serta lebih baik dalam menghasilkan karya-karya bermanfaat dan futuristik. Apa yang dilakukan oleh <b>Walikota Solo, Joko Widodo (Jokowi)</b> dengan langsung memilih <a href="http://pak-sodikin.blogspot.com/2012/01/kiat-smk-sebuah-catatan.html" target="_blank"><b>Kiat ESEMKA</b></a> (SMK) sebagai kendaraan dinasnya adalah sesuatu yang tepat. Apa yang dilakukan Jokowi adalah bentuk apresiasi konkrit dari seorang pejabat publik. Terlepas dari masih banyaknya kekurangan karya siswa SMK tersebut, tetapi dengan dorongan dan semangat dari berbagai pihak tentu akan menambah semangat anak-anak SMK berlipat-lipat dan pada gilirannya akan menghasilkan karya besar yang bermanfaat bagi kemandirian dan martabat bangsa dan negara Indonesia.<br /><br />Mengenai apresiasi ini, sekali lagi <br /><h4 class="pullquote">keberhasilan yang mereka tunjukkan harus dihargai dengan cara-cara tertentu. Dan cara-cara tersebut harus mampu memberikan semangat dan dorongan untuk lebih maju serta lebih baik dalam menghasilkan karya-karya bermanfaat dan futuristik. Terlepas dari masih banyaknya kekurangan karya siswa SMK tersebut, tetapi dengan dorongan dan semangat dari berbagai pihak tentu akan menambah semangat anak-anak SMK berlipat-lipat dan pada gilirannya akan menghasilkan karya besar yang bermanfaat bagi kemandirian dan martabat bangsa dan negara Indonesia</h4>menurut saya, apa yang dilakukan Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo adalah tidak tepat. Walikota Solo, Joko Widodo (Jokowi) yang memberikan apresiasi terhadap karya siswa SMK yang berupa “Kiat SMK” dengan menjadikannya sebagai kendaraan dinas dikatakan oleh Gubernur Jawa tengah sebagai “cari muka”. Bagi saya, ini sesuatu yang aneh. Ketika ada orang yang dengan ikhlas memberikan apresiasi terhadap karya anak-anak SMK, yang tentu saja ada nilai edukasi di dalamnya, Gubernur Jawa Tengah malah melontarkan kalimat-kalimat sinisme. Apa yang dilakukan Gubernur Bibit Waluyo sangat tidak tepat dan mendidik. Mestinya, kalau tidak berkenan memberikan apresiasi lebih baik diam dan wait and see terhadap perkembangan karya anak-anak SMK. Mungkin tepat kalau bercermin pada sabda Nabi Muhammad :<br /><br /><div style="text-align: right;"><span style="font-size: x-large;"><b>عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ... وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ</b></span></div><br /><i>“Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah saw bersabda :”…dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah berkata yang baik, atau (kalau tidak bisa, lebih baik) diam”</i> (HR. Bukhari)<br /><br /><h2><span style="font-size: small;">Kiat ESEMKA : Potret Keberhasilan Pendidikan Indonesia?</span> </h2><br />Keberhasilan anak-anak SMK menelurkan berbagai karya positif sebagaimana tersebut di atas, apakah merupakan cerminan keberhasilan pendidikan Indonesia? Wa Allahu a’lam. Keberhasilan sebuah pendidikan memang tidak bisa diukur dari satu sisi semata (ad hoc, parsial), tetapi harus menyeluruh. Kalau sudut pandangnya adalah kompetensi dasar dan indikator tertentu, barangkali jawabannya adalah ya. Sebagaimana keberhasilan anak-anak Indonesia yang mendapatkan medali dalam berbagai ajang olimpiade regional maupun internasional, bila keberhasilan pendidikan diukur dari keberhasilan mendapatkan medali dalam event olimpiade maka berarti pendidikan kita berhasil.<br /><br />Tetapi sekali lagi, keberhasilan pendidikan tidak dapat diukur hanya dari satu sisi keberhasilan semata. Tolok ukur keberhasilan pendidikan Indonesia adalah seberapa berhasilnya pendidikan kita mencapai sasaran yang ditentukan dalam tujuan pendidikan nasional. Sebagaimana yang tertuang dalam tujuan pendidikan nasional dalam bab II pasal 3 UU Sisdiknas, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.<br /><br />Keberhasilan mendapatkan medali dalam ajang olimpiade regional dan internasional di berbagai bidang : sain; computer; robot dan yang lain, juga keberhasilan anak-anak SMK melahirkan berbagai karyanya jangan sampai melenakan kita. Apalagi mempunyai anggapan bahwa tujuan <br /><h4 class="pullquote">Kalau kita sebagai guru tidak mempunyai kemampuan untuk mempersiapkan anak-anak didik kita untuk hidup sesuai zamannya maka bisa dipastikan KITA GAGAL sebagai guru. Jelasnya adalah, ketika kita mengajar dan mendidik hari ini adalah bukan untuk hari, melainkan hari depan ketika anak-anak didik kita dewasa. Apa yang kita berikan hari ini adalah untuk menjawab tantangan masa depan mereka</h4>pendidikan telah tercapai. Masih sangat jauh dari kata berhasil, karena pada prinsipnya pendidikan adalah sebuah proses.<br /><br />Namun demikian, kita pantas berbangga terhadap segala prestasi yang telah ditorehkan anak-anak Indonesia. Di tengah-tengah sorotan media yang menggambarkan sering terjadinya tawuran antar pelajar dan mahasiswa, ternyata masih banyak anak-anak yang mampu berprestasi dan membanggakan serta mengangkat harkat dan martabat bangsa dan negara Indonesia. Ya, kita bangga terhadap anak-anak didik kita!<br /><br />Berbagai torehan prestasi anak-anak Indonesia, menurut saya, merupakan bukti pula keberhasilan para guru dalam proses pendidikan. Torehan prestasi anak Indonesia adalah juga prestasi guru Indonesia. Harus diakui bahwa kapabilitas serta kemampuan guru Indonesia telah meningkat pesat walau belum sempurna. Tetapi kenaikan grafik peningkatan kemampuan semakin tinggi dan tinggi.<br /><br />Peningkatan kapabilitas dan kompetensi guru adalah sebuah keniscayaan. Kesiapan dan kecakapan guru dalam memberikan pendidikan kepada semua peserta didik mutlak diperlukan. Hal ini dikarenakan, guru harus mempersiapkan setiap anak didiknya untuk hidup bukan untuk zaman sekarang, zamannya para guru, melainkan 20 hingga 50 tahun kedepan. Duapuluh hingga limapuluh tahun kedepan adalah zamannya anak-anak kita. Indonesia akan seperti apa, sangat tergantung kepada mereka. Kalau kita sebagai guru tidak mempunyai kemampuan untuk mempersiapkan anak-anak didik kita untuk hidup sesuai zamannya maka bisa dipastikan KITA GAGAL sebagai guru. Jelasnya adalah, ketika kita mengajar dan mendidik hari ini adalah bukan untuk hari ini, melainkan hari depan ketika anak-anak didik kita dewasa. Apa yang kita berikan hari ini adalah untuk menjawab tantangan masa depan mereka. <br /><br />Ali Karrama Allahu Wajhahu lima belas abad yang lampau telah memberikan warning akan hal di atas terhadap para guru sebagaimana tertuang dalam sebuah makalah berbahasa Arab “maqaallatu mauqi’i al-aluukah” :<br /><br /><div style="text-align: right;"><span style="font-size: x-large;"><b>عَلِّمُوْا أَوْلاَدَكُمْ عَلٰى غَيْرِ شَاكِلَتِكُمْ فَإِنَّهُمْ مَخْلُوْقُوْنَ لِزَمَانٍ غَيْرِ زَمَانِكُمْ</b></span></div><br /><i>“didiklah (persiapkanlah) anak-anakmu atas hal yang berbeda dengan keadaanmu (sekarang) karena mereka adalah makhluk yang hidup untuk satu zaman yang bukan zamanmu (sekarang)”</i><br /><br />Demiakian posting kali ini yang masih terkait dengan dunia pendidikan kita. Sebelumnya posting tentang <a href="http://pak-sodikin.blogspot.com/2012/01/tips-islami-menghadapi-ujian-nasional.html" target="_blank">Tips Islami Menhadapi Ujian Nasional</a> telah disajikan kepada pembaca setia blog <a href="http://pak-sodikin.blogspot.com/">Materi Dakwah Islam dan Kultum</a>. Dan sekarang tema tentang <b><a href="http://pak-sodikin.blogspot.com/2012/01/kiat-smk-sebuah-catatan.html" target="_blank">Kiat ESEMKA</a> (SMK)</b> disajikan kepada para pembaca sebagai sebuah catatan kecil. <br /><br />Semoga bermanfaat.the masterhttp://www.blogger.com/profile/07814405476437954891noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2689304520344073214.post-26404729517811029212012-01-23T19:23:00.000-08:002012-01-29T07:42:35.025-08:00Tips Islami Menghadapi Ujian Nasional (UN)Ujian Nasional (UN) untuk jenjang SLTA hingga sekolah dasar dilaksanakan antara bulan April hingga Mei 2012. Terkait dengan hal itu, blog kesayangan kita semua, yaitu <a href="http://pak-sodikin.blogspot.com/">Materi Dakwah Islam dan Kultum</a> memberikan Tips Islami dalam menghadapinya. Tips ini diberikan dalam rangka upaya agar para peserta didik di semua jenjang pendidikan yang mengikuti UN berhasil dan sukses.<br /><br />Saya yakin, siapapun telah melakukan persiapan dan melakukan langkah-langkah cerdas yang diperlukan sejak dini demi keberhasilan. Tips islami yang saya berikan ini juga bertujuan sama, yaitu demi sukses Ujian Nasional (UN)--walaupun sukses pendidikan tidak hanya diukur dari tingkat peresentase kelulusan UN. Pihak madrasah ataupun sekolah dan juga para peserta didik telah berupaya sungguh-sungguh demi tujuan dan target yang ingin dicapai.<br /><br />Tips islami yang disajikan <a href="http://pak-sodikin.blogspot.com/">Materi Dakwah Islam dan Kultum</a> ini semoga bermanfaat dan dapat menjadi bagian dari kiat sukses dan persiapan menghadapi Ujian Nasional yang pada gilirannya menjadi bagian dari keberhasil siswa secara keseluruhan. <br /><br />Persiapan termasuk satu hal penting diantara hal lainnya dalam upaya meraih keberhasilan, apalagi <a href="http://pak-sodikin.blogspot.com/2011/12/waktu-antara-keberuntungan-dan-kerugian.html" target="_blank">waktu</a> menuju saat UN tidaklah jauh lagi. Kesuksesan selalu diawali dengan kerja keras (cerdas) dan persiapan yang matang. Dalam sebuah kitab yang berjudul mausu’aturradd ‘alal madzaahibil fikriyah al-mu’ashirah karya Ali Bin Naif as-Syahudi dikatakan :<br /><b><br /></b><br /><div style="text-align: right;"><span style="font-size: x-large;"><b>فَمَنْ كَانَ لَدَيْهِ الْقُدْرَةِ وَالْاِسْتِعْدَادِ لِلْعَمَلِ سَوْفَ يَنْجَحْ</b></span></div><br /><i>“barangsiapa yang mempunyai kemampuan dan persiapan matang untuk melakukan sesuatu, maka dia akan berhasil”</i><br /><br />Saya mengawali tips islami ini dengan sebuah pertanyaan : “siapa yang paling berjasa dalam hidup Anda?” mungkin sebagian ada yang bertanya, apa hubungannya pertanyaan tersebut dengan tips menghadapi UN. Jawabannya adalah sangat dekat. Hal ini disebabkan, jawaban yang muncul dari pertanyaan tersebut akan menentukan langkah apa yang harus dilakukan demi sukses UN tersebut.<br /><br />Tanpa bermaksud menafikan peran dan jasa pihak yang lain dalam kesuksesan, menurut saya, yang paling berjasa dan berperan dalam kehidupan setiap peserta didik adalah Allah, orang tua dan guru.<br /><br />Allah adalah Dzat tempat berharap, Dzat tempat memohon, Dzat yang mengatur kehidupan manusia, Dzat yang memberi keberhasilan dan kegagalan, dan Dzat yang mampu merubah nasib manusia. Adapun orang tua merupakan orang yang berjasa besar dalam proses kehidupan kita, sejak dalam kandungan hingga dewasa. Keberadaan mereka sangat tinggi dan mulia dalam pandangan Allah. Karena mempunyai kedudukan yang tinggi tersebut, Allah memerintahkan setiap anak untuk berterima kasih kepada mereka pada urutan kedua setelah Allah. Dan juga keridho-an ataupun kemurkaan Allah kepada setiap anak manusia sangat ditentukan oleh keridho-an dan kemurkaan kedua orang tua.<br /><br />Sedangkan guru adalah orang yang dengan sabar, telaten, gemati, dan penuh tanggung jawab mendidik dan mentransfer ilmunya kepada kita dalam proses pendidikan yang kita lakukan. Mereka, para guru, mendedikasikan segalanya demi keberhasilan pendidikan dan juga keberhasilan para siswa yang dibimbingnya.<br /><br /><h2><span style="font-size: small;">Tips Islami Menghadapi Ujian Nasional</span></h2><br />Setelah mengetahui pihak yang paling berjasa dan berperan dalam sukses kita, sekarang marilah kita berbicara tentang tips islami dalam meraih keberhasilan UN. Agar setiap peserta didik sukses dalam UN-nya, maka satu hal yang harus dilakukan adalah : perlakukan mereka yang berperan dan berjasa dalam kehidupan dengan semestinya! Tips islami yang saya maksud dalam menghadapi UN adalah bagaimana kita memperlakukan pihak-pihak yang berjasa dan berperan dalam kehidupan kita sebagaimana seharusnya.<br /><br /><b>Agar berhasil dalam Ujian Nasional (UN), kepada Allah para siswa harus</b> :<br /><ol><li>Menghamba kepada-Nya dengan beribadah secara sungguh-sungguh : memperbanyak shalat sunnah, puasa sunnah, dsb</li><li>Memuji-Nya dengan ikhlas </li><li>Memohon kepada-Nya dengan khusu’ dan penuh harap </li><li>Mencari ridho Allah dengan banyak berbuat kebaikan di dunia, termasuk banyak bersodaqah</li><li>Bertawakkal kepada-Nya setelah berusaha dengan sungguh-sungguh. </li></ol><br />Catatan : dalam berdoa pergunakan waktu-waktu yang baik, misalnya adalah saat selesai shalat dan pada sepertiga malam yang terakhir sehabis menjalankan shalat tahajud. Sepertiga malam yang terakhir (antara jam 02.00 hingga menjelang subuh) adalah waktu yang paling baik untuk berdoa.<br /><br /><b>Agar berhasil dalam Ujian Nasional (UN), kepada orang tua siswa harus</b> : mencari ridho mereka. Artinya, kita tidak melakukan sesuatu yang menyebabkan orang tua marah, murka dan mengata-ngatai (mengutuk) kita dengan kata-kata yang buruk. Ingat kata-kata yang terucap dari mulut kedua orang tua kita (terlebih ibu) kepada kita dianggap oleh Allah sebagai sebuah permintaan dan sangat mudah untuk dikabulkan oleh Allah. Maka kita harus selalu melakukan hal-hal positif yang dapat menyebabkan orang tua bangga, bahagia dan ridho kepada kita.<br /><br /><b>Ridho orang tua dapat diperoleh dengan</b> : <br /><br /><ol><li>Berbuat baik kepada keduanya (birrul walidain) </li><li>Menghindari kedurhakaan kepada keduanya</li><li>Mentaati perintahnya</li><li>Segera mohon maaf atas kesalahan kita</li><li>Mohon dido’akan</li></ol><br />Catatan : kata-kata orang tua (khususnya ibu) untuk anak-anaknya dianggap oleh Allah sebagai doa dan sangat makbul (mudah dikabulkan oleh Allah).<br /><br /><div style="text-align: right;"><span style="font-size: x-large;"><b>رِضَى اللهِ فِي رِضَى الْوَالِدَيْنِ وَسَخَطُ اللهِ فِي سَخَطِ الْوَالِدَيْنِ</b></span></div><div style="text-align: right;"><br /></div><i>“Ridho Allah tergantung kepada ridho kedua orang tua dan murka Allah juga tergantung kepada murka kedua orang tua”</i> (HR. Tirmidzi dari Abdullah bin Amr)<br /><br /><b>Agar berhasil dalam Ujian Nasional (UN), kepada guru siswa harus</b> :<br /><ol><li>Menghormati dan menghargainya</li><li>Mentaati perintahnya</li><li>Mengerjakan tugas yang diberikan</li><li>Menjadikannya sebagai guru, di dalam maupun di luar madrasah</li><li>Segera meminta maaf atas kesalahan yang kita perbuat</li></ol><br /><h2><span style="font-size: small;">Peran diri sendiri </span></h2>Siswa juga memiliki peran yang sangat besar dalam keberhasilan UN. Hal-hal yang dirasa perlu untuk dikerjakan demi sukses dalam ujian nasional (UN) adalah antara lain :<br /><ol><li>Kerja keras</li><li>Sungguh-sungguh</li><li>Pantang menyerah</li><li>Menentukan target</li><li>Tidak mudah mengeluh</li><li>Menghindari kemalasan</li><li>Berdo’a</li></ol><br />Dalam sebuah pepatah berbahasa Arab dikatakan : <br /><br /><div style="text-align: right;"><span style="font-size: x-large;"><b>مَنْ جَدَّ وَجَدَ</b></span></div><br /><i>“siapa yang giat, sungguh-sungguh (kerja keras dan cerdas) dia yang dapat”</i><br /><br />Demikian tips islami dalam rangka sukses Ujian Nasional (UN) dari Materi Dakwah Islam dan Kultum.<br /><br />Semoga bermanfaat.the masterhttp://www.blogger.com/profile/07814405476437954891noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2689304520344073214.post-16915281122297345262012-01-22T17:43:00.000-08:002012-01-29T07:42:35.026-08:007 Langkah Mencari Pahala Melalui InternetMencari pahala dapat dilakukan dengan berbagai cara. Bahkan cara tersebut terkadang tidak terpikirkan oleh kita. Karena cara tersebut tampak sederhana dan sepertinya tidak mungkin ada pahalanya. <a href="http://pak-sodikin.blogspot.com/">Materi Dakwah Islam dan Kultum</a> kali ini ingin menunjukkan kepada pembaca setianya 7 (tujuh) cara, jalan dan langkah-langkah mendapatkan pahala melalui media internet.<br /><br />Media internet sesungguhnya dapat kita jadikan sebagai jalan dan cara untuk mendapatkan pahala dari Allah SWT. Mungkin diantara pembaca ada yang bertanya, apa mungkin dengan internet kita dapat memperoleh pahala dari Tuhan? Jawabannya adalah sangat mungkin.<br /><br />Kita harus mengakui bahwa dalam media internet banyak kemaksiatan atau hal-hal yang dapat mengantarkan kita pada hal-hal negatif yang dapat mengarah kepada sesuatu yang sangat dibenci oleh Allah. Tetapi kita juga harus ingat bahwa di dalam media internet terdapat juga banyak kebaikan, yang kebaikan itu tentu saja dicintai oleh Allah. Nah, kita akan memanfaatkan sisi kebaikan internet tersebut untuk mendapatkan pahala.<br /><br />Prinsipnya adalah, kita berusaha memperoleh pahala dengan memfaatkan media apapun meski tampa tidak lazim. Orang-orang “kreatif” akan sangat bisa memanfaatkan hal apapun untuk beribadah kepada Allah. Ingat, ibadah tidak hanya shalat, puasa, zakat, haji dan ritual peribadatan yang lain. Tetapi ibadah dapat berupa apa saja yang baik asalkan dikerjakan dengan mengharap ridho Allah (ikhlash) dan dilakukan dengan cara-cara yang baik pula.<br /><br />Berikut ini adalah 7 cara, jalan dan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk memperoleh atau mendapatkan pahala dari Allah melalui media internet versi <a href="http://pak-sodikin.blogspot.com/">Materi Dakwah Islam dan Kultum</a> :<br /><br /><ol><li>Tentukan niat : dalam setiap kebaikan yang kita lakukan niat menempati posisi dan peran yang sangat penting. Ia merupakan langkah pertama dalam segala kebaikan yang kita lakukan. Niat juga sangat menentukan kualitas dari kebaikan yang kita lakukan. Kebaikan yang kita lakukan menjadi kehilangan nilai juga dapat dikarenakan niat kita yang salah.<br /><blockquote>Nabi bersabda sebagaimana dalam sebuah hadits dari Umar dan diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim :<br /><br /><div style="text-align: center;"><span style="font-size: large;"><b>اِنَّمَا الْاَعْمَالُ بِالنِّيَاتِ وَاِنَّمَا لِكُلِّ امْرِءٍ مَانَوَى</b></span></div><br />“sesungguhnya semua amal tergantung hanya kepada niatnya. Dan bagi setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan niatnya”.</blockquote><br />Niat yang harus ada dalam hati kita saat akan berinternet adalah niat mencari kebaikan. Artinya kita berniat memanfaatkan internet untuk sesuatu yang positif dan bukan sebaliknya</li><li>memanfaatkan situs dan blog <a href="http://pak-sodikin.blogspot.com/2011/10/empat-tujuan-dakwah.html" target="_blank">dakwah</a> untuk menggali dan memperlajari khasanah Islam. Sehingga dengan melakukan hal ini semakin tebal keimanan kita kepada Allah. Misal blog yang dapat kita jadikan tempat menggali khasanah Islam adalah <a href="http://pak-sodikin.blogspot.com/">Materi Dakwah Islam dan Kultum</a> ini. Memanfaatkannya untuk mendalami tata cara <a href="http://pak-sodikin.blogspot.com/search/label/Ibadah" target="_blank">ibadah</a> sesuai dengan sunnah Rasul, dan sebagainya</li><li>menyebarluaskan situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya</li><li>membuka situs/blog tentang Al-Qur’an atau hadits dan kita memanfaatkannya untuk mengaji Al-Qur’an dan juga Hadits di tengah-tengah aktivitas berinternet</li><li>memberikan nasehat, saran dan kritik kepada situs/blog yang tidak mendidik dan menyebarkan keburukan. Cara yang bisa kita lakukan misalnya dengan mengirimkan email nasehat kepada pemilik situs/blog atau bisa juga dengan ikut memberikan kementar pada tempat yang tersedia, dan komentar tersebut berupa nasehat. Hal ini dilakukan dalam kontek saling mengingatkan sebagaimana yang tercatum dalam QS. Al-‘Ashr</li><li>memanfaatkan media jejaring sosial untuk membangun silaturrahmi dengan sahabat, saudara dan siapa saja yang belum memungkinkan untuk dilakukan secara langsung (offline). Karena sillaturhami dengan sahabat dan saudara yang jauh membutuhkan banyak hal, misalnya waktu dan biaya. Dengan media jejaring sosial kita tidak harus menunggu lebaran sekedar untuk bersilaturrahmi</li><li>menghindari situs/blog yang tidak memberikan manfaat dan terlebih situs/blog yang menyebarkan hal-hal buruk seperti pornografi, pendangkalan dan pelemahan iman, hedonistic, atau juga pembengkokan aqidah dan sebagainya. Sekaligus pula berkampanye kepada orang lain untuk tidak mengaksesnya.</li></ol><br />Demikian cara, jalan dan langkah untuk mendapatkan pahala dengan memanfaatkan media internet.<br /><br />Semoga bermanfaat.the masterhttp://www.blogger.com/profile/07814405476437954891noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2689304520344073214.post-51869718067079918492012-01-16T20:36:00.000-08:002012-01-29T07:42:35.026-08:00Musuh Jadi TemanMusuh berubah menjadi teman adalah tema posting materi dakwah Islam dan kultum sekarang. Menurut materi dakwah Islam dan kultum tema ini sangat menarik di tengah mudahnya bangsa kita berpecah belah. Faktanya adalah sebagian masyarakat kita mudah terpancing emosi dan tersulut hawa kemarahannya. Hanya karena persoalan sepele kemudian berkembang menjadi <br /><h4 class="pullquote">Bangsa yang ramah, murah senyum serta suka gotong royong dan menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan mestinya dalam menyelesaikan persengketaan lebih mengedepankan musyawarah dan menggunakan hati serta kepala dingin daripada penggunaan kekerasan</h4>persoalan besar dan berujung pada tawuran dan tidak sedikit yang berubah menjadi pertumpahan darah yang berujung pada kematian.<br /><br />Hal seperti ini sering terjadi. Peristiwa yang terakhir adalah bagaimana sebuah pertandingan sepak bola antara saudara se daerah, yaitu PSIS Semarang dan PSIR rembang berubah menjadi tawuran antar supporter yang menyebabkan satu nyawa melayang. Sungguh ironis, bangsa Indonesia yang mengklaim sebagai bangsa ramah dan murah senyum serta suka gotong royong dan menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan tetapi dalam faktanya adalah suka bertengkar dan bermusuhan walau dengan saudara sendiri. Sungguh aneh negeri ini.<br /><br />Bangsa yang ramah, murah senyum serta suka gotong royong dan menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan mestinya dalam menyelesaikan persengketaan lebih mengedepankan musyawarah dan menggunakan hati serta kepala dingin daripada penggunaan kekerasan.<br /><br />Dalam pergaulan, prinsipnya adalah kita tidak boleh melampaui batas. Prinsip ini berlaku dalam semuanya, baik ketika kita dalam keadaan senang maupun dalam keadaan marah kepada orang lain. Kenapa tidak boleh berlenihan atau melampaui batas? Manusia adalah makhluk yang mudah berubah, termasuk pendirian dalam pergaulan. Seseorang yang semula sangat dekat sangat mungkin akan berjauhan suatu saat nanti. Demikian pula sebaliknya, seseorang yang semula marah dan tidak senang kepada orang lain sangat mungkin suatu hari nanti dia menjadi dekat dengan orang yang dibenci tersebut.<br /><br />Rasulullah bersabda :<br /><br /><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;"><b>اَحْبِبْ حَبِيْبَكَ هَوْنًا مَا عَسَى اَنْ يَكُوْنَ بَغِيْضَكَ َيوْمًا مَا وَابْغِضْ بَغِيْضَكَ هَوْنًا مَا عَسَى اَنْ يَكُوْنَ حَبِيْبَكَ يَوْمًا مَا</b></span></div><br /><i>“senangilah orang yang kamu senangi tetapi wajar-wajar saja karena suatu hari nanti orang yang kamu senangi akan menjadi yang sangat kamu benci. Bencilah orang yang kamu tidak sukai tetapi wajar-wajar saja karena suatu hari nanti orang yang kamu benci menjadi yang kamu cintai”</i><br /><br />Untuk menggambarkan peristiwa sebagaimana dalam Hadits di atas adalah peristiwa bertemannya Neil Wilkinson dan Mariano Velasco. Mereka sebelumnya adalah musuh dalam peperangan Malvinas atau perang Falkland, 30 tahun silam. Kini mereka bersahabat dan saling mengunjungi.<br /><br />Peristiwa tersebut diberitakan oleh koran Suara Merdeka yang terbit Selasa, 17 Januari 2012. Berita tersebut secara utuh berbunyi :<br /><br /><blockquote>SEORANG pilot veteran Inggris, Neil Wilkinson (kiri), bertemu dengan pilot Argentina yang dikira telah tewas setelah pesawatnya dia tembak jatuh pada Perang Falkland atau Malvinas, 30 tahun silam. Dia diterima dengan tangan terbuka oleh Mariano Velasco, bekas musuhnya itu, di rumah Velasco di Argentina, Senin kemarin. Rasa bersalah yang mengganggu pikiran Wilkinson pun langsung sima, setelah did menda-pati musuhnya itu masih hidup. Mereka saling memaafkan dan kini menjadi teman.</blockquote><br />Sungguh luar biasa, permusuhan berubah menjadi persahabatan. Apakah kita yang telah bersahabat, bersatu dan berpadu dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia akan kembali bercerai berai hanya karena persoalan sepele? Bukankah lebih baik kita bersatu untuk memajukan bangsa dan negara ini sehingga mampu bersaing dengan bangsa lain. Mari waktu dan energi yang kita miliki, kita sumbangkan untuk pembangunan bangsa dan negara INDONESIA yang tercinta ini.<br /><br />Semoga bermanfaat.the masterhttp://www.blogger.com/profile/07814405476437954891noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2689304520344073214.post-33386079196894565872012-01-15T23:15:00.000-08:002012-01-29T07:42:35.026-08:00Tata Cara Mengubur JenazahSebelumnya, <a href="http://pak-sodikin.blogspot.com/" target="_blank">Materi Dakwah Islam dan Kultum</a> telah memposting <a href="http://pak-sodikin.blogspot.com/2012/01/cara-merawat-jenazah.html" target="_blank">Cara Merawat Jenazah</a> Sesuai Sunnah Rasul, <a href="http://pak-sodikin.blogspot.com/2012/01/cara-memandikan-jenazah-sesuai-sunnah.html" target="_blank">Cara Memandikan Jenazah</a> Sesuai Sunnah Rasulullah, <a href="http://pak-sodikin.blogspot.com/2012/01/cara-mengakafani-jenazah-sesuai-sunnah.html" target="_blank">Cara Mengkafani Jenazah</a> Sesuai Sunnah, dan <a href="http://pak-sodikin.blogspot.com/2012/01/tata-cara-shalat-jenazah.html" target="_blank">Tata Cara Shalat Jenazah</a>. Kali ini tema yang diagkat adalah tentang menguburkan jenazah sesuai sunnah dan menurut tuntunan Rasul.<br /><br />Sebagaimana telah disampaikan sebelumnya, bahwa dalam merawat jenazah telah ada tuntunan baku dari Rasulullah. Umat Islam tinggal melaksanakan sesuai ketentuan dan tuntunan tersebut.<br /><br />Berikut ini adalah tata cara penguburan jenazah sesuai dengan ketentuan Rasulullah yang dalam pelaksanaannya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:<br /><ul style="list-style-type: upper-latin;"><li> Persiapan</li><ul style="list-style-type: decimal;"><li>Liang kubur hendaknya dibuat yang dalam, pada tanah yang kuat, sehingga tidak sampai tercium bau jasadnya, aman dari gangguan hewan pemakan bankai/binatang buas dan longsor atau tergusur oleh aliran air</li><li>Liang kubur dapat berupa lahad yaitu liang yang dibuat khusus di dasar kubur pada arah kiblat (pinggir) untuk meletakkan jenazah, atau syiq yaitu liang yang dibuat khusus di dasar kubur pada bagian tengahnya. (Lihat gambarpada lampiran).</li><li>Seyogyanya dikuburkan di kuburan khusus kaum Muslim yang terdekat, kecuali dalarn keadaan darurat</li><li>Jangan mengubur jenazah pada 3 (tiga) waktu:</li><ul style="list-style-type: lower-latin;"><li>Ketika terbit matahari hingga naik</li><li>Ketika matahari di tengah-tengah</li><li>Ketika matahari hampir terbenam hingga betul-berul terbenam.</li></ul><li>Penutup lubang kubur harus kuat dengan menggunakan kayu, bambu atau batu sebagai penyangga sehingga tidak mudah longsor ke bawah</li><li>Usungan keranda jenazah hendaklah tertutup rapat dan sederhana.</li></ul><li> Membawa (Mengusung) jenazah</li><ul style="list-style-type: decimal;"><li>Jenazah dibawa (diusung) ke kuburan dengan diiringi oleh sanak kerabat dan handai tolan</li><li>Dalam mengiringi jenazah hendaklah menunjukkan sikap berkabung dan jangan bersenda gurau, tidak bersuara, termasuk berdzikir maupun membaca Al-Qur'an</li><li>Pengiring jenazah yang berjalan kaki berada di sekitar jenazah, sedangkan yang berkendaraan berada di belakang</li><li>Orang yang melihat iringan jenazah hendaklah menghormati dengan berdiri tegak, bagi yang berkendaraan atau berjalan hendaklah berhenti, hingga jenazah lewat</li><li>Para pengiring jenazah jangan duduk lebih dahulu sebelum jenazah diturunkan dari pundak pembawanya</li><li>Pengiring jenazah bila memasuki kuburan hendaklah mengucapkan salam dan melepaskan alas kaki.</li></ul>Adapun bacaan salam ketika memasuki kuburan adalah: <ul style="list-style-type: lower-latin;"><li>membaca do’a<br /><div style="text-align: right;"><span style="font-size: x-large;"><b> السلام عليكم دار قوم مؤمنين وانا انشاء الله بكم لاحقون. اللهم لاتخرمنا اجرهم ولا تفتنا بعدهم </b></span></div>“ASSALA-MU ‘ALAIKUM DA-RA QOUMIN MU'MINI-NA WA INN A ISSYA- ALLO-HU LA-KHIQU-N. ALLOHUMMA LA-TAKHRIMNA-AJROHUM WALA TAFTINNA-BADAHUM". <br /><br />"Semoga kedamaian tercurah kepadamu, wahai perumahan orang-orang yang Mukmin. Dan insya Allah, kami akan menyusul kamu sekalian. Ya Allah, janganlah Engkau menjauhkan kami dari pahala mereka dan janganlah Engkau timbulkan fitnah kepada kami, sepeninggal mereka".</li><li>Atau membaca <br /><div style="text-align: right;"><span style="font-size: x-large;"><b> السلام عليكم اهل الديار من المؤمنين والمسلمين وانا ان شاء الله بكم لحقون. نسئلوا الله لنا ولكم العاقبة </b></span></div><br />“ASSALA-MU ‘ALAIKUM AHLAD DIYARI MINAL MU'MINI-NA WAL MUSLIMIN, WA INNA- INSYA- ALLO-HU BIKUM LA-KHIQU-N. NAS ALULLO-HA LANA WA LAKUMUL ‘AFIYAH” <br /><br />"Semoga kedamaian tercurah kepadamu penghuni perumahan dari orang-orang mukmin dan orang-orang muslim. Dan kami akan menyusul, insya Allah. Kami memohon kepada Allah ‘afiyah (kebaikan) bagi kami dan bagi kamu".</li><li>Atau membaca<br /><div style="text-align: right;"><span style="font-size: x-large;"><b> السلام عليكم دار قوم مؤمنين واتاكم ماتدعون غدا مؤجلون وانا ان شاء الله بكم لحقون. اللهم اغفر لأهل .... </b></span></div><br />"ASSALA-MU ‘ALAIKUM DA-RA QOUMIN MU’MINI-N, WA ATA-KUM MA TU-‘ADU-NA GHODAN MUAJJALU-N, WAINNA-INSYAALLO-HU BIKUM LA-KHIQU-N. ALLO-HUMMAGHFIR LIAHLI.... (sebutnamanya). <br /><br />"Semoga kedamaian tercurah kepadamu, wahai penghuni perumahan orang-orang Mukmin. Dan semoga kamu segera memperoleh apa yang telah dijanjikan kepadamu. Dan insya Allah kami akan menyusul kamu. Ya Allah, berilah ampunan kepada penghuni kuburan (makam) (sebut namanya)".</li><li> Kaum wanita, walau keluarga dekat, sebaiknya tidak ikut ke kuburan dalam proses penguburan.</li></ul><li>Cara Mengubur Jenazah</li><ul style="list-style-type: decimal;"><li>Dua atau tiga orang dari keluarga rerdekat jenazah dan diutamakan yang tidak junub pada malam hari >ebelumnya, masuk ke dalam Hang kubur dengan berdiri untuk menerima jenazah</li><li>Jenazah dimasukkan dari arah kaki kubur dengan mendahulukan kepala, sambil membaca:<br /><br /><div style="text-align: right;"><span style="font-size: x-large;"><b> بسم الله وعلي ملة رسول الله</b></span></div><br />"BISMILLA-HI WA ‘ALA- MILLATI RASUULILLA-H".<br /><br />"Dengan nama Allah dan afas agama Rasulullah"<br /><br /></li><li>Khusus ketika memasukkan jenazah perempuan hendaklah dibentangkan kain di atas liang kuburnya</li><li>Miringkan jenazah ke sisi kanan, menghadap kiblat</li><li>Adapun melepas tali-talinya dan membuka kain yang menutupi pipi dan jari-jari kakinya sehingga menempel ke tanah, serta memasang bantalan (gelu; Jawa) tidak ada tuntunan dari Nabi saw</li><li>Menutup dengan papan, bambu, atau batu lempeng, dengan memberi rongga secukupnya</li><li>Menimbun liang kubur itu dengan tanah dan boleh ditinggikan kurang lebih satu jengkal</li><li>Memasang tanda dengan sebuah batu, kayu atau bambu pada arah kepala saja tanpa diberi identitas apapun</li><li>Bagi pengiring jenazah dan yang menyaksikan penguburannya seyogyanya menaburkan tanah ke atas kuburannya tiga kali</li><li>Bagi pengiring jenazah yang tiba di kuburan ketika kubur belum selesai digali hendaklah duduk menghadap kiblat dan jangan duduk di atas kuburan</li><li> Memintakan ampunan dan keteguhan dalam jawaban bagi ienazah dan mendoakannya sambil berdiri.</li></ul>Catatan: <ul style="list-style-type: square;"><li>Jenazah diperbolehkan untuk dimasukkan ke dalam peti bila tanahnya berair atau jenazah dalam keadaan rusak</li><li>Pada prinsipnya satu jenazah dikubur dalam satu liang kubur, tetapi tidak ada larangan untuk mengubur beberapa jenazah dalam satu liang kubur dengan posisi berjajar (tidak bersusun)</li><li>Memindahkan kuburan diperbolehkan dengan alasan darurat atau demi kemaslahatan, dengan hati-hati dan memuliakan jenazah</li><li>Autopsi (pembedahan) pada jenazah diperbolehkan atas dasar keperluan mendesak (kesehatan, penyelidikan, dan Iain-lain) hingga terpenuhinya tujuan pembedahan, kemudian jenazah diperlakukan sebagaimana mestinya, menuru t aturan sunnah</li><li>Penguburan di laut (dari kapal) dilakukan dengan memberi pemberat di bagian kaki jenazah supaya tenggelam sebagai pengganti penguburan. Sebelumnya jenazah dirawat seperti biasa.</li></ul><li> LARANGAN YANG BERKAITAN DENGAN KUBURAN:</li><ul style="list-style-type: decimal;"><li>Meninggikan timbunan kuburan lebih dari satu jengkal dari atas permukaan tanah</li><li>Menembok kuburan sehingga menjadi bangunan</li><li>Menulisi kuburan dengan berbagai tulisan, seperti nama keluarga, dan lain-lain</li><li>Duduk di atas kuburan</li><li>Menjadikan kuburan sebagai bangunan masjid</li><li>Berjalan di antara kubur dengan memakai alas kaki</li><li>Semua hal, kegiatan, yang menjurus ke arah syirik dan takhayul, seperti: berwasilah kepada orang yang telah mati, meminta restu kepada orang yang telah mati</li><li>Perempuan yang selalu/sering berziarah kubur.</li></ul></ul><br />Bentuk liang lahad<br /><div><div style="margin: 5px;"><div class="smallfont" style="margin-bottom: 2px;"><i><span style="font-weight: bold;">bentuk gambar liang lahad</span></i><input onclick="if (this.parentNode.parentNode.getElementsByTagName('div')[1].getElementsByTagName('div')[0].style.display != '') { this.parentNode.parentNode.getElementsByTagName('div')[1].getElementsByTagName('div')[0].style.display = ''; this.innerText = ''; this.value = 'Hide'; } else { this.parentNode.parentNode.getElementsByTagName('div')[1].getElementsByTagName('div')[0].style.display = 'none'; this.innerText = ''; this.value = 'Show'; }" style="margin: 0px; padding: 0px; width: 60px;" type="button" value="Show" /></div><div class="alt2" style="border: 1px inset; margin: 0px; padding: 6px;"><div style="display: none;"><img alt="bentuk gambar liang lahad" border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-9ZhPGFJ5Uzc/TyC3STBwCFI/AAAAAAAAAPo/NLrpA4YbJmU/s1600/liang+lahat.jpg%0A" title="bentuk gambar liang lahad" width="99%" /></div></div></div></div><br />bentuk liang syiq<br /><div><div style="margin: 5px;"><div class="smallfont" style="margin-bottom: 2px;"><i><span style="font-weight: bold;">bentuk gambar liang kubur, syiq</span></i><input onclick="if (this.parentNode.parentNode.getElementsByTagName('div')[1].getElementsByTagName('div')[0].style.display != '') { this.parentNode.parentNode.getElementsByTagName('div')[1].getElementsByTagName('div')[0].style.display = ''; this.innerText = ''; this.value = 'Hide'; } else { this.parentNode.parentNode.getElementsByTagName('div')[1].getElementsByTagName('div')[0].style.display = 'none'; this.innerText = ''; this.value = 'Show'; }" style="margin: 0px; padding: 0px; width: 60px;" type="button" value="Show" /></div><div class="alt2" style="border: 1px inset; margin: 0px; padding: 6px;"><div style="display: none;"><img alt="bentuk gambar liang kubur, syiq" border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-lP3NF_qPGqs/TyC3U-d9BAI/AAAAAAAAAPw/SZKUujsrgsk/s1600/liang+syiq.jpg" title="bentuk gambar liang kubur, syiq" width="99%" /></div></div></div></div>Semoga Bermanfaatthe masterhttp://www.blogger.com/profile/07814405476437954891noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2689304520344073214.post-26727880508337407872012-01-13T03:07:00.000-08:002012-01-29T07:42:35.026-08:00Hukum Islam Atas Tindak Pidana KorupsiBagaimana Islam sesungguhnya memandang korupsi (<i><b>ghulul</b></i>) ? Dan bagaimana pula hukum Islam memberikan hukuman atas tindak pidana korupsi? Dua pertanyaan ini sengaja diajukan oleh <a href="http://pak-sodikin.blogspot.com/" target="_blank">Materi Dakwah Islam dan Kultum</a> terkait dengan keadaan korupsi di <a href="http://pak-sodikin.blogspot.com/2012/01/indonesia-negeri-auto-pilot.html" target="_blank">Indinesia</a>. Sebagaimana kita ketahui, korupsi di Indonesia belum menunjukkan tanda-tanda<br /><h4 class="pullquote">Syariah Islam yang menjadi sandaran hukum Islam mempunyai tujuan menciptakan maslahah (kebaikan dan keseimbangan) dalam tatanan masyarakat. Upaya untuk mewujudkan kemaslahatan ini kemudian dalam bahasa Agama disebut dengan maqashidusy syariah. Diantara kemaslahatan yang hendak dituju tersebut adalah terpeliharanya harta (hifdhul mal), baik harta milik pribadi ataupun publik dari berbagai bentuk penyelewengan dan pelanggaran</h4>berkurang atau turun kuantitas dan kualitasnya.<br /><br />Dalam berbagai sektor, korupsi seakan sudah menjadi bagian dari proses hidup bernegara. Tak ada satu departemen atau kementrianpun yang bebas dari korupsi. Demikian pula lembaga-lembaga penegakkan hukum juga tak lepas dari jamahan korupsi. Pendek kata, korupsi telah mencengkeram sendi-sendi kehidupan bernegara. Pertanyaannya adalah apakah korupsi yang telah merampas uang negara dan rakyat Indonesia ini tak terjamah oleh hukum? Apakah pedang keadilan menjadi tumpul ketika harus berhadapan dengan korupsi?<br /><br />Islam merupakan Agama yang kaffah, yang tujuan diturunkannya adalah untuk menciptakan rahmah dan tata kehidupan yang baik serta menebar nilai-nilai ketuhanan. Dalam rangka ini, Islam memberikan tata aturan yang harus ditatati oleh pemeluknya. Tata aturan ini yang kemudian disebut dengan hukum Islam. Hukum Islam ini bersandar pada syariah Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits.<br /><br />Syariah Islam yang menjadi sandaran hukum Islam mempunyai tujuan menciptakan <i>maslahah</i> (kebaikan dan keseimbangan) dalam tatanan masyarakat. Upaya untuk mewujudkan kemaslahatan ini kemudian dalam bahasa Agama disebut dengan <i><b>maqashidusy syariah</b></i>. Diantara kemaslahatan yang hendak dituju tersebut adalah terpeliharanya harta (<i><b>hifdhul mal</b></i>), baik harta milik pribadi ataupun publik dari berbagai bentuk penyelewengan dan pelanggaran.<br /><br />Hukum perbuatan korupsi menurut pendapat para ulama secara <b><i>ijma' </i></b>atau konsensus adalah haram. Haram karena bertentangan dengan prinsip maqashidusy syari’ah. Keharaman perbuatan korupsi dapat ditinjau dari berbagai segi yang antara lain :<br /><ol><li>Perbuatan korupsi merupakan tindakan curang serta penipun yang akan merugikan keuangan negara dan kepentingan publik. Tindakan ini dikecam oleh Allah dan diancam dengan hukuman yang setimpal di akhirat (QS. Ali Imran : 161) </li><li>Perbuatan korupsi yang merupakan penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang untuk memperkaya diri sendiri ataupun orang lain adalah satu bentuk penghianatan terhadap amanah kepemimpinan yang diberikan kepadanya. Berkhianat bahkan termasuk salah satu karakter orang munafiq</li><li>perbuatan korupsi termasuk tindakan dzalim karena memperkaya diri atau orang lain dari harta kekayaan negara yang merupakan jerih payah masyarakat dan termasuk orang miskin yang membayar pajak. Perbuatan dzalim ini mendapatkan adzab yang pedih (QS. Az-Zukhruf : 60) </li><li>termasuk kategori korupsi adalah kolusi dengan memberikan fasilitas negara kepada orang yang tidak berhak karena adanya kesepakatn-kesepakatan tertentu, seperti menerima suap dari pihak yang diuntungkannya. Nabi memperingatkan terhadap prilaku ini: “<i>Allah melaknat orang-orang yang menyuap dan yang menerima suap.</i>” Dalam riwayat lain disebut juga “<i>dan perantaranya</i>”. (HR. Ahmad). Juga dalam sabdanya yang lain : ”<i>Barangsiapa yang telah aku pekerjakan dalam satu jabatan, lalu kuberi gajinya, maka sesuatu yang dipungutnya tanpa sah di luar gajinya adalah korupsi.</i>” (HR. Abu Dawud) </li></ol><br />Hukum pemanfaatan hasil korupsi untuk konsumsi atau biaya lain seperti menunaikan ibadah haji, memberikan sumbangan dan sebagainya adalah haram sebagaimana pemanfaatan harta hasil merampok, mencuri dan menipu serta hasil kejahatan lainnya.<br /><br />Dalam hukum Islam dikenal tiga tindakan pelanggaran, yaitu tindak pidana hudud, tindak pidana pembunuhan dan tindak pidana<i> takzir</i> yang hukumannya diserahkan kepada hakim sesuai dengan tingkat pidananya. Menurut ulama fiqih pula, tindak pidana korupsi lebih dikelompokkan tindak pidana<i> takzir</i> walau menurut sifatnya lebih mirip dengan tindak pidana<i> hudud</i> seperti mencuri.<br /><br />Jika termasuk tindak pidana <i>hudud</i> maka pelaku korupsi akan kena hukuman potong tangan. Dan bila termasuk tindak pidana takzir maka hukumannya adalah sebagaimana tergambar dalam keterangan berikut ini :<br /><ol><li> hukuman peringatan, ancaman, teguran, celaan, dampratan, deraan, atau pukulan (QS. An-Nisa : 34)<br /></li><li>hukuman penjara, baik untuk sementara atau permanen</li><li>hukuman penyaliban sebagaimana yang diberlakukan kepada pelaku tindak keonaran dan pembangkangan <b><i>(hirabah</i></b>) </li><li>hukuman mati seperti yang diberlakukan kepada provokator, mata-mata, penyebar fitnah, kejahatan penyimpangan seksual dan perbuatan makar</li><li>hukuman pengasingan atau pembuangan</li><li>hukuman publikasi Daftar Orang-orang Tercela (DOT) seperti yang diberlakukan kepada pelaku kejahatan kesaksian palsu, kejahatan bisnis dan sebagainya</li><li>hukuman pencopotan dari jabatan</li><li>hukuman penyitaan harta dan sanksi berupa denda finansial. </li></ol><span style="font-size: x-small;">(dikutip dari buku Fiqih Aktual : Dr. Setiawan Budi Utomo)</span><br /><br />Nomor urut dalam daftar hukuman tersebut tidak mencerminkan urutan hukuman bagi pelaku korupsi, melainkan dapat diterapkan sesuai tingkat kesalahannya. Bahkan bila perlu diberlakukan secara kumulatif untuk kasus-kasus tertentu.<br /><br />Demikian, semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita. Dan semoga korupsi lenyap dari bumi tercinta Indonesia.the masterhttp://www.blogger.com/profile/07814405476437954891noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2689304520344073214.post-30192368649259033862012-01-12T01:01:00.000-08:002012-01-29T07:42:35.026-08:00Indonesia : Negeri Auto PilotTadi pagi, Kamis 12 Januari 2012 ± jam 06.30, saya menyaksikan sebuah talk show di sebuah stasiun TV swasta nasional. Menurut saya temanya cukup menarik dan menggelitik, yaitu negeri auto pilot. Auto pilot adalah istilah teknis dalam dunia penerbangan. Dimana pada saat pesawat sampai pada ketinggian tertentu pilotman melepaskan kendali manualnya dan menyerahkan sepenuhnya kepada pilot otomatis yang dikendalikan oleh komputer. <br /><br />Lalu apa hubungannya auto pilot <br /><h4 class="pullquote">Faktanya adalah, Indonesia banyak sekali masalah. Presiden selaku pilot tidak mempunyai ketegasan bersikap dan bertindak. Prahara terjadi dimana-mana, dan masyarakat dibiarkan menyelesaikan masalahnya sendiri. Yang lebih memprihatinkan, rakyat tidak ada yang membela. Mestinya penguasa melindungi rakyatnya, tetapi yang terjadi malah sebaliknya</h4>dengan negara tercinta Indonesia? Mengapa pula muncul istilah negeri auto pilot. Tidak tahu siapa yang memulai menelorka istilah ini. Yang jelas menurut budayawan Radar Panca Dahana yang turut serta dalam talk show tersebut bersama seorang lagi yang saya lupa namanya, negeri auto pilot adalah kalimat sinisme atau sindiran yang ditujukan kepada negara tercinta Indonesia. Diibaratkan sebuah pesawat, Indonesia adalah sebuah pesawat besar dengan banyak penumpang. Tetapi pesawat besar tersebut dibiarkan berjalan sendiri seperti pesawat yang dijalankan oleh auto pilot.<br /><br />Menurut Radar Panca Dahana lagi, kalau kalimat negeri auto pilot ini dalam konotasi positif berarti Indonesia merupakan negara yang struktur pemerintahannya sudah mapan, baik dan segala sesuatunya bisa berjalan dengan sempurna walau tidak oleh pilot. Maksudnya adalah Indonesia walau tidak dikendalikan oleh presiden karena segala sesuatunya sudah baik, mapan dan berjalan sebagaimana mestinya maka tidak menjadi masalah.<br /><br />Masalahya adalah struktur pemerintahan Indonesia belum baik, di sana sini terjadi kekurangan, korupsi, kolusi, ketidak adilan, <a href="http://pak-sodikin.blogspot.com/2011/12/harapan-kepada-pimpinan-kpk-yang-baru.html" target="_blank">perlakuan berbeda di depan hukum</a>, hukum belum berpihak kepada yang lemah, pemerataan kemakmuran yang timpang dan sebagainya. Kalau kemudian pilot melepaskan pilot manual dan menyerahkan kepada auto pilot berarti presiden kita melapaskan kendali kepada auto pilot pesawat besar yang namanya Indonesia ini. Penumpang di biarkan terombang-ambing dan dalam masalah besar ketika terjadi turbulensi dan badai.<br /><br />Faktanya adalah, Indonesia banyak sekali masalah. Presiden selaku pilot tidak mempunyai ketegasan bersikap dan bertindak. Prahara terjadi dimana-mana, dan masyarakat dibiarkan menyelesaikan masalahnya sendiri. Yang lebih memprihatinkan, rakyat tidak ada yang membela. Mestinya penguasa melindungi rakyatnya, tetapi yang terjadi malah sebaliknya.<br /><br /><h2><span style="font-size: small;">Pemimpin dalam Pandangan Islam</span></h2><br />Dalam pandangan Islam, pemimpin adalah bertanggung jawab dunia dan akhirat atas rakyat yang dipimpinnya. Dia tidak boleh melalaikan sedikitpun kewajibannya atas rakyatnya. Keadilan dan kemakmuran merupakan tanggung jawabnya dan hak bagi rakyatnya. Bila ada rakyatnya yang kelaparan maka dia akan dimintai pertanggungjawaban atas penderitaan rakyatnya. Dia juga akan dituntut di mahkamah mahsyar ketika tidak mampu menciptakan ketidakadilan bagi rakyatnya.<br /><br />Umar adalah sebuah contoh pemimpin yang tidak <br /><h4 class="pullquote">Umar marah seraya berkata: “apakah engkau dapat membantuku ketika aku mempertanggung jawabkan perbuatanku di hadapan Allah?”</h4>auto pilot. Dia tipe pemimpin yang tidak mau menerima laporan di atas kertas dari bawahannya. Dia lebih suka mencari dan menggali sendiri informasi tentang kemakmuran rakyatnya. Maka pada suatu malam ketika dia menjumpai seorang ibu yang memasak tungku dan disebelahya ada seorang nakn kecil yang terus menangis, Umar terus memperhatikan. Umar heran kenapa sesuatu yang dimasak di tungku sudah lama sekali sampai anaknya terlelap tidur masih belum masak juga. Akhirnya Umar mengetuk pintu dan memohon ijin untuk masuk seraya bertanya, “apa gerangan yang engkau masak? Aku perhatikan dari tadi tidak masak-masak hingga anakmu yang menangis terlelap tidur”. Si perempuan berkata, “yang aku masak sesungguhnya adalah batu untuk mendiamkan anakku yang kelaparan. Aku beri harapan bahwa sebentar lagi masakannya matang”.<br /><br /><br />Mendengar jawaban itu, Umar bertanya kepada si perempuan, “Bagaimana dengan pemimpin mu, apakah dia tidak memberikan perhatian?”. Dengan nada kecewa si perempuan menjawab bahwa sampai dengan saat itu tidak pernah mendapat perhatian dari pemimpinnya. Dada Umar bergetar, dia merasa berdosa dan bersalah. Selanjutnya Umar mohon pamit pulang.<br /><br />Sesampainya di kota, Umar segera membuka baitul mal dan mengambil sekarung bahan makanan untuk dibawa dan diserahkannya sendiri sebagai bentuk pertanggungjawabannya atas kelalaiannya selama ini. Ketika ada seorang sahabatnya yang hendak membantunya memanggul bahan makanan tersebut, Umar marah seraya berkata: “apakah engkau dapat membantuku ketika aku mempertanggungjawabkan perbuatanku di hadapan Allah?”<br /><br />Singkat cerita, bahan makanan itu kemudian diantar Umar sendiri ke rumah si perempuan tadi dan berkali-kali minta maaf atas kelalaiannya selama ini.<br /><br />Umar juga seorang yang tegas dan adil. Ketika ada seorang Gubernur memperlakukan tidak adil seorang Yahudi dan seorang Yahudi tersebut mengadukan kepada Umar maka Dia mengambil sebuah tulang dan tepat di tengahnya dibuat garis lurus dengan pedang. Umar menyerahkannya kepada orang Yahudi tersebut untuk diberikan kepada sang Gubernur.<br /><br />Ketika tulang diberikan kepada Gubernur, maka tubuh gubernur bergetar dan mukanya memerah ketakutan. Si Yahudi heran, apa gerangan yang terjadi. Dia bertanya kepada Gubernur, “wahai gubernur apa yang terjadi?”. Gubernur menjawab, “tulang ini berisi perintah kepadau untuk berbuat adil. Bila aku tidak adil maka aku akan diluruskan oleh Khalifah Umar dengan pedangnya?”. Tahulah orang Yahudi bahwa Umar adalah pemimpin yang tegas dan adil walau kepada minoritas dan yang lemah.<br /><br />Pemimpin seharusnya seperti Umar. Pemimpin yang tidak menyerahkan kendali kepemimpinannya kepada auto pilot. Karena dia akan bertanggung jawab di hadapan Allah kelak. Dia harus bertanggung jawab atas kemakmuran dan keadilan rakyatnya. Dia harus mampu memnciptakan kesejahteraan bagi rakyatnya. Menggali informasi tentang keadilan, kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya tidak didasarkan kepada laporan di atas kertas semata, tetapi lebih kepada kepekaan sosial yang harus dimilikinya.<br /><br />Hadits tentang kepemimpinan<br /><br /><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;"><b>كلكم راع وكلكم مسئول عن رعيته، فالإمام راع ومسئول عن رعيته، والرجل راع في أهل بيته ومسئول عن رعتيه، والمرأة راعية في بيت زوجها ومسئولة عن رعيتها، والخادم راع في مال سيده ومسئول عن رعيته، وكلكم راع ومسئول عن رعيته</b></span></div><br />Setiap kalian adalah penanggung jawab dan setiap penanggung jawab ditanya tentang tanggung jawabnya. Pemimpin adalam penanggung jawab dan akan ditanya soal rakyatnya… (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ahmad)<br /><br />Ayat tentang perintah melaksanakan amanat<br /><br /><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;"><b>إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا اْلأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا</b></span></div><br />Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat<br />kepada yang berhak menerimanya.” (QS. AnNisa`:<br />58)<br /><br />Semoga bermanfaat.the masterhttp://www.blogger.com/profile/07814405476437954891noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2689304520344073214.post-59197850214471369362012-01-10T21:53:00.000-08:002012-01-29T07:42:35.027-08:00Hukum Makan Kepiting<a href="http://pak-sodikin.blogspot.com/2011/12/harapan-kepada-pimpinan-kpk-yang-baru.html" target="_blank">Hukum</a> makan kepiting menjadi topik pembicaraan <a href="http://pak-sodikin.blogspot.com/" target="_blank">Materi Dakwah Islam dan Kultum</a> dalam posting ini. Kenapa masalah hukum makan kepiting? Hal ini ada sebabnya tentu saja. Sebabnya adalah adanya pertanyaan tidak langsung kepada saya tentang masalah tersebut.<br /><br />Pada satu malam, saya menikmati makan malam di sebuah warung makan dengan logo “sea food”. Seekali memang saya makan di warung ini karena saya berasal dari daerah laut sehingga suka akan makanan sea food. Menu incaran saya malam itu adalah kepiting, karena nampak besar-besar dan sangat menggugah selera makan saya.<br /><br />Ketika sedang asyik makan, tiba-tiba ada <br /><h4 class="pullquote">Tentang kehalalan atau keharaman sebuah makanan harus didasarkan pada teks atau nash dari Al-Qur’an dan Sunah Nabi</h4>orang yang menyenggol saya sera bertanya, “maaf Bapak, itu kepiting atau rajungan ya?”. Pertanyaan itu kemudian saya jawab, “oh ini kepiting pak!”. Menurut saya, walaupun tidak melanjutkan pertnyaannya, tampak di wajahnya masih ada pertanyaan yang disimpan. Tampak terheran-heran melihat saya makan kepiting dengan lahap. Kemudian dia mengambil tempat duduk tidk jauh dari saya denga pesan menu yang lain.<br /><br />Seketika saya menyimpulkan bahwa maksud Bapak tadi bertanya “apakah kepiting atau rajungan” yang saya makan adalah “bukankah kepiting haram dimakan?”. Sekali lagi ini kesimpulan saya. <br /><br />Kalau pertanyaannya tentang kehalalan kepiting dan rajungan, lalu apa perbedaan keduanya? Bukankah sama-sama binatang laut? Dan bukankah pula binatang laut halal dimakan?<br /><br />Bagi sebagaian kalangan muslim, rajungan adalah benar-benar binatang laut sehingga kehalalannya tidak diragukan. Sedangkan kepiting merupakan binatang yang tidak saja hidup di laut tetapi juga hidup di darat. Artinya, kepiting adalah binatang yang hidup di dua alam. Dan binatang yang hidup di dua alam adalah haram.<br /><br />Tentang kehalalan atau keharaman sebuah makanan harus didasarkan pada teks atau nash dari Al-Qur’an dan Sunah Nabi. Memang ada keterangan tentang haramnya hewan yang hidup di dua alam, lalu apakah kepiting benar-benar berkategori sebagai binatang yang hidup di dua alam ataukah binatang laut yang sanggup untuk hidup di darat untuk jangka waktu tertentu. Pengelompokan kepiting pada jenis binatang apa akan berpengaruh pada halal atau haramnya kepiting tersebut.<br /><br />Persoalan kepiting termasuk binatang laut atau darat atau kedua-duanya tidak bisa dijawab oleh sembarang orang. Masalah ini harus diserahkan kepada ahli biologi kelautan.<br /><br />Berdasarkan pendapat ahli biologi Dr. Sulistiono (dosen fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB) dalam makalahnya yang berjudul Eko-Biologi Kepiting Bakau (2002) dapat disimpulkan bahwa sebenarnya jenis kepiting yang biasa dikonsumsi masyarakat Indonesia tidak termasuk dalam kategori hewan yang hidup di dua alam.<br /><br />Menurutnya ada empat jenis kepiting bakau yang biasa dikonsumsi masyarakat Indonesia yaitu a)scylla serrata b) scylla tranque barrica, c) scylla olivacea, dan d) scylla paramamosain. Keempat jenis kepiting bakau ini oleh masyarakat umum disebut dengan kepiting.<br /><br />Masih menurutnya lagi, kepiting adalah jenis binatang air dengan alasan : a) bernafas dengan insang, b)berhabitat di air, c)tidak akan pernah mengeluarkan telur di darat karena memerlukan oksigen dari air.<br /><br />Berdasarekan penjelasan dari para pakar biologi, MUI (juni 2002) akhirnya juga berkesimpulan bahwa kepiting adalah binatang air.<br />Kesimpulannya adalah bahwa makan kepiting adalah boleh. Dan kepitingnya termasuk binatang halal alias tidak haram untuk dikonsumsi. Dan juga dihalalkan untuk menjadi profesi apapun yang terkait dengan kepiting.<br /><br />Demikian semoga bermanfaat. Allah Maha Tahu yang benar.the masterhttp://www.blogger.com/profile/07814405476437954891noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2689304520344073214.post-41438324112575170122012-01-09T22:12:00.000-08:002012-01-29T07:42:35.027-08:00Tata Cara Shalat JenazahShalat jenazah merupakan lanjutan dari prosesi pemulasaraan dan <a href="http://pak-sodikin.blogspot.com/2012/01/cara-merawat-jenazah.html" target="_blank">merawat jenazah</a> setelah <a href="http://pak-sodikin.blogspot.com/2012/01/cara-memandikan-jenazah-sesuai-sunnah.html" target="_blank">memandikan jenazah</a> dan <a href="http://pak-sodikin.blogspot.com/2012/01/cara-mengakafani-jenazah-sesuai-sunnah.html" target="_blank">mengafani jenazah</a>. Tata cara dan ketentuan menshalatkan atau menyalati sudah diatur oleh Rasulullah. Kita tinggal melaksanakannya sesuai dengan ketentuan dan contoh dari Rasulullah tersebut.<br /><br />Tatacara dan ketentuan shalat jenazah menurut Rasulullah akan dijelaskan oleh <a href="http://pak-sodikin.blogspot.com/" target="_blank">Materi Dakwah Islam dan Kultum</a> dengan mendasarkan pada ketentuan umum dan ketentuan khusus. Diharapkan, apa yang Anda baca ini merupakan panduan lengkap shalat jenazah.<br /><ul style="list-style-type: upper-latin;"><li>Ketentuan Umum</li><ul style="list-style-type: decimal;"><li>Mensholatkan jenazah merupakan salah satu kifayah bagi kaum Muslimin dan Muslimat</li><li>Sholat jenazah dapat dilaku secara sendiri-sendiri a berjamaah, dilakukan den posisi jenazah di depan orang yang mensholatkan</li><li>Sholat dapat juga dilakukan tanpa hadirnya jenazah yang disebut dengan sholat ghaib</li><li>Jenazah yang boleh disholatkan adalah jenazah orang Islam</li><li>Jenazah yang tidak boleh disholatkan adalah jenazah orang kafir (non-Muslim) </li><li>Adapun jenazah orang bunuh diri dan orang yang berhutang tanpa ada penjamin pelunasan hutangnya, maka Rasulullah saw. tidak mensholatkannya, tetapi beliau membiarkan sahabat mensholatkannya</li><li>Jenazah yang terpotong-potong, bila ditemukan bagian dada, dan diyakini sebagai orang Islam tetap dirawat sebagaimana biasa. Bila ditemukan bagian-bagian tubuh yang lainnya, cukup disiram, dibungkus dan dikuburkan</li><li>Jenazah yang sudah dikafani secara sempurna hendaklah segera disholatkan</li><li>Bila jenazah lebih dari satu, maka sebaiknya disholatkan sekaligus kecuali bila tidak memungkinkan</li><ul style="list-style-type: lower-latin;"><li>Bila bersamaan antara jena laki-laki dan perempuan maka dapat diatur dengan jenazah yang terdekat dengan imam adalah jenazah laki-laki kemudian di sebelah kiblat jenazah perempuan dengan digeser ke tengah supaya bagian pinggangnya sejajar arah kiblat dengan imam</li><li>Bila terdapat lebih dari satu jenazah, maka yang ditempatkan terdekat dengan imam adalah laki-laki yang lebih sholih.</li></ul><li>Imam sholat jenazah diutamakan seseorang yang ada hubungan kerabat dengan jenazah</li><li>Makmum masbuk dalam shalat jenazah hendaklah menyempurnakan takbir kekurangannya</li><li>Sholat jenazah dapat dilakukan di dalam masjid, rumah jenazah, kuburan atau tempat-tempat Iain yang memungkinkan</li><li>Dilarang sholat jenazah dalam 3 (tiga) waktu sebagai berikut: </li><ul style="list-style-type: lower-latin;"><li>Waktu terbit matahari hingga naik</li><li>Waktu matahari di tengah-tengah</li><li>Waktu hampir terbenam hingga benar-benar terbenam. </li></ul></ul><li> Ketentuan Khusus</li><ul style="list-style-type: decimal;"><li>Orang yang mensholatkan jenazah harus telah memenuhi syarat sahnya sholat</li><li>Tidak ada ketentuan syara’ yang mengharuskan jenazah diletakkan membujur ke utara atau ke selatan</li><li>Berdiri menghadap kiblat dengan jenazah di sebelah arah kiblat, jenazah di depan imam</li><li>Sholat jenazah sebaiknya dilakukan secara berjamaah</li><li>Mengenai ketentuan sejumlah (tiga) shof, bukanlah keharusan</li><li>Imam menempatkan diri pada arah kepala jenazah laki-laki, dan pada arah tengah badan (pinggang) jenazah perempuan</li><li>Shof laki-laki di muka dan shaf perempuan di belakang. </li></ul><li> Tata Cara Sholat Jenazah</li>Sholat jenazah dilaksanakan dengan cara sebagai berikut: <ul style="list-style-type: decimal;"><li>Mengikhlaskan niat karena Allah</li><li>Membaca takbir pertama (Allahu Akbar), seraya mengangkat kedua tangan lalu tangan kanan memegang tangan kiri dan keduanya diletakkan di dada (bersedekap) dilanjutkan dengan membaca Al-Fatihah dan shalawat kepada Nabi Muhammad saw</li><li>Membaca takbir kedua (Allahu Akbar), dengan mengangkat kedua tangan, kemudian kembali ke posisi bersedekap, diteruskan dengan membaca do'a</li><li>Membaca takbir ketiga Akbar), dengan mengangk tangan, kemudian kembali bersedekap, diteruskan membaca do'a</li><li>Bacalah takbir keempat Akbar), dengan mengangk tangan, kemudian kembali bersedekap, diteruskan membaca do'a ringkas; dengan membaca salam seraya memalingkan muka lalu bacalah salam kedu memalingkan muka ke kiri. </li></ul>Sholat jenazah juga dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : <ul style="list-style-type: decimal;"><li>Takbir pertama, dilanjutkan dengan membaca al-Fatihah</li><li>Takbir kedua, dilanjutkan dengan membaca shalawat Nabi saw</li><li>Takbir ketiga, dilanjutkan dengan membaca do'a</li><li>Takbir keempat, dilanjutkan membaca do'a, dan diakhiri dengan salam. </li></ul></ul><br />Demikianlah tata cara dan ketentuan shalat jenazah. Tentang bacaan shalat jenazah akan diposting pada kesempatan yang lain. Akhirnya semoga bermanfaat.the masterhttp://www.blogger.com/profile/07814405476437954891noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2689304520344073214.post-48501575036556086962012-01-08T22:44:00.000-08:002012-01-29T07:42:35.027-08:00Keajaiban, Rahasia dan Manfaat Senyuman<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-DOh7z1EHUsA/TwqMVu68BsI/AAAAAAAAANc/saJoY-_n7ho/s1600/senyum.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-DOh7z1EHUsA/TwqMVu68BsI/AAAAAAAAANc/saJoY-_n7ho/s1600/senyum.jpg" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b style="color: #20124d;">wajah dengan senyum</b></td></tr></tbody></table>The miracle of smile yang kalau di Indonesia-kan menjadi <b>keajaiban senyuman</b> menjadi posting <a href="http://pak-sodikin.blogspot.com/" target="_blank">Materi Dakwah Islam dan Kultum</a> kali ini. Kenapa tema ini diangkat, karena di dalam sebuah senyuman terdapat keajaiban dan rahasia yang luar biasa serta manfaat yang besar bagi siapa saja.<br /><br />Ya, di saat kita tersenyum ada manfaat dan keajaiban yang kita ciptakan. Senyuman yang kita sunggingkan mengandung rahasia yang dalam. Rahasia dalam pengertian yang postif tentu saja. Yaitu rahasia yang berarti pada hikmah di balik sebuah senyuman.<br /><br />Demikian besar dan luar biasanya manfaat dan keajaiban wajah kita yang menyunggingkan sebuah senyuman maka Agama Islam mencantumkannya dalam salah satu ajarannya. Rahasia di balik di ajaran tentang senyum ini perlu diketahui oleh pembaca setia <b>Materi Dakwah Islam dan Kultum</b>.<br /><br />Senyum didefinisikan sebagai gerak taw ekspresif yang tidak bersuara untuk menunjukkan rasa senang, gembira, suka dan sebagainya dengan mengembangkan bibir sedikit. Senyum tentu saja berbeda dengan tertawa. Karena tertawa mengeluarkan suara dan lebih ekspreif dalam pergerakan otot wajah.<br /><br /><h2><span style="font-size: small;">Ajaran Islam tentang tersenyum</span></h2><br />Islam menjadikan senyuman bagian<br /><h4 class="pullquote">di saat kita tersenyum ada manfaat dan keajaiban yang kita ciptakan. Demikian besar dan luar biasanya manfaat dan keajaiban wajah kita yang menyunggingkan sebuah senyuman maka Agama Islam mencantumkannya dalam salah satu ajarannya</h4>dari ajarannya. Dalam <a href="http://pak-sodikin.blogspot.com/2011/10/ajaran-islam-tentang-bicara.html" target="_blank">berbicara</a>, umat Islam juga sangat dianjurkan untu tersenyum. Hal ini antara lain disebabkan bahwa senyuman tidak saja akan menambah kita semakin manis dan enak dipandang, tetapi juga akan sangat berpengaruh terhadap kualitas bicara kita. Dengan senyuman pula berarti ada rasa hormat terhadap lawan bicara. <br /><br />Rasulullah SAW juga selalu menghiasi bicaranya dengan senyuman di bibir. Bahkan Dia tidak bicara sepatah katapun selain dengan dihiasi senyuman. Hal ini tertuang dalam sebuah hadis riwayat Ahmad sebagai berikut :<br /><br /><br /><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;"><b>عَنْ أُمِّ الدَّرْدَاءِ قَالَتْ كَانَ أَبُو الدَّرْدَاءِ لَا يُحَدِّثُ بِحَدِيثٍ إِلاَّ تَبَسَّمَ فِيهِ فَقُلْتُ لَهُ إِنِّي أَخْشَى أَنْ يُحَمِّقَكَ النَّاسُ فَقَالَ كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُحَدِّثُ بِحَدِيثٍ إِلَّا تَبَسَّمَ رواه احمد</b></span></div><br /><i>Abu Darda’ tidak berbicara tentang sesuatu kecuali sambil tyersenyum. Ummi Darda’ berkata kepadanya : “sungguh aku khawatir bila orang lain menganggapmu pandir”. Maka dia berkata : “Adalah Rasulullah tidak berbicara tentang sesuatu kecuali sambil tersenyum”.</i> (HR. Ahmad)<br /><br />Demikianlah, seseorang yang bernama Abu Darda’ dalam hidupnya meniru prilaku Rasulullah yang satu ini. Dia selalu menghiasi bibirnya saat bertutur dengan sunggingan senyum. Tentu saja kita kita sebagai umatnya harus meniru prilaku Rasulullah ini. Kita biasakan tersenyum dalam keseharian kita. Dengan senyum yang senantiasa kita kembangkan, kita akan merasakan manfaat dan keajaiban yang tidak saja bagi diri kita, tetapi juga bagi orang-orang yang ada di sekitar kita.<br /><br /><h2><span style="font-size: small;">Manfaat dan Keajaiban Senyuman</span></h2><ol><li> Senyum itu ibadah</li>Keajaiban pertama dari sebuah senyuman adalah bahwa terkembangnya sebuah senyuman dari bibir kita itu merupakan ibadah. Artinya bahwa senyuman yang selalu mengembang dari bibir kita akan bernilai ibadah dan tentu akan mendapat pahala dari Allah. Dari sini kita mengetahui bahwa tersenyum tidak saja merupakan aktifitas fisik yang hanya bernilai fisik, tetapi juga aktifitas ruhani dan psikis sehingga wajar kalau kemudian mendapatkan limpahan balasan dari Allah. Bahkan senyuman juga dikategorikan sebagai sebuah sedekah sebagaimana sabda Rasul “sunggingan senyum dibibir kepada saudaramu adalah sadaqah”. Sungguh luar biasa, kita tidak perlu keluar biaya untuk mendapatkan kebaikan dari Allah. Kita juga tidak perlu repot untuk memberikan kebaikan kepada orang lain. Hanya dengan senyum tersungging di bibir kita telah mendapatkan kebaikan itu. Tentu saja sebuah senyuman yang ikhlas.<li>Senyum pembawa berkah</li>Berkah secara sederhana dapat dikatakan sebagai nilai kebaikan dan kebaikan itu terus berkembang dan menjadi lebih banyak. Artinya, satu kebaikan yang kita lakukan (misalnya tersenyum), dampak dari kebaikan itu akan terus berkembang dan menjadi semakin banyak lagi nilai kebaikannya. Senyum yang selalu menghiasi bibir kita tentu saja akan berkah karena kebaikan selalu mengiringi orang-orang yang tersenyum. Keberkahan itu dapat berupa kesuksesan yang tak terduga karena senyuman kita. Misalnya ketika menyelesaikan masalah antara kita dengan orang lain. Coba lakukan dengan tanpa senyum dan dengan wajah masam, tentu saja sulit terselesaikan masalahnya. Kemudian bandingkan dengan penyelesaian masalah yang selalu diiringi dengan senyum mengembang, pasti lain suasana dan hasilnya. Keberkahan lain barangkali dapat berupa keadaan hati yang tertentramkan. Hadapi orang-orang yang banyak masalah dengan senyuman tulus maka mereka akan merasa mendapat support atau dukungan. Gundah gulana hati yang risau akan akan damai. Hal ini yang dilakukan Putri Diana ketika menjabat tangan ODHA (orang-orang dengan hiv aids) yang dibarengi dengan senyuman. Dan keberkahan yang lain, yang hanya Anda yang tahu dan merasakannya bila melakukannya.<li>Senyum itu menyehatkan</li>Ya senyum itu menyehatkan. Di dalam senyuman yang tulus ada kegembiraan, suasana hati yang menyenangkan, rasa bahagia, optimis dan sebagainya. Berbeda dengan kemarahan dan ketakutan. Orang-orang yang marah didominasi oleh hormon noradrenalin. Demikian juga orang-orang yang penuh rasa takut akan dikuasi oleh hormon adrenalin. Kedua hormon ini sangat berbahaya bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah. Orang-orang yang tidak dapat mengontrolnya lebih beresiko kena penyakit jantung. Berbeda dengan orang bahagia dan gembira, mereka akan diselimuti hormon positif. Dan tentu saja dalam kesehariannya akan memandang segala sesuatu dari sudut positif. Dia selalu positif thinking terhadap segala yang ada disekitarnya. Maka ekspresinya adalah sunggingan senyum di bibir. Orang-orang seperti ini akan menjalani hidup dengan lebih bisa menikmati.<li>Senyum itu indah</li>Secara kasat mata dapat dibedakan dampak senyuman antara wajah yang jauh dari senyum dan wajah yang penuh senyuman. Dalam wajah yang selalu dihiasi dengan senyuman akan tampak lebih menarik dan berseri-seri. Menarik untuk diajak berbicara dan diskusi serta menyelesaikan masalah. Wajah yang berhias senyuman ikhlas akan memancarkan aura kepribadian hebat, cantik, menarik, dan hal-hal positif lainnya. Inilah yang kemudian disebut dengan inner beauty. Sekarang coba lihat wajah-wajah tanpa ekspresi senyum. Apakah mereka menarik? Tentu saja tidak. Yang terpancar dari wajah seperti ini adalah sifat angkuh, sombong, penyendiri, slit kerja sama dan sebagainya. </ol><br />Demikian sekilas gambaran tentang <b>miracle of smile</b> atau <b>keajaiban senyum</b> yang dipersembahkan oleh Materi Dakwah Islam dan Kultum. Apa yang tertuang dalam posting ini hanya sebagian. selengkapnya akan Anda rasakan dalam hidup setelah Anda mempraktekkanya. Semoga bermanfaat.the masterhttp://www.blogger.com/profile/07814405476437954891noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2689304520344073214.post-2248230343476103912012-01-06T20:52:00.000-08:002012-01-29T07:42:35.027-08:00Cara Mengkafani Jenazah Sesuai SunnahDalam <a href="http://pak-sodikin.blogspot.com/2012/01/cara-merawat-jenazah.html" target="_blank">cara merawat jenazah</a>, ada satu tahapan yang harus dilakukan yaitu mengafani atau mengkafani-nya. Mengafani jenazah dilakukan setelah orang-orang beriman <a href="http://pak-sodikin.blogspot.com/2012/01/cara-memandikan-jenazah-sesuai-sunnah.html" target="_blank">memandikan jenazah</a> saudaranya dengan cara sebaik-baiknya dan harus sesuai dengan tata cara dan ketentuan dari Rasul.<br /><br />Posting kali ini merupakan panduan lengkap dari <a href="http://pak-sodikin.blogspot.com/" target="_blank">Materi dakwah Islam dan Kultum</a> tentang cara mengafani atau mengkafani jenazah. Tentu saja panduan ini sesuai dengan tuntunan dan sunnah Rasulullah.<br /><br />Orang-orang beriman tinggal melaksanakannya sesuai dengan sunnah Rasul. Sebagaimana memandikan, dalam mengafani jenazah yang sudah ada tata cara dan ketentuan yang sudah baku dari Rasulullah tersebut, tidak boleh neko-neko dan mengada-ada.<br /><br />Yang terkait dengan tahapan mengkafani jenazah <br /><h4 class="pullquote">Sebagaimana memandikan, dalam mengafani jenazah yang sudah ada tata cara dan ketentuan yang sudah baku dari Rasulullah tersebut, tidak boleh neko-neko dan mengada-ada.</h4>adalah : perlengkapan dan persiapan serta prosedur mengafani jenazah.<br /><br /><span style="font-size: large;"><b>Perlengkapan dan Persiapan</b></span><br /><br />Perlengkapan yang diperlukan untuk mengafani jenazah adalah sebagai berikut:<br /><ul style="list-style-type: decimal;"><li>Kain untuk mengafani secukupnya, diutamakan yang berwarna putih</li><li>Kain kafan untuk jenazah laki-laki terdiri dari 3 (tiga) lembar, sedangkan kain kafan untuk jenazah perempuan terdiri dari 5 (lima) lembar kain, terdiri dari: </li><ul style="list-style-type: lower-latin;"><li>Kain basahan</li><li>Baju kurung</li><li>Kerudung</li><li>Dua lembar kain penutup. </li></ul><li>Sebaiknya disediakan perlengkapan sebagaiberikut: </li><ul style="list-style-type: lower-latin;"><li>Tali sejumlah 3, 5,7 atau 9, antara lain untuk:</li><ul style="list-style-type: lower-roman;"><li>Ujungkepala</li><li>Leher</li><li>Pinggang/ pada lengan tangan</li><li>Perut</li><li>Lutut</li><li>Pergelangan khaki</li><li>Ujung khaki</li></ul><li>Kapas secukupnya</li><li>Kapur barus atau pewangi secukupnya. </li></ul><li>Meletakkan kain memanjang searah tubuhnya, di atas tali-tali yang telah disediakan</li><li>Untuk jenazah perempuan, aturlah mukena, baju dan kain basahan sesuai dengan letaknya</li></ul><br /><span style="font-size: large;"><b>Pelaksanaan Mengkafani Jenazah</b></span><br /><br />Setelah semua perlengkapan disiapkan, maka dimulailah mengafani jenazah dengan urutan sebagai berikut:<br /><ul style="list-style-type: decimal;"><li>Jenazah diletakkan membujur di atas kain kafan, dalam keadaan tertutup selubung kain</li><li>Lepaskan kain selubung dalam keadaan aurat tetap tertutup</li><li>Bilamana diperlukan, tutuplah dengan kapas lubang-lubang yang mengeluarkan cairan</li><li>Bagi jenazah laki-laki, ditutup dengan 3 (tiga) lapis kain secara rapih dan diikat dengan simpul di sebelah kiri</li><li>Bagi jenazah yang berambut panjang (perempuan) hendaklah rambutnya dikepang, bila memungkinkan</li><li>Bagi jenazah perempuan, kenakan (pakaikan) 5 (lima) lapis kain, yaitu: kerudung untuk kepala, baju kurung, kain basahan penutup aurat dan 2 (dua) lembar kain penutup secara rapih, serta diikat dengan simpul di sebelah kiri</li><li>Bila diperlukan, ruangan di sekitar jenazah diberi wewangian (diukup). </li></ul><br />Berikut adalah cara memotong dan menggunakan kain kafan :<br /><br />Model 1 :<br /><div><div style="margin: 5px;"><div class="smallfont" style="margin-bottom: 2px;"><i><span style="font-weight: bold;">Cara memotong kain kafan 1</span></i><input onclick="if (this.parentNode.parentNode.getElementsByTagName('div')[1].getElementsByTagName('div')[0].style.display != '') { this.parentNode.parentNode.getElementsByTagName('div')[1].getElementsByTagName('div')[0].style.display = ''; this.innerText = ''; this.value = 'Hide'; } else { this.parentNode.parentNode.getElementsByTagName('div')[1].getElementsByTagName('div')[0].style.display = 'none'; this.innerText = ''; this.value = 'Show'; }" style="margin: 0px; padding: 0px; width: 60px;" type="button" value="Show" /></div><div class="alt2" style="border: 1px inset; margin: 0px; padding: 6px;"><div style="display: none;"><img alt="cara memotong kain kafan" border="0" height="320" src="http://2.bp.blogspot.com/-9ippkid4uHM/TwfLPSvpLoI/AAAAAAAAAMg/xOjpEWW8DkI/s320/cara_memotong_kain_kafan_1.gif" title="cara memotong kain kafan" width="206" /></div></div></div></div><br />Model 2<br /><div><div style="margin: 5px;"><div class="smallfont" style="margin-bottom: 2px;"><i><span style="font-weight: bold;">Cara memotong kain kafan 2 </span></i><input onclick="if (this.parentNode.parentNode.getElementsByTagName('div')[1].getElementsByTagName('div')[0].style.display != '') { this.parentNode.parentNode.getElementsByTagName('div')[1].getElementsByTagName('div')[0].style.display = ''; this.innerText = ''; this.value = 'Hide'; } else { this.parentNode.parentNode.getElementsByTagName('div')[1].getElementsByTagName('div')[0].style.display = 'none'; this.innerText = ''; this.value = 'Show'; }" style="margin: 0px; padding: 0px; width: 60px;" type="button" value="Show" /></div><div class="alt2" style="border: 1px inset; margin: 0px; padding: 6px;"><div style="display: none;"><img alt="cara memotong kain kafan" border="0" height="320" src="http://1.bp.blogspot.com/-IJxg9ZOdmH8/TwfLQIiHyxI/AAAAAAAAAMo/EV9KNuPyzs8/s320/cara_memotong_kain_kafan_2.gif" title="cara memotong kain kafan" width="205" /></div></div></div></div><br />Cara menggunakan kain kafan :<br /><br />Pola 1<br /><div><div style="margin: 5px;"><div class="smallfont" style="margin-bottom: 2px;"><i><span style="font-weight: bold;">Cara menggunakan kain kafan 1 </span></i><input onclick="if (this.parentNode.parentNode.getElementsByTagName('div')[1].getElementsByTagName('div')[0].style.display != '') { this.parentNode.parentNode.getElementsByTagName('div')[1].getElementsByTagName('div')[0].style.display = ''; this.innerText = ''; this.value = 'Hide'; } else { this.parentNode.parentNode.getElementsByTagName('div')[1].getElementsByTagName('div')[0].style.display = 'none'; this.innerText = ''; this.value = 'Show'; }" style="margin: 0px; padding: 0px; width: 60px;" type="button" value="Show" /></div><div class="alt2" style="border: 1px inset; margin: 0px; padding: 6px;"><div style="display: none;"><img alt="cara memotong kain kafan" border="0" height="235" src="http://1.bp.blogspot.com/-zGws5dEHLIk/TwfLQytSzjI/AAAAAAAAAMw/RtsxkyWNb2k/s320/menggunakan_pola_1.gif" title="cara memotong kain kafan" width="320" /></div></div></div></div><br />Pola 2<br /><div><div style="margin: 5px;"><div class="smallfont" style="margin-bottom: 2px;"><i><span style="font-weight: bold;">Cara menggunakan kain kafan 2 </span></i><input onclick="if (this.parentNode.parentNode.getElementsByTagName('div')[1].getElementsByTagName('div')[0].style.display != '') { this.parentNode.parentNode.getElementsByTagName('div')[1].getElementsByTagName('div')[0].style.display = ''; this.innerText = ''; this.value = 'Hide'; } else { this.parentNode.parentNode.getElementsByTagName('div')[1].getElementsByTagName('div')[0].style.display = 'none'; this.innerText = ''; this.value = 'Show'; }" style="margin: 0px; padding: 0px; width: 60px;" type="button" value="Show" /></div><div class="alt2" style="border: 1px inset; margin: 0px; padding: 6px;"><div style="display: none;"><img alt="cara memotong kain kafan" border="0" height="235" src="http://1.bp.blogspot.com/-Ffyb1zzHjcY/TwfLOkmuU_I/AAAAAAAAAMc/Mknw5Z8WGO0/s320/menggunakan_pola_2.gif" title="cara memotong kain kafan" width="320" /></div></div></div></div><br /><br />Demikianlah, tata cara dan ketentuan mengkafani jenazah sesuai dengan sunnah Rasulullah dan semoga bermanfaat.the masterhttp://www.blogger.com/profile/07814405476437954891noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-2689304520344073214.post-58048202284014800922012-01-05T20:00:00.000-08:002012-01-29T07:42:35.027-08:00Cara Memandikan Jenazah Sesuai Sunnah RasulullahTata cara, aturan serta ketentuan yang sesuai dengan Rasulullah dalam memandikan jenzah adalah sebagaimana yang tertuang dalam posting yang sedang anda baca ini.<br /><br />Walaupun hanya urusan memandikan jenazah, tetapi Rasulullah telah memberikan ketetuan dan tata cara yang harus diikuti oleh umatnya. Umatnya tidak boleh mengada-ada atau membuat aturan sendiri.<br /><br />Tatacara memandikan jenazah ini merupakan rangkaian dari tata <a href="http://pak-sodikin.blogspot.com/2012/01/cara-merawat-jenazah.html" style="color: red;" target="_blank">cara merawat jenazah</a> yang sesuai dengan sunah Rasul, yang ingin disampaikan kepada pembaca <a href="http://pak-sodikin.blogspot.com/" target="_blank"><span style="color: red;">Materi dakwah Islam dan Kultum</span></a>. <br /><br />Adapun rangkaian tata cara <br /><h4 class="pullquote">Walaupun hanya urusan memandikan jenazah, tetapi Rasulullah telah memberikan ketetuan dan tata cara yang harus diikuti oleh umatnya. Umatnya tidak boleh mengada-ada atau membuat aturan sendiri </h4>dan ketentuan memandikan jenazah yang sesuai dengan sunah Rasul meliputi : persiapan, cara memandikan jenazah, dan mengeringkan setelah memandikan.<br /><br />A. Persiapan<br /><ol><li>Menyediakan air yang suci dan mensucikan, secukupnya dan mempersiapkan perlengkapan mandi seperti handuk, sabun, wangi-wangian, kapur barus, dan lain-lain</li><li>Mengusahakan tempat untuk memandikan jenazah yang tertutup sehingga hanya orang yang berkepentingan saja yang adadisitu</li><li>Menyediakan kain kafan secukupnya</li><li>Usahakanlah orang-orang yang akan memandikan jenazah itu adalah<br />keluarga dekat jenazah atau orang-orang yang dapat menjaga rahasia. Jika jenazahnya lelaki maka yang memandikan harus lelaki, demikian juga sebaliknya bila jenazahnya perempuan maka yang memandikan harus perempuan, kecuali suami kepada istrinya atau istri kepada suaminya. Dalam hal ini tidak ada kias seorang anak memandikan orang tuanya yang lainjenis. </li></ol><br />B. Cara memandikan jenazah<br /><ol><li>Niatkarena Allah SWT</li><li>Membalut jenazah dengan kain tebal (tidak transparan) untuk menutup aurat, lalu seluruh pakaian yang sebelumnya melekat di badannya dilepaskan. Artinya, jenazah dimandikan dalam keadaan terturup auratnya. Membersihkannya dengan merogohnya</li><li>Melepaskan perhiasan dan gigi palsunya bila memungkinkan</li><li>Membersihkan rongga mulutnya, kuku-kukunya dan seluruh tubuhnya dari kotoran dan najis</li><li>Memulai memandikan dengan membersihkan anggota wudlunya dengan mendahulukan yang kanan dan menyiramnya hingga rata tiga, lima, tujuh kali atau sesuai dengan kebutuhan</li><li>Pada waktu memandikan hendaknya dengan hati-hati, lembut, dan sopan</li><li>Pada bagian akhir siraman hendaklah dicampurkan dengan wangi-wangian, seperti kapur barus atau daun bidara</li><li>Mengeringkan badan jenazah dengan handuk dan berilah wangi-wangian. Bagi jenazah yang berambut panjang hendaklah dikepang rambutnya bila memungkinkan. </li></ol><br />Selain itu ada beberapa catatan yang harus diperhatikan :<br /><ol><li>Orang yang gugur, syahid da am peperangan membela agama Allah, cukup dimakamkan dengan pakaiannya yang melekat di tubuhnya (tanpa dimandikan, dikafani dan disholatkan) </li><li>Orang yang wafat dalam keadaan berihram dirawat seperti biasa tanpa diberi wewangian</li><li>Orang yang syahid selain dalam peperangan membela agama Allah seperti melahirkan, tenggelam, terbakar dirawat seperti biasa</li><li>Jenazah janin yang telah berusia 4 bulan dirawat seperti biasa</li><li>Apabila terdapat halangan untuk memandikan jenazah, maka cukup diganti dengan tayamum</li><li>Bagi orang yang memandikan jenazah disunnahkan untuk mandi.</li></ol><br />Demikian ketentuan dan tatacara memandikan jenazah, semoga bermanfaat.the masterhttp://www.blogger.com/profile/07814405476437954891noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2689304520344073214.post-14042830088512516232012-01-05T16:33:00.000-08:002012-01-29T07:42:35.027-08:00Cara Merawat Jenazah Sesuai Sunnah RasulDalam posting kali ini, <a href="http://pak-sodikin.blogspot.com/" target="_blank">Materi Dakwah Islam dan Kultum</a> memberikan panduan dan tutorial lengkap tentang tata cara dan ketentuan dalam merawat atau pemulasaraan jenazah sesuai dengan sunnah Rasulullah.<br /><br />Salah satu kewajiban orang beriman pada saat masih hidup adalah merawat dan mengurusi jenazah orang atau saudara muslimnya. Tetapi ada cara dan aturan sesuai dengan sunnah Rasul. Siapapun jenazahnya, orang yang masih hidup mempunyai kewajiban untuk memperlakukannya dengan baik sesuai dengan tata cara dan ketentuan dari Rasulullah.<br /><br />Masalah merawat dan memperlakukan jenazah adalah sesuatu yang penting dalam Islam. Ada tata cara dan aturan yang harus diperhatikan. Karena termasuk ibadah yang jelas ketentuannya maka dalam memperlakukan jenazah harus sesuai dengan ketentuan atau sunnah Rasul sebagaimana yang tertera dalam banyak Haditsnya. Orang yang beriman tidak boleh mengada-adakan upacara tentang jenazah ini. Semua harus sesuai dengan ketentuan Rasul. Ketentuan Rasul ini harus dipedomani.<br /><br />Setiap manusia pasti mati dan menghadap Allah untuk mempertanggungjawabkan amaliyahnya selama di dunia. Dan bagi yang masih hidup harus mau mengurusi dan merawat jenazah saudarnya. Hal ini dikarenkan, pada saatnya nanti ketika tiba giliran masing-masing dari kita untuk mengahadap Allah maka orang lain yang masih hiduppun akan<br /><h4 class="pullquote">Setiap manusia pasti mati dan menghadap Allah untuk mempertanggung jawabkan amaliyahnya selama di dunia </h4>merawat dan mengurusi jenazah kita.<br /><br />Jika salah seorang dari saudaramu yang muslim meninggal dunia, maka ucapkanlah:<br /><br /><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;"><b>انا لله وان اليه راحعون. اللهم اجرني في مصيبتي واخلف لي خيرا منها</b></span></div><br />INNA- LILLA-HI WA INNA- ILAIHI RA-JI’U-N. ALLO-HUMMA AJIRNI- Fl-MUSHIBATI- WAKHLUFLI- KHAIRAN MINHA-<br /><br />"Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya kami akan kembali kepada-Nya. Ya Allah berilah aku pahala dalam musibahku dan gantikanlah untukku yang lebih baik daripadanya".<br /><br />Hal-hal yang segera dilakukan terhadap jenazah:<br /><ol><li>Dipejamkan matanya, mendo'akan dan memintakan ampun atas dosanya</li><h4 class="pullquote">Karena termasuk ibadah yang jelas ketentuannya maka dalam memperlakukan jenazah harus sesuai dengan ketentuan atau sunnah Rasul sebagaimana yang tertera dalam banyak Haditsnya</h4><li>Dilemaskan tangannya untuk disedekapkan di dada dan kakinya diluruskan</li><li>Dikatupkan mulutnya dengan mengikatkan kain melingkari dagu, pelipis sampai ubun-ubun, bila jenazah menganga mulutnya</li><li>Bila memungkinkan jenazah diletakkan membujur ke arah utara dan badannya diselubungi dengan kain</li><li>Menyebarluaskan berita kematiannya kepada kerabat-kerabatnya dan handai tolannya</li><li>Diperbolehkan mencium dan menangisi jenazah, sepanjang tidak sampai menjerit-jerit dan meratap-ratap</li><li>Menyegerakan pelunasan hutang-hutang jenazah</li><li>Menyegerakan perawatanjenazah.</li></ol>Adapun perawatan jenazah terdiri dari:<br /><ol><li>Memandikanjenazah</li><li>Mengafani jenazah</li><li>Menshalatkan jenazah</li><li>Mengubur jenazah.</li></ol><br />Demikian pengantar merawat jenazah. Dan masing-masing akan dijelaskan dalam posting-posting selanjutnya.<br /><br />Semoga beranfaat!the masterhttp://www.blogger.com/profile/07814405476437954891noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2689304520344073214.post-35578143206652396502012-01-04T22:16:00.000-08:002012-01-29T07:42:35.028-08:00Hukum Doggie Style<a href="http://pak-sodikin.blogspot.com/2012/01/fatwa-tentang-hukum-oral-sex.html" target="_blank">Fatwa Tentang Hukum Oral Sex</a> merupakan tema posting sebelumnya. Kali ini, <a href="http://pak-sodikin.blogspot.com/" target="_blank">Materi Dakwah Islam dan Kultum</a> mengangkat tema yang hampir sama yaitu <br /><h4 class="pullquote">“Ya Rasulullah! Celaka aku. Nabi bertanya: apa yang mencelakakan kamu? Ia menjawab: tadi malam saya memutar kakiku –satu sindiran tentang bersetubuh dari belakang– maka Nabi tidak menjawab, hingga turun ayat (al-Baqarah: 223) lantas beliau berkata kepada Umar: boleh kamu bersetubuh dari depan dan boleh juga dari belakang, tetapi hindari di waktu haidh dan dubur.” (Riwayat Ahmad dan Tarmizi)</h4>tentang <b>hukum hubungan sex</b> antara suami istri dengan cara <b>doggie style</b>. <br /><br /><b>Doggie style</b> adalah cara <b>hubungan sex</b> antara <b>suami dan istri</b> (ingat : suami istri !!!), tetapi dilakukan dari belakang. Secara umum, hubugan sex antara suami dan istri dilakukan dengan <i>face to face</i> atau berhadapan tetapi dalam gaya ini, suami melakukannya dari arah belakang.<br /><br />Pertanyaannya adalah : bolehkah, <b>menurut Islam</b> melakukan hubungan sex antara suami dan istri dengan <b>doggie style</b>? Atau <b>bagaimana hukum</b>nya menurut Islam?<br /><br />Untuk menjawab pertanyaan ini tidak se-<i>debatable </i>pertanyaan seputar hukum <b>oral sex</b>. Hal ini disebabkan pijakan hukumnya jelas. Di samping menggunakan ayat yang tertera dalam QS Al-Baqarah : 233 yang berbunyi :<br /><br /><br /><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;"><b>نساءكم حرث لكم فأتوا حرثكم انى شئتم</b></span></div><br /><i>“istri-istrimu adalah ladangmu, maka datangilah ladangmu itu dari mana saja kamu inginkan.”</i> Ada juga Hadits Nabi yang membahas akan hal ini. Misalnya adalah Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Dalam Hadits tersebut dikisahkan :<br /><br />Ada seorang perempuan Anshar bertanya kepada Nabi tentang menyetubuhi perempuan di farjinya tetapi lewat belakang, maka Nabi membacakan ayat:<br />“Isteri-isterimu adalah ladang buat kamu, karena itu datangilah ladangmu itu sesukamu.” (al-Baqarah: 223) <br /><br />Demikian juga sebuah kisah tentang Umar Bin Khattab, dimana ia mengadukan halnya untuk klarifikasi dan minta penjelasan soal ini : <br /><br />“Ya Rasulullah! Celaka aku. Nabi bertanya: apa yang mencelakakan kamu? Ia menjawab: tadi malam saya memutar kakiku –satu sindiran tentang bersetubuh dari belakang– maka Nabi tidak menjawab, hingga turun ayat (al-Baqarah: 223) lantas beliau berkata kepada Umar: boleh kamu bersetubuh dari depan dan boleh juga dari belakang, tetapi hindari di waktu haidh dan dubur.” (Riwayat Ahmad dan Tarmizi)<br /><br />Betapa jelas dan gamblangnya dua kisah tersebut di atas. Dari membacanya, kita langsung bisa menyimpulkan sendiri tentang hukum hubungan sex antara suami dan istri dengan gaya doggie style (melakukannya dari belakang).<br /><br />Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa antara suami dan istri yang melakukan hubungan sex dengan cara doggie style, hukumnya diperbolehkan.<br /><br /><h2><span style="font-size: small;">Hukum Anal Sex</span></h2><br />Meskipun ada ayat di atas, yaitu QS Al-Baqarah 233 tidak secara serta merta hubungan sex antara suami dan istri dengan cara anal sex diperbolehkan atau halal. Apalagi ada hadits-hadits Nabi yang memberikan penjelasan dengan tegas dan gamblang.<br /><br />Misalnya hadits yang menceritakan kisah Umar bin Khattab di atas, di mana Nabi membolehkan Umar melakukannya dari belakang asalkan di tempat yang semestinya dan sekaligus melarangnya melalui dubur. <br /><br />Pertimbangan-pertimbangan yang mendasari pelarangan anal sex hanya Rasul yang tahu. Akan tetapi kita dapat mencari alasan-alasan sendiri tentang pelarangannya. Misalnya, dubur bukan tempat yang wajar untuk melakukan hubunga sex. Sifatnya yang kotor karena tempat saluran pembuangan limbah feses yang penuh kuman dan najis dan sebagainya.<br /><br />Kesimpulannya adalah anal sex hukumnya haram.<br /><br />Allah Maha Tahu tentang kebenarannya.the masterhttp://www.blogger.com/profile/07814405476437954891noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2689304520344073214.post-34536237242928763262012-01-03T19:55:00.000-08:002012-01-29T07:42:35.028-08:00Fatwa Tentang Hukum Oral Sex<b>Hubungan seks</b> (sex) antara suami istri adalah sesuatu yang <b>halal</b>, bahkan dapat bernilai <b>ibadah</b>. Semua sepakat tentang hal itu. Namun ada hal-hal yang menjadi bahan diskusi di kalangan fuqaha dan menjadi pertanyaan sebagian masyarakat yang di antaranya adalah tentang <b>hukum</b> hubungan sex dengan model tertentu. di antara yang didiskusikan adalah <br /><h4 class="pullquote">Memang, masalah hubungan sex antara suami dan istri tidak sekedar urusan pelampiasan dan pemuasan nafsu syahwat atau sekedar mencari kenikmatan, akan tetapi menyangkut persoalan akhlak, ibadah, sosial, etika, nilai dan sebagainya. Jadi masalah hubungan sex antara suami istri ini adalah termasuk sesuatu yang komplek.</h4><b>hubungan sex</b> yang dilakukan secara <b>oral sex</b>, <b>anal sex</b> dan <b>doggy style</b> (hubunga sex dari belakang). <br /><br />Khusus tentang <b>oral sex</b>, terjadi perbedaan pendapat. Karena berbeda pendapat, maka <b>fatwa</b> tentang <b>hukum</b>nya pun berbeda. Perbedaan ini lebih diakibatkan pada cara memandang <b>oral sex</b> itu sendiri. Ada yang beranggapan bahwa <b>oral sex</b> sebagai sesuatu yang biasa karena terjadi antara suami dan istri. Namun ada juga yang memandangnya sebagai sesuatu yang tidak terhormat dan lebih menyerupai hewan.<br /><br />Dalam kesempatan kali ini, <a href="http://pak-sodikin.blogspot.com/" target="_blank"><b>Materi Dakwah Islam dan Kultum</b></a> mengangkatnya dalam posting. Kebetulan beberapa saat yang lalu ditanya tentang <b>hukum</b> suami dan istri yang melakukan <b>hubungan sex</b> dengan cara <b>oral</b>. Tema yang diangkat ini bukanlah sebuah fatwa atau pendapat pribadi yang bertujuan untuk memberikan judge, tetapi lebih bersifat pada pemaparan beberapa pendapat yang berkembang selama ini di kalangan ahli fikih (fiqh). Penulis sendiri tidak tahu mana yang benar atau lebih mendekati kebenaran di antara pendapat-pendapat yang ada.<br /><br />Memang, masalah hubungan sex antara suami dan istri tidak sekedar urusan pelampiasan dan pemuasan nafsu syahwat atau sekedar mencari kenikmatan, akan tetapi menyangkut persoalan <a href="http://pak-sodikin.blogspot.com/2011/10/hidup-indah-dengan-akhlak-terpuji-1.html" target="_blank">akhlak</a>, <a href="http://pak-sodikin.blogspot.com/2011/10/sikap-mukmin-terhadap-perbedaan-ibadah.html" target="_blank">ibadah</a>, sosial, etika, nilai dan sebagainya. Jadi masalah hubungan sex antara suami istri ini adalah termasuk sesuatu yang komplek. <br /><br />Tentang masalah <b>hukum oral sex</b>, secara eksplisit tidak ada teks ayat dalam Al-Qur’an maupun Hadits yang memberikan penjelasan secara <i>sharih</i> (jelas). Yang ada adalah pendapat-pendapat fuqaha yang didasarkan kepada bagaimana mereka memandang <b>oral sex</b> dari sudut mereka, dari hasil pemahaman dan internalisasi nilai-nilai yang mereka anut.<br /><br />Al-Qur’an misalnya, dalam satu ayat, QS. Al-Baqarah : 223 hanya mengungkapkan dengan bahasa yang halus yaitu :<br /><br /><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;"><b>نساءكم حرث لكم فأتوا حرثكم انى شئتم</b></span></div><br /><i>“istri-istrimu adalah ladangmu, maka datangilah ladangmu itu dari mana saja kamu inginkan.”</i> Dalam ayat ini tidak disebut dengan eksplisit harus dengan cara bagaimana sehingga menimbulkan berbagai pendapat. Tidak seperti hubungan sex dari belakang atau <b>doggy style</b> dan <b>anal sex</b> yang dalam hadits disebutkan secara eksplisit bentuk pembolehan dan larangannya, masalah <b>oral sex</b> tidak ada teks eksplisit atau nash yang <i>sharih</i> tentangnya.<br /><br />Berikut ini adalah berbagai <b>fatwa </b>seputar <b>hukum oral sex</b> yang dirangkum dari berbagai sumber. Keterangan ini pula yang Materi Dakwah Islam dan Kulrum gunakan untuk menjawab saat ditanya tentang persoalan ini :<br /><br />Pendapat pertama adalah berhujjah dengan pengertian <i>'harts'</i> yang berarti ladang dalam menafsirkan QS. Al-Baqarah : 223 yang berarti boleh “diperlakukan” dengan bagaimanapun seperti teks ayatnya.<br /><br />Sehingga bila mengacu pada pendapat ini, apapun style yang dilakukan boleh-boleh saja karena istrimu adalah ladangmu sendiri. Karena itu mereka mengkategorikannya sebagai bagian dari foreplay <i>(muda`abah)</i> dalam hubungan suami istri.<br /><br />Kedua, ada ulama yang memakruhkan atau melarangnya dengan alasan dan beragam argumen. Misalnya adalah oral sex dapat mengurangi muru`ah (kehormatan) atau oral sex dikategorikan sebagai tidak menjaga kemaluan. Dalam memberikan pendapat, digunakan juga surat AL-Baqarah : 223. Menurut pendapat ini, benar bahwa Allah memerintahkan untuk mendatangi “ladang” kita begaimanapun yang kita mau. Tetapi harus diingat bahwa yang diperintahkan Allah itu mendatangi `ladang` dan maksud dari `ladang` adalah farj atau kemaluannya, dan bukan bagian tubuhnya yang lain.<br /><br />Sedangkan yang ketiga adalah pendapat yang sangat tegas mengharamkannya. Mufti Saudi Arabia bagian Selatan, Asy-Syaikh Al`Allamah Ahmad bin Yahya An-Najmi hafizhohullah mengatakan : "Adapun isapan istri terhadap kemaluan suaminya (oral sex), maka ini adalah haram, maka tidak diperbolehkan. Karena kemaluan suami dapat memancarkan sesuatu yang berupa air madzy dan bersifat najis menurut kesepakatan ulama. Apabila air madzy itu masuk ke dalam mulutnya lalu ke perutnya maka boleh jadi akan menyebabkan penyakit baginya. <br /><br />Sedang menurut Muhammad Nashiruddin AI-Albany rahimahullah ditanya sebagai tentang oral sex maka menjawab : "ini adalah perbuatan sebagian binatang, seperti anjing. Dan kita punya dasar umum bahwa dalam banyak hadits, Rasul melarang untuk tasyabbuh (menyerupai) hewan-hewan, seperti larangan turun untuk sujud menyerupai turunnya onta dan menoleh seperti tolehan srigala dan mematuk seperti patukan burung gagak. Demikian juga Rasul melarang untuk tasyabbuh dengan orang kafir. Maka seharusnya seorang muslim tidak melakukan hal-hal yang dapat menyerupai hewan-hewan dan orang-orang kafir."<br /><br />Demikian juga pendapat salah seorang ulama besar kota Madinah, Asy-Syaikh AI-`Allamah `Ubaid bin 'Abdillah bin Sulaiman AI-Jabiry hafizhahullah : "Ini adalah haram, karena is termasuk tasyabbuh dengan hewan-hewan. Namun banyak di kalangan kaum muslimin yang tertimpa oleh perkara-perkara yang rendah lagi ganjil menurut syari'at, akal dan fitrah seperti ini. Hal tersebut karena ia menghabiskan waktunya untuk mengikuti rangkaian film-film porno melalui video atau televisi yang rusak. Seorang lelaki muslim berkewajiban untuk menghormati istrinya dan jangan ia berhubungan dengannya kecuali sesuai dengan perintah Allah. Kalau ia berhubungan dengannya selain dari tempat yang Allah halalkan baginya maka tergolong melampaui batas dan bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya shallallahu 'alahi wa sallam."<br /><br />Demikian pendapat-pendapat atau fatwa yang berkembang seputar hukum oral sex. Semoga bermanfaat. Dan Allah Maha Tahu terhadap yang benar.the masterhttp://www.blogger.com/profile/07814405476437954891noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2689304520344073214.post-977219198420140892012-01-02T02:36:00.000-08:002012-01-29T07:42:35.028-08:00Posisi Shaf Perempuan dalam Shalat Berjamaah<b>Shalat</b> termasuk<b> ibadah</b> yang penting dalam Islam. Aturannya ketat dan banyak sekali. Salah satunya adalah <b>posisi shaf</b>. Tidak saja secara umum tetapi juga aturan mengenai <b>shaf bagi perempuan</b> atau wanita dan laki-laki dalam <b>shalat berjamaah</b>. <br /><h4 class="pullquote">Sampai di sini tidak dijumpai masalah tentang posisi shaf dalam shalat, baik bagi laki-laki mapun perempuan. Akan tetapi dalam tataran praksis atau pelaksanaanya dijumpai “masalah” khususnya bagi perempuan yang posisi terbaiknya adalah paling belakang.</h4>Secara umum aturan <b>shaf</b> adalah laki-laki di depan dan perempuan di belakang. Namun praktek dalam berbagai masjid, tidak selamanya demikian. Tentang <b>shaf</b> bagi laki-laki tetap di depan, namun <b>bagi perempuan</b>, di beberapa masjid tertentu ada yang di atas (lantai dua) dan bahkan ada yang bersebelahan dengan laki-laki hanya di sekat dengan kain atau sekat kayu.<br /><br />Diskusi mengenai <b>shaf shalat</b> sangat menarik. Karena terjadi perbedaan aturan mengenai<b> posisi</b> yang berlaku bagi <b>perempuan</b> dan laki-laki. Bagi laki-laki, posisi <b>shaf</b> yang terbaik adalah yang pertama alias yang paling depan. Sedangkan bagi perempuan, shaf yang terbaik adalah yang posisinya paling belakang. Karena menarik dan penting maka <a href="http://pak-sodikin.blogspot.com/" style="color: red;" target="_blank"><b>Materi Dakwah Islam dan Kultum</b></a> mengangkatnya dalam topik posting kali ini yang sebelumnya telah mengangkat tema <a href="http://pak-sodikin.blogspot.com/2011/12/cara-berwudlu-rasulullah.html" style="color: red;" target="_blank"><b>cara berwudlu Rasulullah</b></a>.<br /><br />Keterangan mengenai <b>posisi shaf</b> baik bagi laki-laki atau <b>perempuan</b> tertuang dalam banyak <b>hadits</b> Rasulullah saw. dan salah satunya adalah berikut ini :<br /><br /><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;"><b>حَدَّثَنَا زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ سُهَيْلٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيْرُ صُفُوفِ الرِّجَالِ أَوَّلُهَا وَشَرُّهَا آخِرُهَا وَخَيْرُ صُفُوفِ النِّسَاءِ آخِرُهَا وَشَرُّهَا أَوَّلُهَا رواه مسلم</b></span></div><br /><i>“Dari Abu Hurairah ra: Rasulullah saw bersabda : sebaik-baik shaf laki-laki adalah awalnya (baris terdepan) dan sejelek-jeleknya adalah yang paling belakang (baris terakhir). Sebaik-baik shaf perempuan adalah yang terakhir (baris paling belakang) dan sejelek-jeleknya adalah yang pertama (paling depan).” </i>(HR. Muslim)<br /><br />Keterangan :<br />Hadits sejenis banyak diriwayatkan oleh Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad, Ad-Darami <br /><br />Sanad Hadits<br /><br />Jalur periwayatan hadits mengenai posisi shaf dalam shalat di atas adalah sebagai berikut :<br />Rasulullah-> Abdurrahman->Dzakwan->Suhail->Jarir->Zuhair bin Harb<br />Rasulullah-> Abdurrahman->Dzakwan->Suhail->Abdul Aziz->Qutaibah bin Said<br />Rasulullah-> Abdurrahman->Dzakwan->Suhail->Chalid->Muhammad bin Misbah<br />Rasulullah-> Abdurrahman->Dzakwan->Suhail->Ismail->Muhammad bin Misbah<br /><br />Jalur dari Rasulullah hingga Suhail tidak ada perbedaan alias satu jalur periwayatan. Setelah Suhail jalur bercabang hingga empat, yang masing-masing adalah Jarir, Abdul Aziz, Chalid dan Ismail. <br /><br />Menurut hemat penulis, rangkaian perawi dalam sanad Hadits adalah orang-orang tsiqah (kuat dan dapat dipercaya dalam periwayatan hadits) sehingga tidak ada masalah dalam periwayatan haditsnya. Sedangkan dari segi matan, tidak ada masalah di dalamnya karena tidak bertentangan atau bertolak belakang dengan hadits lain yang lebih kuat.<br /><br />Sampai di sini tidak dijumpai masalah tentang posisi shaf dalam shalat, baik bagi laki-laki mapun perempuan. Akan tetapi dalam tataran praksis atau pelaksanaanya dijumpai “masalah” khususnya bagi perempuan yang posisi terbaiknya adalah paling belakang.<br /><br />Dalam shalat berjamaah dikenal istilah ma’mum masbuq. Kedatangan ma’mum masbuq akan sangat mengganggu bila harus lewat di depan orang sedang shalat. Dan dalam tempat yang sempit, sangat mungkin menginjak tempat sujud orang lain. Sementara itu, di beberapa masjid telah dipisahkan tempat laki-laki dan perempuan. Pada tataran praksis, masjidil haram sangat tidak memungkinkan pelaksanaan hadits di atas.<br /><br />Kenyataan bahwa terjadi “masalah” dalam melaksanakan Hadits di atas, khususnya bagi perempuan. Bila dilaksanakan sebagaimana adanya, dimana perempuan yang datang lebih dulu mengambil shaf paling belakang tentu akan menyebabkan ketidakkhusyu’an shalatnya karena ada banyak makmum yang datangnya belakangan dan kemudian mengambil shaf di depannya. <br /><br />Oleh karenanya, menurut hemat penulis akan sulit dikerjakan sesuai dengan bunyi Hadits. Dan menurut hemat penulis pula bahwa shaf tidak termasuk syarat & rukun shalat, sulitnya melaksanakan maka berlaku kaedah <span style="font-size: large;"><b>الضرورة تجلب التيسير</b></span>. Sehingga shaf perempuan tetap dimulai dari depan tengah, maksudnya depan tengah di belakang shaf laki-laki. <br /><span style="font-size: large;"><b>والله اعلم بالصواب </b></span>the masterhttp://www.blogger.com/profile/07814405476437954891noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2689304520344073214.post-78819502681882021152011-12-30T07:24:00.000-08:002012-01-29T07:42:35.028-08:00Nasehat dan Catatan Akhir Tahun 2011<b>Nasehat </b>dan <b>tausiyah</b> perlu disampaikan karena kita berada di <b>akhir </b> atau penghujung<b> tahun 2011</b>. Artinya, sebentar lagi kita akan memasuki<b> tahun baru 2012</b>. <b><a href="http://pak-sodikin.blogspot.com/" target="_blank">Materi Dakwah Islam dan Kultum</a></b> memberikan <b>catatan akhir tahun</b> dan <b>tahun baru</b> sebagai bentuk refleksi untuk kita renungkan mengingat saat ini adalah momentum yang baik.<br /><br />Tahukah Engkau wahai saudaraku, <br /><h4 class="pullquote">Saudaraku..., sekiranya engkau lupa, lewat <b>catatan akhir tahun</b> ini aku mengingatkan agar engkau tak lagi memperturutkan hasrat dan keinginan duniawimu. Hentikan tertawa terbahak-bahak dan pesta poramu, karena engkau segera menghadap Tuhanmu!<br /></h4>setiap kali Engkau berada di penghujung atau<b> akhir</b> sebuah<b> tahun </b>dan <b>memasuki tahun baru</b> sesungguhnya usia dan jatah hidupmu di dunia telah berkurang satu tahun lagi. Seiring semakin besarnya angka usiamu dan tahun maka itu artinya <a href="http://pak-sodikin.blogspot.com/2011/12/waktu-antara-keberuntungan-dan-kerugian.html" style="color: red;" target="_blank"><b>waktu</b></a> untuk hidup di dunia telah semakin sedikit. Dan semakin sedikitnya <b>sisa waktu</b>mu hidup di dunia berarti semakin dekatlah engkau akan bertemu Tuhanmu, Allah subhanahu wa ta’ala. <br /><br />Wahai saudaraku, pantaskah engkau berpesta pora dan bergembira tak terkira ketika sisa hidupmu tak lagi cukup untuk menunggu lusa. Pantaskah engkau menghamburkan uangmu sekedar memperturutkan nafsu dan hasrat duniawimu ketika sebentar lagi engkau tiada. Dan elokkah engkau tertawa terbahak-bahak menertawakan semakin dekatnya waktu enkau bertemu dengan Sang Pencipta.<br /><br />Saudaraku..., sekiranya engkau lupa, lewat <b>catatan akhir tahun</b> ini aku mengingatkan agar engkau tak lagi memperturutkan hasrat dan keinginan duniawimu. Hentikan tertawa terbahak-bahak dan pesta poramu, karena engkau segera menghadap Tuhanmu!<br /><br />Cobalah<i> flash back </i>wahai saudaraku. Ingat-ingatlah dan renungkanlah, apakah selama hidupmu engkau banyak mengabdi kepada Tuhamu. Apakah telah engkau kerjakan segala perintah Tuhanmu. Apakah telah engkau tinggalkan seluruh larangan Tuhamnu.<br /><br />Saudaraku, <a href="http://pak-sodikin.blogspot.com/2011/12/syarat-harta-yang-wajib-dizakati.html" style="color: red;" target="_blank"><b>harta</b></a> yang kau kumpulkan dan kau jadikan kebanggaan, apakah akan menyertaimu di saat engkau menghadap Tuhanmu. Apakah rumah dan mobil mewahmu dapat engkau jadikan bekal menjumpai Tuhamnu. Tak satupun harta yang telah engkau miliki dan juga anak-anak dan keluargamu yang menyertaimu dalam perjumpaanmu dengan Tuhanmu. Mereka membiarkamu sendirian dalam kegelapan alam kubur. Mereka membiarkanmu merasakan buah perbuatanmu saat engkau menghadap Tuhanmu.<br /><br />Pesta poramu pasti berakhir seperti akan berakhirnya hidupmu. Bila engkau masih memiliki iman saudaraku, ber-<i><b>muhasabah</b></i>lah, evaluasi dirilah dan introspeksilah akan perjalanan hidupmu yang lalu. Apakah perjalanan hidupmu yang lalu telah banyak engkau peruntukkan bagi pegabdian terhadap Tuhanmu atau sebaliknya. Sekalipun tidak lagi banyak sisa waktu yang engkau miliki, sekaranglah waktunya engkau abdikan dirimu demi Tuhanmu. Tak perduli, berapa panjang dan jauh engkau tersesat dari jalan Tuhanmu. Segeralah berhenti dan berbelok arah untuk kembali <b>menuju jalan Tuhan</b>mu.<br /><br />Wahai saudaraku, sekali lagi, di <b>akhir tahun</b> ini ijinkan aku memberikan <b>catatan</b> untuk mengingatkanmu bahwa hidupmu tak akan lagi bertambah lama, tetapi sebaliknya, semakin pendek dan singkat. Perbaiki hubunganmu dengan Tuhanmu. Perbaiki amal ibadahmu. Hentikan kemaksiatanmu.<br /><br />Gunakan waktumu, sisa umurmu, harta bendamu sebagai <b>media menuju Tuhan</b>mu. Segeralah mencari bekal untuk pulang. Dunia ini bukan rumahmu. Dunia ini hanyalah persinggahanmu. Engkau pasti pulang, pulang untuk menghadap Tuhanmu.<br /><br />Saudaraku, Tuhanmu telah mengingatkanmu sebagaimana termaktub dalam QS Al-Hasyr : 18 – 21 :<br /><span style="font-size: large;"><b><br /></b></span><br /><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;"><b>يا أَيُّهَا الَّذينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَ لْتَنْظُرْ نَفْسٌ ما قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَ اتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبيرٌ بِما تَعْمَلُونَ</b></span></div><div style="text-align: right;"><br /></div>"Wahai orang-orang yang ber¬iman! Takwalah kepada Allah dan hendaklah merenungkan se¬tiap diri, apalah yang telah diper¬buatnya untuk hari esok. Dan takwalah kepada Allah! Sesung¬guhnya Allah itu Maha Menge¬tahui apa jua pun yang kamu kerjakan."<br /><br /><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;"><b>وَ لا تَكُونُوا كَالَّذينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْساهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُولئِكَ هُمُ الْفاسِقُونَ</b></span></div><br />"Dan janganlah keadaan kamu seperti orang-orang yang me¬lupakan Allah, lalu Allah pun membuatnya lupa kepada dirinya sendiri; itulah orang-orang yang fasik."<br /><br /><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;"><b>لا يَسْتَوي أَصْحابُ النَّارِ وَ أَصْحابُ الْجَنَّةِ أَصْحابُ الْجَنَّةِ هُمُ الْفائِزُونَ</b></span></div><br />"Tidaklah sama penghuni-peng¬huni neraka dengan penghuni¬-penghuni syurga, penghuni¬-penghuni syurga, itulah orang¬orang yang beruntung."<br /><br /><br /><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;"><b>لَوْ أَنْزَلْنا هذَا الْقُرْآنَ عَلى جَبَلٍ لَرَأَيْتَهُ خاشِعاً مُتَصَدِّعاً مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَ تِلْكَ الْأَمْثالُ نَضْرِبُها لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُون</b></span> </div><br />"Kalau sekiranya Kami turunkan al-Quran ini ke atas sebuah gunung, niscaya akan engkau lihatlah gunung itu tunduk ter¬pecah-belah disebabkan takut kepada Allah; dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami perbuat untuk manusia supaya mereka berfikir.<br />Akhirnya saudaraku, terima kasih telah mau membaca catatan akhir tahun ini. Semoga kita semua menyadari akan hakekat dan esensi pergantian tahun."<br /><br /><i><b>Ya Allah, mohon engkau tidak hukum kami yang sampai saat ini belum mampu kembali menuju jalan-Mu. Bimbing kami, tunjukkanlah kami, arahkanlah kami menju jalan-Mu di sisa umur dan jatah hidup kami.</b></i>the masterhttp://www.blogger.com/profile/07814405476437954891noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2689304520344073214.post-5263420391144240142011-12-28T05:29:00.000-08:002012-01-29T07:42:35.028-08:00Tanda-Tanda Orang BertakwaMari kita mengenali<b> tanda-tanda</b> atau<b> indikator orang bertakwa</b> (muttaqin) untuk mengukur diri sendiri, apakah kita sudah termasuk orang <b>bertakwa</b> atau bukan?<br /><br />Secara<b> etimologis takwa</b> berasal dari <b>وقى يقى وقايتا</b> yang artinya : menutupi, menjaga, berhati-hati, berlindung dan takut. Sedangkan<b> pengertian</b> secara <b>terminologis</b> adalah :<br /><br /><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 18pt;">الخوف بالجليل والعمل بالتنزيل والاستعداد </span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 18pt;">ليوم الرحيل والرضى بالقليل</span></b></div><br /><i>“Takwa adalah takut kepada Dzat yang Maha Mulya, beramal berdasarkan (wahyu) Al-Qur’an, mencari bekal untuk perjalanan akhirat dan ridho terhadap keputusan Allah.”</i><br /><br />Berdasarkan <b>terminologi takwa <h4 class="pullquote">Mari kita mengukur dan mengaca diri dengan indikator orang bertakwa</h4></b>di atas maka <b>tanda-tanda</b> atau <br /><b>indikator orang bertakwa</b> adalah takut kepada Allah, beramal berdasarkan wahyu, mencari bekal untuk kehidupan sesudah mati, dan ridha terhadap keputusan Allah.<br /><br /><b>Dalil Takut kepada Allah :</b><br /><br /><div style="text-align: right;"><b>...فَلَا تَخْشَوُا النَّاسَ وَاخْشَوْنِ وَلَا تَشْتَرُوا بِآيَاتِي ثَمَنًا قَلِيلًا وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ</b></div><br /><i>“...Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barang siapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.”</i> (QS. Al-Maidah : 44)<br /><br /><b>Tanda-tanda</b> atau<b> indikator takut kepada Allah</b> menurut imam Abu Laits ada tujuh macam hal sebagaimana tersebut berikut ini:<br /><ol><li>Ia memiliki lidah yang selalu menjadikannya sibuk berdzikir atau bertasbih kepada Allah dengan membaca Al-Qur'an dan mempelajari ilmu agama.</li><li>Ia memiliki hati yang selalu mengeluarkan dari dalam hatinya perasaan tidak bermusuhan, iri, dengki dan lain sebagainya.</li><li>Penglihatannya tidak akan memandang kepada hal-hal yang haram, tidak memandang dunia dengan keinginan hawa nafsu, tetapi ia memandanginya dengan mengambil i'tibar dan pelajaran. Rasulullah SAW bersabda; "Barang siapa<br />memenuhi matanya dengan hal-hal yang haram, Allah SWT akan memenuhi matanya<br />besok di hari kiamat dengan api neraka".</li><li>Perutnya, dia tidak memasukkan hal-hal haram kedalamnya, sebab yangdemikian itu adalah perbuatan dosa, seperti sabda Nabi kita Muhammad SAW yang artinya: "Ketika sesuap haram masuk dalam perut anak cucu Adam, semua malaikat di bumi dan di langit membenci dan melaknat kepadanya, selama suapan itu masih berada dalam perutnya dan kalau ia mati dalam keadaan seperti itu, maka tempatnya adalah jahanam.</li><li>Tangannya, dia tidak memanjangkan tangannya kearah hal-hal yang<br />haram, tetapi memanjangkannya untuk memenuhi keta'atan.</li><li>Telapak kakinya, dia tidak berjalan kepada hal-hal yang haram ataukedalam kemaksiatan, tetapi berjalan di jalan Allah SWT dengan bersahabat atau berteman dengan orang-orang yang sholeh.</li><li>Keta'atannya, dia menjadikan keta'atannya itu murni dan ikhlas karena Allah SWT. </li></ol><div style="text-align: right;"><b>إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ</b></div><br /><i>Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhan-lah mereka bertawakal</i> (qs. Al-Anfal : 2)<br /><br /><b>Dalil Beramal berdasarkan wahyu</b><br /><br /><div style="text-align: right;"><b>وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ</b></div><br /><i>dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.</i> (QS. Al-An’am : 153)<br /><br /><div style="text-align: right;">...<b>وَجَعَلْنَا لَهُمْ سَمْعًا وَأَبْصَارًا وَأَفْئِدَةً فَمَا أَغْنَى عَنْهُمْ سَمْعُهُمْ وَلَا أَبْصَارُهُمْ وَلَا أَفْئِدَتُهُمْ مِنْ شَيْءٍ إِذْ كَانُوا يَجْحَدُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَحَاقَ بِهِمْ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ</b></div><br /><i>... dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi pendengaran, penglihatan dan hati mereka itu tidak berguna sedikit jua pun bagi mereka, karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan mereka telah diliputi oleh siksa yang dahulu selalu mereka memperolok-olokkannya.</i> (qs. Al-Ahqaf : 26)<br /><br /><b>Dalil Mencari bekal untuk perjalanan Akhirat</b><br /><br /><div style="text-align: right;"><b>وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ</b></div><br /><i>Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.</i> (Al-Baqarah : 197)<br /><br /><div style="text-align: right;"><b>وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (133) الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ</b></div><br /><i>Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.</i> (QS. Ali Imran : 133-134)<br /><br /><b>Dalil Ridho kepada keputusan Allah SWT.</b><br /><br /><div style="text-align: right;"><b>وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ . الَّذِينَ إِذَاۤ أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُواۤ إِنَّا لِلّٰهِ وَإِنَّاۤ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ</b></div><br /><i>Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun"</i> (QS. Al-Baqarah : 155-156)<br /><br /><div style="text-align: right;"><b>وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَعْبُدُ اللَّهَ عَلَى حَرْفٍ فَإِنْ أَصَابَهُ خَيْرٌ اطْمَأَنَّ بِهِ وَإِنْ أَصَابَتْهُ فِتْنَةٌ انْقَلَبَ عَلَى وَجْهِهِ خَسِرَ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةَ ذَلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ</b></div><br /><i>Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi (tidak dengn penuh keyakinan); maka jika ia memperoleh kebaikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang (menjadi kafir). Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata. </i>(QS. Al-Hajj : 11)<br /><br /><div style="text-align: right;"><b>عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- :« مَا مِنْ مُصِيبَةٍ تُصِيبُ الْمُسْلِمَ إِلاَّ كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا عَنْهُ حَتَّى الشَّوْكَةَ يُشَاكُهَا رواه البخاري</b></div><br /><i>“Tidaklah suatu musibah menimpa seorang muslim kecuali Allah akan hapuskan (dosanya) karena musibahnya tersebut, sampai pun duri yang menusuknya.”</i> (HR. Al-Bukhariy no.5640)the masterhttp://www.blogger.com/profile/07814405476437954891noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2689304520344073214.post-47054871702114185442011-12-27T02:13:00.000-08:002012-01-29T07:42:35.029-08:00Metodologi Pemahaman dan Pengamalan Islam<b>Metodologi Pemahaman</b> dan <b>Pengamalan Islam</b> dalam <b>Muhammadiyah </b>menjadi tema posting <a href="http://pak-sodikin.blogspot.com/" style="color: red;" target="_blank"><b>Materi Dakwah Islam Dan Kultum</b></a> kali ini. Hal ini dikandung maksud agar kita sedikit mengenal pola pendekatan Muhammadiyah dalam memahami Islam. Muhammadiyah merupakan organisasi dakwah dan tajdid memiliki ciri khusus dalam memahami Islam. Dalam memahami Islam, Muhammadiyah berhasil memadukan naqli dan aqli, teks dan konteks. Sehingga dengan model pendekatan seperti ini, Muhammadiyah mampu mengikuti perkembangan persoalan keislaman. <br /><br />Sebelumnya kita telah membaca tentang <br /><h4 class="pullquote">Muhammadiyah berhasil memadukan naqli dan aqli, teks dan konteks. Sehingga dengan model pendekatan seperti ini, Muhammadiyah mampu mengikuti perkembangan persoalan keislaman. </h4><b style="color: red;"><a href="http://pak-sodikin.blogspot.com/2011/11/menjadi-muballigh-atau-dai-muhammadiyah.html" target="_blank">Menjadi Muballigh atau Da'i Muhammadiyah yang Bijak</a></b> dan kini kita mencoba mengenal lebih dekat dengan Muhammadiyah. Perkenalan ini kita awali dengan sedikit mempelajari tentang <b>Metodologi Pemahaman</b> dan <b>Pengamalan Islam</b> dalam <b>Muhammadiyah.</b><br /><br /><b>Metodologi Pemahaman</b> dan <b>Pengamalan Islam</b> dalam <b>Muhammadiyah</b> didasarkan pada prinsip-prinsip dasar yang tercantum dalam QS. Al-Maidah : 3, QS. Al-Furqan : 1 dan QS. Al-Baqarah : 185. Ayat-ayat yang mengandung prinsip-prinsip dasar tersebut terjemahannya adalah sebagai berikut :<br /><br /><i>"Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu."</i> (QS. Al-Maidah : 3)<br /><br /><i>"Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya, agar Dia menjadi peringatan kepada seluruh alam."</i> (QS. Al-Furqan : 1)<br /><br /><i>"Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur."</i> (QS. Al-Baqarah : 185)<br /><br /><h2 style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Tiga Kelemahan Mendasar Pemikiran dan Pemahaman Islam</span></h2>Sesungguhnya dalam proses pemikiran dan Pemahaman Islam bukan tanpa masalah. Dalam pandangan Muhammadiyah, paling tidak ada tiga kelemahan mendasar yang perlu diwaspadai.<br /><br />Ketiga hal yang merupakan kelemahan pemikiran dan pemahaman Islam tersebut adalah pertama, tercerabut dari prinsip-prinsip agama (al-ushul al-syar’iyyah) yang baku. Kedua, berkutat dalam berbagai persoalan furu’iyyah dan ketiga, kekeliruan dalam menentukan skala prioritas.<br /><br /><h2><span style="font-size: small;">Metodologi Pemahaman Muhammadiyah</span></h2><br />Secara umum ada tiga pendekatan yang digunakan orang dalam memahami Islam. Tiga pendekatan tersebut adalah naqli (tradisional), pendekatan secara aqli (rasional), dan yang ketiga adalah pendekatan secara kasyfi (mistis).<br /><br />Dalam perkembangannya, pendekatan-pendekatan tersebut tidak digunakan secara mandiri. Ada upaya untuk menggabungkannya ketika digunakan dalam memahami Islam. Sebagai contoh adalah Al-Asy’ari yang berusaha menggabungkan antara tradisional dan rasional, dan usaha Al-Ghazali mengharmoniskan pendekatan tradisional dan mistis.<br /><br />Lalu bagaimana dengan Muhammadiyah? Agar dapat mengerti pola yang digunakan Muhammadiyah maka harus menyelam kedalamnya. Dalam Muhammadiyah ada satu majlis yang bertugas mendekati dan memahami Islam. Majlis tersebut adalah Majlis Tarjih.<br /><br />Majlis Tarjih yang didirikan pada tahun 1927 sebagai hasil kongres ke-16 di Pekalongan menegaskan prinsip-prinsip yang harus dipegang teguh dalam memahami Islam. Prinsip-prinsip tersebut adalah : (1) kenisbian akal, (2) tidak berorientasi kepada orang atau madzhab, dan (3) keterbukaan dan toleransi.<br /><br />Pada mulanya Majlis Tarjih dalam memahami Islam, sebagaimana namanya, hanya melakukan tarjih terhadap dua persoalan yang tampak berlawanan. Yaitu memberikan bobot lebih kepada salah satu pendapat dibandingkan yang lainnya. Maka kemudian yang telah mendapat pentarjihanlah yang diamalkan, sementara yang marjuh tidak diamalkan. Dalam kontek ini Muhammadiyah telah melakukan Ijtihad.<br /><br />Perlu diketahui bahwa tarjih adalah tingkat ijtihad yang paling rendah dari urutan ijtihad yang ada. Urutan ijtihad adalah ijtihad mutlak, ijtihad muntasib, ijtihad dalam madzhab dan tarjih.<br /><br />Awalnya memang demikian, tetapi seiring perjalanan waktu tarjih dalam Muhammadiyah mengalami perkembangan dari yang semula sederhana, meningkat menjadi mendalam dan luas. Dari yang semula hanya berbentuk pemilihan pendapat, kemudian berkembang menjadi suatu bentuk instinbath hukum bagi kasus-kasus yang belum ditetapkan hukumnya oleh ulama-ulama terdahulu. Dalam proses ini tidak dilakukan secara individual, melainkan melalui forum musyawarah jama’ah.<br /><br /><h2><span style="font-size: small;">Ijtihad yang Sering Digunakan Muhammadiyah</span></h2><ol><li>Ijtihad Bayani yakni menjelaskan hukum yang kasusnya telah terdapat dalam nash Al-qur’an dan Hadits</li><li>Ijtihad Qiyasi yakni menyelesaikan kasus baru dengan cara menganalogikan dengan kasus yang hukumnya telah termaktub dalam Al-Qur’an dan Hadits. Ijtihad Qiyasi tidak digunakan dalam ibadah mahdhah</li><li>Ijtihad Istishlahi yakni menyelesaikan kasus baru yang tidak terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadits dengan cara menggunakan penalaran yang didasarkan atas kemaslahatan</li><li>Muhamadiyah hanya mengakui ijma’ yang dilakukan oleh para sahabat nabi.</li></ol><br />Demikian, semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita tentang Muhammadiyah dan pemikirannya, Muhammadiyah dan gerakannya serta Muhammadiyah dan pendekatan-pendekatannya.the masterhttp://www.blogger.com/profile/07814405476437954891noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2689304520344073214.post-41736488605517196222011-12-25T17:09:00.000-08:002012-01-29T07:42:35.029-08:00Ayat Kauniyah dalam Al-Quran<h2><span style="font-size: small;">Ayat Kauniyah</span></h2>Ayat-ayat kauniyah dalam Al-Qur'an sering dilupakan dan tidak mendapat perhatian sama sekali. Sedangkan ayat-ayat tentang fikih (fiqh) dan aqidah mendapat perhatian yang luar biasa besar, bahkan seakan-akan hanya kedua hal tersebut yang terdapat dalam Al-Qur'an.<br /><br />Hal ini sangat mungkin disebabkan oleh sedikitnya orang-orang yang faham dan ahli di bidang ayat-ayat kauniyah. Sedangkan yang ahli bidang fikih dan aqidah sangat banyak. Dan juga dimungkinkan pemahaman bahwa bicara Islam dan Al-Qur'an adalah sama saja dengan membicarakan shalat, puasa, zakat, haji dan surga neraka. Padahal tidak, dalam al-Qur'an banyak terdapat ayat-ayat kauniyah yang bila dipelajari dan difahami merupakan kunci bagi kemajuan umat Islam dan dapat bersaing dengan orang-orang Barat yang sudah sangat maju dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.<br /><br />Al-Qur’an tidak sekedar sebagai Kitab Suci, tetapi juga buku ilmu pengetahuan yang harus dipelajari dan dikaji. Sinyal-sinyal dan indikator ilmiyah banyak sekali dijumpai dalam rentetan ayat-ayat Al-Qur'an. Dengan memahami dan mempelajari sinyal-sinyal ilmiyah dalam Al-Qur'an ini sesungguhnya umat Islam dapat lebih beriman kepada keMahaKuasaan Allah. Karena secara empirik, kekuasaan Allah dapat dibuktikan dan sekaligus tidak dapat ditandingi oleh siapapun.<br /><br />Menurut syekh thanthawi, Ayat kauniyah dalam Al-Qur’an ada sekitar 750 ayat. Sedangkan menurut Agus Purwanto ada 1108 ayat. Ayat-ayat ini bisa dieksplore dan dikaji lebih mendalam untuk menjadi ilmu pengetahuan dan memajukan dunia Islam agar tidak selalu terbelakang.<br /><h2><span style="font-size: small;">Prinsip Memahami Al-Qur’an</span></h2>Al-Qur’an adalah Kitab Suci yang berisi ilmu Allah, manusia diperintahkan untuk berusaha memahaminya. Hasil pemahaman manusia terhadap Al-Qur’an sangat mungkin berbeda antara satu dengan lainnya. Maka kita tidak boleh mengklaim paling benar.<br /><br />Sikap kita terhadap hasil pemahaman manusia akan Al-Qur’an tidak boleh menyamai sikap kita terhadap Al-Qur’an. Hal ini disebabkan kebenaran al-Qur’an adalah qath’i, sedangkan kebenaran hasil pemahaman manusia adalah relatif. Karena relatif, maka tidak bisa dipegang sebagaimana Al-Qur’an itu sendiri.<br />Pemahaman manusia terhadap Al-Qur’an sangat dipengaruhi oleh sosial budaya, ekonomi, politik, geografis, penguasaan ilmu, kemampuan yang berbeda, dan sebagainya. Pemahaman manusia dengan latar belakang yang berbeda ini akan sangat memungkinkan menghasilkan perbedaan dalam memahmi teks Al-Qur’an.<br /><br />Al-Qur’an tidak mengalami perubahan, tetapi pemahaman terhadap ayat-ayat al-Qur’an itu berkembang dan berubah sesuai dengan perkembangan situasi dan keadaan yang melatarbelakanginya. Perkembangan ini secara jelas dipaparkan oleh Allah :<br /><br /><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 18pt;">وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span dir="LTR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><br /><div style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><i>“</i><i><span lang="EN-US">Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.</span></i><i>”</i></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;"> (</span><span style="font-size: small;">QS. </span><span lang="EN-US" style="font-size: small;">An-Nahl : 78)</span></div></div><br /><h2><span style="font-size: small;">Contoh ayat yang bisa dieksplor dan yang tidak</span></h2><br />Berikut ini adalah contoh ayat bukan kauniyah dan ayat kauniyah yang dapat di eksplor :<br /><br /><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 18pt;">لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span dir="LTR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: small;"><i style="font-family: inherit;">“</i><i style="font-family: inherit;"><span lang="EN-US">Kepunyaan-Nya lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.</span></i><i style="font-family: inherit;">”</i></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: small;"> (</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: small;">QS. A</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: small;">s-Sura : 4)</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 18pt;">وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ تَقُومَ السَّمَاءُ وَالْأَرْضُ بِأَمْرِهِ ثُمَّ إِذَا دَعَاكُمْ دَعْوَةً مِنَ الْأَرْضِ إِذَا أَنْتُمْ تَخْرُجُونَ (25) وَلَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ كُلٌّ لَهُ قَانِتُونَ </span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span dir="LTR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: small;"><i>“</i><i><span lang="EN-US">Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah berdirinya langit dan bumi dengan iradah-Nya. Kemudian apabila Dia memanggil kamu sekali panggil dari bumi, seketika itu (juga) kamu keluar (dari kubur).</span></i><i>”</i></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;"> (</span><span style="font-size: small;">QS. A</span><span lang="EN-US" style="font-size: small;">r-Rum : 25)</span></div><br /><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span dir="LTR" style="font-family: inherit; font-size: small;"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: small;"><span dir="LTR"></span>(ayat kedua : adalah ayat yang dapat dieksplorasi lebih lanjut, yakni keadaan berdiri dengan iradah Allah. Pertanyaan sederhananya adalah : bagaimana mekanisme dan proses berdiri tersebut, memerlukan waktu berapa lama dan kapan, dan iradah Allah dalam bentuk apa).</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><div style="font-family: inherit;"><span lang="EN-US" style="font-size: small;">Perhatikan ayat berikut : </span><span style="font-size: small;">QS. </span><span lang="EN-US" style="font-size: small;">an-Naml : 18</span></div></div><br /><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 18pt;">حَتَّى إِذَا أَتَوْا عَلَى وَادِي النَّمْلِ قَالَتْ نَمْلَةٌ يَا أَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوا مَسَاكِنَكُمْ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمَانُ وَجُنُودُهُ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ </span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /><span style="font-size: small;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="font-family: inherit;">“Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah </span><b style="font-family: inherit;">seekor semut</b><span style="font-family: inherit;">: Hai </span><b style="font-family: inherit;">semut-semut</b><span style="font-family: inherit;">, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.”</span></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><br /></div><br /><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 18pt;">يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ </span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span dir="LTR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><br /><div style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><i>“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, </i><i><sup> </sup></i><i>makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. </i><i><span lang="EN-US">Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.</span></i><i>”</i></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;"> (</span><span style="font-size: small;">QS. A</span><span lang="EN-US" style="font-size: small;">l-A’raf : 31)</span></div></div><br />Demikian semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita tentang Al-Qur’an.the masterhttp://www.blogger.com/profile/07814405476437954891noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2689304520344073214.post-57678651901878626792011-12-24T06:03:00.000-08:002012-01-29T07:42:35.029-08:00Cara Berwudlu Rasulullah<div class="MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Cara berwudlu (berwudhu) menurut Rasulullah yang dipahami oleh Muhammadiyah adalah sebagaimana yang tertuang dalam posting di bawah ini. Secara umum memang tidak ada perbedaan antara berwudlu menurut Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah (HPT) dengan ulama yang lain. Hanya sedikit perbedaan saja dan diharapkan tidak menjadi sebab perpecahan umat Islam.</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Tatacara berwudlu menurut Rasulullah bila difahami dalam berbagai macam Hadits tentang wudlu akan dijumpai perbedaan-perbedaan. Dan ini tidak mengapa, karena pada prinsipnya beribadah haruslah ada dalil. Jadi, selama ada dalil keterangan tentang beribadah (termasuk berwudlu) maka sangat diperbolehkan.</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Berwudlu ketika hendak shalat diperintahkan oleh Allah, sebagaimana yang tercantum dalam QS. Al-Maidah : 6 berikut ini :</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><i>"</i><i>Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu sakit<sup>[1]</sup> atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh<sup>[2]</sup> perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur."</i></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">[1] Maksudnya: sakit yang tidak boleh kena air.</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">[2] Artinya: menyentuh. menurut jumhur Ialah: menyentuh sedang sebagian mufassirin Ialah: menyetubuhi.</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="font-family: inherit; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: small;"><span lang="EN-US">1.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US">Cara berwudlu</span></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: inherit; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: small;"><span lang="EN-US">a.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US">Niat</span></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: inherit; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: small;"><span lang="EN-US">b.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US">Membasuh telapak tangan tiga kali </span></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: inherit; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: small;"><span lang="EN-US">c.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US">Menggosok gigi dengan kayu arok atau sejenisnya 3x</span></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: inherit; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: small;"><span lang="EN-US">d.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US">Berkumur sekaligus menghisap air ke hidup menggunakan tangan kanan 3x dengan sempurna bila tidak sedang berpuasa</span></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: inherit; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: small;"><span lang="EN-US">e.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US">Membasuh muka 3x dengan menyempurnakannya, yaitu mengusap dua sudut mata, menggosok, melebihkannya, dan menyela-nyelakan air ke jenggot.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: inherit; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: small;"><span lang="EN-US">f.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US">Membasuh tangan 3x hingga ke siku dengan menggosoknya dan sekaligus sela-sela jari, melebihkan, dan memulai dari tangan kanan.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: inherit; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: small;"><span lang="EN-US">g.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US">Mengusap ubun dan atas surban dengan menjalankan kedua telapak tangan dari ujung muka kepala hingga tengkuk dan mengembalikan lagi ke depan.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: inherit; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: small;"><span lang="EN-US">h.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US">Mengusap telinga sebelah luar dengan ibu jari dan sebelah dalam dengan telunjuk.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: inherit; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: small;"><span lang="EN-US">i.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US">Membasuh kaki 3x termasuk mata kaki dengan menggosok, membersihkan sela-sela jari, melebihkan, dan memulai dari sebelah kanan.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: inherit; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: small;"><span lang="EN-US">j.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span></span><span lang="EN-US"><span style="font-size: small;">Mengucapkan</span> </span><b style="mso-ansi-font-weight: normal;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-size: 16pt;">أشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له وأشهد ان محمد عبده ورسوله </span></b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: inherit; margin-left: 18pt; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 18.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">2.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span></span><span lang="EN-US"><span style="font-family: inherit; font-size: small;">Dalil-dalil atau Hadits tentang wudlu</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b style="mso-ansi-font-weight: normal;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 16pt;">عن أبي هريرة عن النبي صلى الله عليه وسلم قال كل امر ذي بال لا يبدأ فيه ببسم الله فهو أقطع</span></b><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA"><span dir="LTR"></span> </span><span dir="RTL"></span><b style="mso-ansi-font-weight: normal;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 16pt;"><span dir="RTL"></span> رواه النسائ</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">Setiap perbuatan baik yang tidak dimulai dengan bismillah, maka terputus</span></span><b style="mso-ansi-font-weight: normal;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 16pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b style="mso-ansi-font-weight: normal;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 16pt;">عن عَلْقَمَةَ بْنَ وَقَّاصٍ اللَّيْثِيَّ يَقُولُ سَمِعْتُ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِي اللَّهم عَنْهم عَلَى الْمِنْبَرِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ إِلَى امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ رواه البخارى</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">Sesungguhnya setiap amal itu tergantung kepada niatnya…</span></span><b style="mso-ansi-font-weight: normal;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 16pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b style="mso-ansi-font-weight: normal;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 16pt;">عن حُمْرَانَ مَوْلَى عُثْمَانَ قال أَنَّ عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ رَضِي اللَّهم عَنْهم دَعَا بِوَضُوءٍ فَتَوَضَّأَ فَغَسَلَ كَفَّيْهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ مَضْمَضَ وَاسْتَنْثَرَ ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُمْنَى إِلَى الْمِرْفَقِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُسْرَى مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ مَسَحَ رَأْسَهُ ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَهُ الْيُمْنَى إِلَى الْكَعْبَيْنِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ غَسَلَ الْيُسْرَى مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ قَالَ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا ثُمَّ قَامَ فَرَكَعَ رَكْعَتَيْنِ لَا يُحَدِّثُ فِيهِمَا نَفْسَهُ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ قَالَ ابْنُ شِهَابٍ وَكَانَ عُلَمَاؤُنَا يَقُولُونَ هَذَا الْوُضُوءُ أَسْبَغُ مَا يَتَوَضَّأُ بِهِ أَحَدٌ لِلصَّلَاةِ رواه البخارى ومسلم)</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">Sungguh Usman bin Affan telah minta air wudlu dan kemudian berwudlu. Maka dia cuci kedua telapak tangannya tiga kali, lalu berkumur dan mengisap air dan menyemburkannya, kemudian membasuh muka tiga kali, kemudian membasuk tangan kanan sampai sikunya tiga kali dan yang kiri seperti itu pula. Kemudia mengusap kepalanya lalu membasuh kakinya yang kanan sampai dua mata kaki tiga kali dan yang kiri seperti itu pula. Kemudian Usman berkata : aku melihat Rasulullah berwudlu seperti wudluku ini…</span></span><b style="mso-ansi-font-weight: normal;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 16pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b style="mso-ansi-font-weight: normal;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 16pt;">أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِي اللَّهم عَنْهم أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ عند كُلِّ وضوء رواه البخاري</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">Seandainya aku tidak khawatir akan memberatkan ummatku, aku akan perintahkan mereka bersiwak (menggosok gigi) pada tiap kali wudlu.</span></span><b style="mso-ansi-font-weight: normal;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 16pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b style="mso-ansi-font-weight: normal;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 16pt;">عن ابى خيرة الصباحى قال كنت في وَفْدِ عبد القيس الذين وفدوا على رسول الله فأمر لنا بأراكٍ فقال : اِسْتَاكُوا بـهذا رواه البخارى</span></b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span lang="EN-US">Dahulu saya menjadi utusan Abdul Qais yang menghadap Rasulullah, maka Rasulullah menyuruh mengambilkan kayu arok, lalu bersabda : “bersiwaklah dengan ini!”</span></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b style="mso-ansi-font-weight: normal;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 16pt;">ِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ قَالَ رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ مِنْ كَفٍّ وَاحِدٍ فَعَلَ ذَلِكَ ثَلَاثًا رواه الترمذى</span></b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span lang="EN-US">Aku melihat Nabi berkumur dan menghisap air dari satu telapak tangan. Beliau melakukan itu tiga kali.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b style="mso-ansi-font-weight: normal;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 16pt;">عن لَقِيطِ بْنِ صَبِرَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَخْبِرْنِي عَنِ الْوُضُوءِ قَالَ أَسْبِغِ الْوُضُوءَ وَخَلِّلْ بَيْنَ الْأَصَابِعِ وَبَالِغْ فِي الِاسْتِنْشَاقِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ صَائِمًا رواه الترمذى</span></b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span lang="EN-US">Sempurnakanlah wudlu, sela-selailah di antara jari-jari dan sempurnakanlah dalam menghisap air kecuali kamu dalam keadaan puasa.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b style="mso-ansi-font-weight: normal;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 16pt;">عن ابى أمامة قال كان رسول الله ص م يمسح الماَقَيْنِ في الوضوء رواه ابو داود</span></b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span lang="EN-US">Rasulullah saw mengusap dua sudut matanya dalam berwudlu.</span></span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b style="mso-ansi-font-weight: normal;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 16pt;">عَنْ أَبَى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْتُمُ الْغُرُّ الْمُحَجَّلُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ إِسْبَاغِ الْوُضُوءِ فَمَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ فَلْيُطِلْ غُرَّتَهُ وَتَحْجِيلَهُ رواه مسلم</span></b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span lang="EN-US">Kamu sekalian bersinar muka, tangan dan kaki pada hari kiamat sebab menyempurnakan wudlu. Maka barangsiapa yang mampu hendaklah melebihkan sinarnya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b style="mso-ansi-font-weight: normal;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 16pt;">عَنْ عَمَّار بْن قَالَ وَلَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُخَلِّلُ لِحْيَتَهُ رواه الترمذى</span></b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span lang="EN-US">Saya melihat Rasulullah saw menyela-nyelai jenggotnya dalam wudlu</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b style="mso-ansi-font-weight: normal;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 16pt;">عَنْ عَائِشَةَ رَضِي اللَّهم عَنْهَا وَذَكَرَتْ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُحِبُّ التَّيَامُنَ مَا اسْتَطَاعَ فِي طُهُورِهِ وَنَعْلِهِ وَتَرَجُّلِهِ رواه النسائ</span></b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span lang="EN-US">Sesungguhnya Rasulullah menyukai memulai sesuatu dari kanan, dalam bersuci, bersandal, dan bersisirnya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b style="mso-ansi-font-weight: normal;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 16pt;">عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ وَمَسَحَ بِنَاصِيَتِهِ وَعَلَى الْعِمَامَةِ وَعَلَى خُفَّيْهِ ...رواه مسلم</span></b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span lang="EN-US">Rasulullah mengusap ubun-ubunya dan atas surbannya dan atas sepatunnya…</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b style="mso-ansi-font-weight: normal;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 16pt;">عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى الْمَازِنِيِّ عَنْ أَبِيهِ قال... ثُمَّ مَسَحَ رَأْسَهُ بِيَدَيْهِ فَأَقْبَلَ بِهِمَا وَأَدْبَرَ بَدَأَ بِمُقَدَّمِ رَأْسِهِ حَتَّى ذَهَبَ بِهِمَا إِلَى قَفَاهُ ثُمَّ رَدَّهُمَا إِلَى الْمَكَانِ الَّذِي بَدَأَ مِنْهُ رواه البخارى</span></b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span lang="EN-US">Kemudian ia mengusap kepalanya dengan kedua tangannya dan memulainya dari depan terus ke tengkuknya kemudian mengembalikannya ke tempat dimana ia memulainya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b style="mso-ansi-font-weight: normal;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 16pt;">عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ فَقَالَ ثُمَّ مَسَحَ بِرَأْسِهِ فَأَدْخَلَ إِصْبَعَيْهِ السَّبَّاحَتَيْنِ فِي أُذُنَيْهِ وَمَسَحَ بِإِبْهَامَيْهِ عَلَى ظَاهِرِ أُذُنَيْهِ وَبِالسَّبَّاحَتَيْنِ بَاطِنَ أُذُنَيْهِ رواه ابو داود</span></b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span lang="EN-US">Kemudian mengusap kepalanya, selanjutnya memasukkan kedua jari telunjuknya kedalam telinganya dan mengusap dengan dua ibu jarinya telinga sebelah luar dan dengan dua telunjuknya bagian dalam telinganya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b style="mso-ansi-font-weight: normal;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 16pt;">عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ الْجُهَنِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ تَوَضَّأَ فَقَالَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ</span></b><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA"><span dir="LTR"></span> </span><span dir="RTL"></span><b style="mso-ansi-font-weight: normal;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 16pt;"><span dir="RTL"></span> إِلَّا فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةُ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ رواه مسلم </span></b></div><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;">Barang siapa berwudlu kemudian mengucapkan</span> </span><b style="mso-ansi-font-weight: normal;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 16pt;">أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> <span style="font-family: inherit; font-size: small;">maka dibukakan pintu-pintu surga yang delapan baginya, yang dapat dimasuki dari mana yang ia kehendaki.</span></span><br /><div style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></div><div style="font-family: inherit;"><span lang="EN-US" style="font-size: small;">Demikianlah tatacara berwudlu menurut Rasulullah yang difahami oleh Muhammadiyah. Semoga bermanfaat bagi kita Semua. </span></div>the masterhttp://www.blogger.com/profile/07814405476437954891noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2689304520344073214.post-81381002736195637582011-12-18T19:02:00.000-08:002012-01-29T07:42:35.029-08:00Syarat Harta Yang Wajib Dizakati<b>Syarat harta yang wajib dizakati</b> harus diketahui oleh setiap para <b><i>muzakk</i></b><i>i</i>. Hal ini penting mengingat, sebab ketidaktahuan kita kemudian <b>harta </b>yang seharusnya sudah <b>memenuhi syarat</b> untuk <b>dizakati</b> kemudian tidak dizakati. Dan faktanya, hal ini sangat banyak terjadi.<br /><br /><b>Zakat adalah</b> ibadah <b>wajib</b>, mengetahui <b>syarat harta</b> yang <b>harus dizakati</b> juga <b>hukumnya wajib</b>. <br /><br />Berikut ini, <a href="http://pak-sodikin.blogspot.com/" target="_blank"><b><span style="color: red;">Materi Dakwah Islam dan Kultum</span> </b></a>memposting sesuai pendapat Jumhur (ulama kebanyakan) yang sepakat dan menegaskan bahwa persyaratan bagi harta yang wajib dizakati adalah:<br /><ol><li><b>Milik penuh</b>, yaitu kekayaan yang berada di bawah kekuasaan pemilik dan tidak tersangkut di dalamnya hak orang lain. </li><li><b>Berkembang</b>, yaitu kekayaan yang dikembangkan atau mempunyai potensi untuk berkembang produktif dan memberikan keuntungan atau pendapatan. </li><li>Cukup <b>satu nishab</b>, yaitu jumlah minimal harta kekayaan yang harus dikeluarkan zakatnya dalam waktu tertentu. </li><li><b>Lebih dari kebutuhan biasa</b> (kebutuhan rutin). Yang dimaksud dengan <b>kebutuhan rutin</b> adalah sesuatu yang harus ada untuk ketahanan hidup, seperti makanan, minuman, pakaian, perumahan, dan alat-alat kerja. </li><li><b>Bebas dari utang</b> (pemilikan sempurna). Bila mempunyai utang yang menghabiskan atau mengurangi jumlah satu nishab, maka pemilik tidak wajib mengeluarkan zakat. </li><li><b>Berlaku satu tahun</b> (<b>haul</b>). Persyaratan satu tahun hanya untuk ternak, uang, dan harta perdagangan. Zakat dari jenis harta seperti ini disebut dengan istilah zakat modal. Sedangkan hasil pertanian (seperti buah-buahan dan madu), logam mulia, harta temuan dan lain-lainnya yang sejenis, disebut dengan istilah zakat pendapatan. </li></ol><br />Demikian posting tentang <b>Syarat Harta Yang Wajib Dizakati</b>, semoga bermanfaat dan <b>membangun</b> <b>kesadaran</b> unutk menunaikan atau membayar <b>zakat</b>, tidak saja zakat fitrah tetapi juga <b>zakat mal</b>.the masterhttp://www.blogger.com/profile/07814405476437954891noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2689304520344073214.post-30440196720583542542011-12-15T02:01:00.000-08:002012-01-29T07:42:35.029-08:0010 Adab dan Etika Berdoa Menurut Al Ghazali<b>Adab dan Etika Berdoa Menurut Al Ghazali</b> ada 10 (sepuluh). Ke 10 (sepuluh) <b>adab dan etika berdoa</b> tersebut akan diuraikan nanti. sebelumnya, perlu pembaca <a href="http://pak-sodikin.blogspot.com/" target="_blank"><b>Materi Dakwah Islam dan Kultum</b></a> ketahui bahwa menurut para fuqaha', ahli hadis, dan jumhur ulama dari segala penjuru baik khalaf maun salaf berpendapat kalau berdoa itu sangat dianjurkan. Sebagaimana yang ayat tentang doa yang tertera dalam QS al-Mukmin 60 dan QS al-A'raf 55.<br /><br /><b>Doa adalah</b> ekspresi keterbutuhan seorang hamba kepada Sang Khaliq, Allah SWT. Berarti dengan doa manusia mengakui sebagai makhluk yang lemah. Tanpa bantuan dan kekuatan Allah, apa yang diinginkan manusia sangat mustahil tercapai. Memang pada tataran konkrit, kuasa manusia tidak mampu menandingi kuasa Allah dalam segala hal. Sekalipun manusia diperintahkan untuk berusaha sebatas kemampuan, namun berhasil dan tidaknya sangat tergantung kepada kemurahan Allah SWT.<br /><br />Agar<b> doa</b> yang dipanjatkan <b>dikabulkan oleh Allah</b>, manusia harus mengetahui <b>syarat-syarat</b> dan <b>adab</b> atau<b> etika berdoa</b>. Di antara <b>syarat</b> yang harus diperhatikan adalah ketika berdoa adalah makanannya harus halal. manusia-manusia korup dan suka mengambil hak orang lain, pada tataran tertentu sangat mungkin<b> tidak dikabulkan</b> doanya oleh Allah. Misalnya seorang koruptor yang telah terbukti bersalah melakukan tindak pidana korupsi, maka sekalipun dia berdoa dengan meneteskan air mata darah untuk dibebaskan dari hukuman sangatlah tidak mungkin terkabul.<br /><br /><b>Syarat</b> lain agar <b>doa</b> manusia<b> dikabulkan oleh Allah</b> adalah khusyu', tetap fokus serta menghadirkan hati (<i>khudhuril qalbi</i>) didapan Allah. Maksudnya adalah, saat akan, sedang dan sesudah berdoa kita tetap fokus kepada Allah. Mulut, pikiran, hati dan tindakan dijaga dari kemaksiatan kepada Allah. Orang-orang yang tunduk, taat dan patuh kepada Allah lebih banyak doanya dikabulkan.<br /><br />Adapun <b>10 (sepuluh) adab dan etika berdoa menurut Al Ghazali</b> adalah sebagai berikut :<br /><br /><b>Pertama</b>, memilih waktu-waktu yang tepat untuk berdoa. Waktu berdoa yang tepat antara lain adalah hari Arafah, bulan Ramadhan, hari Jum'at, dan sepertiga malam yang terakhir.<br /><br />hal ini tidak berarti, hari dan waktu lain selain yang di atas tidak boleh digunakan untuk berdoa.<br /><br /><b>Kedua</b>, berdoa pada kondisim yang tepat. Kondisi-kondisi tertentu seseorang ada yang sangat manjur atau maqbul untuk berdoa. Misalnya adalah ketika bersujud. Pada saat bersujud, manusia sangat dekat dan merendah di hadapan Allah maka gunakan untuk memohon kepadanya setelah membaca bacaan sujud.<br /><br />Kondisi yang tepat lainnya untuk berdoa adalah ketika berhadap-hadapan dengan tentara musuh, ketika turun hujan, ketika akan dan sesudah shalat. Ketika akan dan sesudah mendirikan shalat maksudnya adalah sambil menunggu muadzin membaca iqamat tanda shalat dimulai, kita berdzikir dan berdoa kepada Allah. Demikian juga ketika selesai shalat, manfaatkan untuk berdoa, jangan langsung berdiri dan meninggalkan tempat shalat.<br /><br /><b>Ketiga</b>, menghadap ke arah Ka'bah, mengangkat kedua tangan dan mengusapkannya ke wajah setelah doanya berakhir.<br /><br /><b>Keempat</b>, merendahkan dan mempelankan suara.<br /><br /><b>Kelima</b>, menggunakan bahasa yang sederhana. Dalam berdoa tidak diperlukan kalimat-kalimat puitis atau sajak. Menggunakan bahasa yang merendah dan penuh harap adalah sesuatu yang tepat. <br /><br />Dalam berdoa tidak boleh menggunakan kalimat seperti bersilat lidah dan melampaui batas. Juga tidak perlu menggunakan kalimat yang panjang. Bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa dalam berdoa tidak perlu menggunakan lebih dari tujuh kalimat.<br /><br /><b>Keenam</b>, berdoa dengan penuh harap dan <i>khusnudhan</i> atau <i>positive thinking</i> kepada Allah, khusyu' dan fokus, serta takut. Untuk kontek ini Allah telah menjelaskan dalam QS. Al-Anbiya' : 90 dan QS. Al-A'raf : 55.<br /><br /><b>Ketujuh</b>, menaruh harapan yang besar kepada Allah, yakin bahwa doanya akan dikabulkan serta sangat jauh dari keraguan.<br /><br /><b>Kedelapan</b>, Sungguh-sungguh dan serius dalam berdoa. Seseorang yang sedang berdoa harus benar-benar fokus dan tidak bermain-main atau sambil bersenda gurou. Mengulangi doanya hingga tiga kali dan tidak diperkenankan merasa doanya lama dikabulkan oleh Allah.<br /><br /><b>Kesembilan</b>, Mengawali dan mengakhiri doa kepada Allah dengan berdzikir dan memuji-Nya dan bershalawat atas Nabi Muhammad SAW.<br /><br /><b>Kesepuluh</b>, adab dan etika berdoa yang kesepuluh ini merupakan yang terpenting. Sebelum berdoa beratubatlah kepada Allah atas segala dosa yang telah dilakukan. Apabila pernah berbuat dhalim dan merugikan kepada orang lain maka harus meminta maaf kepadanya serta mengembalikan haknya yang telah dirampas.<br /><br />Demikian ke <b>10 (sepuluh) adab dan etika berdoa menurut Al-Ghazali</b>. Semoga doa kita senantiasa dikabulkan oleh Allah. Amien.the masterhttp://www.blogger.com/profile/07814405476437954891noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2689304520344073214.post-12469041419472192002011-12-13T05:14:00.000-08:002012-01-29T07:42:35.029-08:003 Kunci Penyelesaian Kasus Suap Nunun dan DGS<b>Kunci</b> <b>penyelesaian </b>yang tepat untuk <b>kasus Nunun Nurbaetie </b>dan <b>kasus suap pemilihan Deputi Gebernur Senior (DGS)</b> sangat diperlukan. Mengingat kasus ini merupakan kasus yang komplek dengan melibatkan banyak pihak, mulai dari pengusaha, bankir, politisi hingga orang biasa.<br /><br /><b>Kasus</b> <b>suap pemilian</b> <b>Deputi Gebernur Senior (DGS)</b> ini mencuat bermula dari pengakuan politisi <b>Agus Condro</b> kepada <a href="http://pak-sodikin.blogspot.com/2011/12/harapan-kepada-pimpinan-kpk-yang-baru.html" target="_blank"><b>KPK</b></a> bahwa dia telah menerima suap ketika <b>pemilihan Deputi Gubernur Senior</b> atau yang terkenal dengan <b>DGS</b>. Ia mengaku telah menerima <b>travel cek</b> bernilai milyaran rupiah. Dari sini berkembang hinga banyak dari politisi yang diajukan ke meja hijau.<br /><br />Dalam pandangan banyak ahli, <b>Nunun</b> adalah <b>tokoh kunci</b> untuk menguak dan menyelesaikan <b>kasus suap</b> dalam <b>pemilihan DGS</b>. Sementara dalam<b> pemilihan DGS</b>,<b> Miranda S Gultom</b> lah yang terpilih. <b>Kasus suap</b> ini, menurut para ahli juga, tentu melibatkan orang berduit karena membutuhkan dana milyaran rupiah. <br /><br />Menurut analisis <a href="http://pak-sodikin.blogspot.com/" target="_blank"><b>Materi Dakwah Islam dan Kultum</b></a>, ada <b>3 hal</b> yang dapat <b>dijadikan sebagai kunci pembuka</b> dan <b>penyelesaian kasus Nunun</b> dalam<b> pemilihan Deputi Gubernur Senior (DGS)</b> yang melibatkan banyak pihak termasuk<b> Miranda S Gultom</b>. <b>Ketiga kunci itu adalah kejujuran, keadilan, dan persamaan perlakuan di depan hukum.</b><br /><br /><ol><li>Kejujuran</li>Kejujuran merupakan kunci utama dalam kasus Nunun dalam pemilihan DGS. Kejujuran dimaksudkan sebagai sebuah sikap mengaku terus terang dari siapapun yang bersalah dalam kasus tersebut. Untuk hal ini, Agus Condro adalah orang yang pantas diapresiasi karena mengaku bersalah dan bahkan kemudian berani membongkarnya, sekalipun dia sendiri harus masuk penjara. Mengaku sebagai pihak yang bersalah di depan hukum butuh keberanian yang luar biasa. Berarti, orang yang berani mengaku telah berbuat salah, menyuap, dan korup adalah orang-orang “hebat” meskipun di dalam kesalahannya. Contoh lain dari sifat berani mengaku salah dan bertindak korupsi adalah seorang Kepala desa di Kabupaten Karang Anyar Jawa Tengah. Dalam persidangan dia mengaku terus terang sebagai pihak yang korupsi dan minta dihukum sesuai dengan kesalahannya. Dan hebatnya lagi, dia tidak menunjuk orang lain yang terlibat padahal korupsinya adalah bersama-sama. Pada zaman Nabi Muhammad SAW, meskipun untuk kasus yang berbeda, tetapi ada orang yang mengaku telah berbuat salah dan minta dihukum. Dia adalah seorang perempuan yang berzina dan mengakui perzinaannya di depan Nabi serta minta dihukum. Padahal, seandainya dia tidak mengaku pastilah tidak ada orang lain yang tahu. Tetapi dia takut kepada hukuman Allah di akherat kelak. Seandainya orang-orang yang terlibat dalam kasus penyuapan pemilihan Deputi Gubernur Senior (DGS) takut kepada hukuman Allah di akerat pastilah dia akan jujur mengakui keterlibatan dan kesalahan perbuatannya. Mereka tidak perlu menghindar, melarikan diri, berpura-pura sakit dan minta berobat ke luar negeri serta berpura-pura lupa. Apakah mereka tidak percaya kepada hukuman Allah di akherat kelak? Hanya mereka yang tahu. Satu hal yang perlu diingat, dalam sistem peradilan Ilahi tadak ada yang bisa mengelak dengan cara-cara apapun.<li>Keadilan</li>Dalam pandangan <a href="http://pak-sodikin.blogspot.com/" target="_blank"><b>Materi Dakwah Islam dan Kultum</b></a>, KPK, jaksa, hakim, dan siapapun yang terlibat mulai dari penyelidikan, penyidikan, persidangan, penuntutan hingga pemutusan harus benar-benar adil. Adil artinya siapapun yang salah harus ditindak dan putuskan sebagai pihak yang bersalah berdasarkan asas keadilan. Tidak ada pilih kasih, <i>ewuh pekewuh</i> atau tidak enak hati karena orang besar dan atau keluarga orang besar. Adil berarti tidak pandang bulu dan tidak pandang siapa yang berperkara. Keadilan ini dicontohkan Umar bin Khathab ketika mengadili sengketa seorang Yahudi dengan gubernur Mesir. Karena merasa diperlakukan tidak adil oleh gubernur, orang Yahudi tersebut pergi ke Madinah untuk mengadukan halnya kepada Khalifah Umar. Khalifah Umar mengambil tulang dan sebilah pedang. Kemudian sebilah pedang itu Dia gunakan untuk membuat garis lurus di atas tulang. Dan tulang yang sudah digaris lurus dengan pedang tersebut diberikan kepada orang Yahudi dan supaya diserahkan kepada gubernur Mesir. Seketika gemetarlah gubernur Mesir menerima tulang bergaris lurus yang dibuat dengan dengan pedang. Ketika ditanya, “kenapa engkau gemetar wahai Gubernur?”. Jawab Gubernur, “aku telah mendapat peringatan keras atas ketidakaddilanku. Dan aku diperintahkan untuk berbuat adil kepada siapapun. Apabila tidak berbuat adil, maka aku akan bernasib sama seperti tulang yang digaris dengan pedang ini”.<li>Persamaan perlakuan di depan hukum</li>Termasuk masalah utama dalam penegakan hukum di Indonesia adalah terkadang tidak mampunya penegak hukum memperlakukan orang yang berperkara di depan hukum. Kepada orang-orang kecil dan tidak mampu dia gunakan pedang tajam. Sementara kepada orang-orang yang besar dan dekat dengan kekuasaan serta berduit, pedangnya menjadi tumpul bahkan tidak dapat digunakan sama sekali. Perlakuan istimewa sering diterima oleh orang-orang “istimewa” pula. Kasus Ayin yang ketahuhan Satgas Anti Mafia Hukum yang mempunyai kamar istemewa seperti hotel adalah salah satu bukti. Melenggangnya Gayus Tambunan keluar sel untuk <i>plesiran</i> ke Bali bahkan keluar negeri hingga berulang kali menjadi bukti lain. Ibarat fenomena gunung es di laut, yang tampak dipermukaan hanya sebagian kecil saja. Tetapi yang tidak kelihatan sungguh teramat banyak.</ol><br />Akhirnya, kita hanya bisa berharap semoga kasus suap dalam <b>pemilihan Deputi Gubernur Senior (DGS)</b> yang melibatkan <b>Nunun</b> dan yang lain dapat diselesaikan dengan sejujur-jujurnya dan seadil-adilnya.<br /><br />Dan ketiga kunci untuk membuka dan menyelesaikan <b>kasus pemilihan Deputi Gubernur Senior (DGS)</b> yang ditawarkan oleh <b>Materi Dakwah Islam dan Kultum</b> dapat bermanfaat.the masterhttp://www.blogger.com/profile/07814405476437954891noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2689304520344073214.post-65530983810241565522011-12-11T17:49:00.000-08:002012-01-29T07:42:35.030-08:00Pengertian, Kriteria dan Indikasi Awal Aliran Sesat di Indonesia<b>Aliran sesat</b>, hingga saat ini masih ada dan terus tumbuh. Ibarat pepatah patah satu tumbuh seribu. Silih berganti selalu menghiasi negara Indonesia. <b>Pengertian</b>, <b>kriteria</b> dan <b>Indikasi Awal</b> nya perlu diketahui oleh semua pihak yang menaruh perhatian besar terhadap hal ini. Para orang tua yang memiliki anak usia SLTA hingga Mahasiswa perlu waspada dan mengetahui seluk beluk aliran sesat ini.<br /><br /><b>Pengertian</b>, <b>kriteria</b> dan <b>Indikasi Awal aliran sesat</b> ini perlu diketahui para orang tua yang memiliki anak usia SLTA dan Mahasiswa dikarenakan merekalah sasaran empuk untuk direkrut dan dijadikan anggota. Para orang tua yang memiliki kekhwatiran anaknya menjadi korban maka harus mengetahui dan <b>mengenali aliran sesat</b> ini.<br /><br />Para orang tua juga harus memantau kegiatan keagamaan anak-anaknya pada saat di luar jam sekolah atau kuliah. Dengan siapa dia bergaul dan beraktifitas, ikut <b>kelompok kajian</b> dan <b>pengajian</b> apa?, masuk menjadi anggota <b>organisasi kemahasiswaan</b> apa dan sebagainya. Hal ini perlu dilakukan agar anak-anaknya tidak menjadi <b>korban aliran sesat</b>.<br /><br /><h2><span style="font-size: small;">Pengertian sesat </span> </h2><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;"><b>الضلالة هي سلوك لا يوصل إلى المطلوب</b></span></div><br /><i>“Perjalanan yang tidak sampai pada yang dikehendaki (menyimpang)” </i><br /><br /><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;"><b>الضلالة :هي عدم العلم بالشيء،أي عن الجهل</b></span></div><br /><i>“Tidak adanya ilmu akan sesuatu (bodoh)” </i><br /><br />Maksud dari pengertian di atas adalah menyimpang dari jalan kebanaran. Dan pengetahuannya tentang sesuatu tidak didasari pada ilmu yang semestinya.<br /><br /><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;"><b>فَذٰلِكُمُ اللّٰهُ رَبُّكُمُ الْحَقُّ فَمَاذَا بَعْدَ الْحَقِّ إِلَّا الضَّلَالُ فَأَنَّى تُصْرَفُونَ</b></span></div><br /><i> “Maka (Zat yang demikian) itulah Allah Tuhan kamu yang sebenarnya; maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan. Maka bagaimanakah kamu dipalingkan (dari kebenaran)?” </i> (QS. Yunus : 32)<br /><br /><h2><span style="font-size: small;">Pengertian Aliran Sesat</span></h2><br />Aliran sesat adalah aliran yang menyimpang dari ketentuan-ketentuan Islam berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis Shahih yang meliputi aqidah, ibadah, akhlak dan muamalah.<br /><br /><h2><span style="font-size: small;">Kriteria Aliran Sesat </span></h2><br />Majlis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 6 Nopember 2007 telah memberikan pedoman untuk mengidentifikasi aliran sesat. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya menangkal dan menghentikan aliran sesat serta menyadarkan para pengikutnya agar kembali ke jalan yang benar. Dalam pedoman ini ditetapkan sepuluh kriteria sebuah aliran atau kelompok dikategorikan sesat. Kesepuluh kriteria tersebut yaitu :<br /><ol><li>Mengingkari salah satu rukun iman dan rukun Islam</li><li>Meyakini atau mengikuti akidah yang tidak sesuai dengan dalil syar‘i</li><li>Meyakini turunnya wahyu sesudah Alquran</li><li>Mengingkari autentisitas dan kebenaran isi Alquran</li><li>Melakukan penafsiran Alquran yang tidak berdasarkan kaedah-kaedah tafsir</li><li>Mengingkari kedudukan Hadis Nabi sebagai sumber ajaran Islam</li><li>Menghina, melecehkan dan merendahkan para nabi dan rasul</li><li>Mengingkari Nabi Muhammad saw. sebagai Nabi dan Rasul terakhir</li><li>Mengubah, menambah dan atau mengurangi pokokpokok ibadah yang telah ditetapkan oleh </li><li>syariat, seperti haji tidak ke Baitullah, salat fardu tidak lima waktu</li><li>Mengkafirkan sesama Muslim tanpa dalil syar‘i, seperti mengakafirkan muslim hanya karena bukan kelompoknya. </li></ol><h2><span style="font-size: small;">Indikasi Awal Aliran Sesat</span></h2>Masyarakat awam perlu mengenali <b>indikasi</b> awal dari sebuah aktifitas kelompok tertentu untuk berjaga-jaga agar perkembangan <b>aliran sesat</b> ini bisa dipantau. Sebagai <b>indikasi awal</b> yang selayaknya menimbulkan kecurigaan terhadap satu paham atau pengajian bisa melalui <b>tanda-tanda</b> berikut : <br /><ol><li>Pengajian dilaksanakan secara rahasia-rahasia, tertutup kepada selain jamaahnya. </li><li>Sebagiannya melakukan pengajian tengah malam sampai subuh dan tempatnya pun sangat terisolir. </li><li>Gurunya tidak dikenal sebagai ahli Agama, tidak pernah menekuni ilmu agama, dan tidak dikenal sebagai orang yang rajin beribadah, tetapi tiba-tiba menjadi pengajar Agama. </li><li>Adanya bai‘at atau mitsaq untuk taat pada guru atau pimpinan pengajian. Bahkan, ada janji yang harus ditandatangani oleh anggota pengajian tersebut. </li><li>Cara ibadah yang diajarkan aneh dan tidak lazim. </li><li>Adanya tebusan dosa dengan sejumlah uang yang diserahkan kepada guru atau pimpinan jamaah. </li><li>Kadang-kadang, pengajian sesat ini mengharuskan adanya sedekah lebih dahulu sebelum berkonsukltasi dengannya. </li><li>Adanya penyerahan sejumlah uang, seperti Rp 300.000, dan orang yang menyerahkannya pasti masuk sorga. </li><li>Adanya sumbangan yang tidak lazim sebagaimana layaknya sumbangan sebuah pengajian. Misalnya, 10% atau 5% dari penghasilan harus diserahkan kepada guru atau pimpinan pengajian. </li><li>Pengajiannya tidak mempunyai rujukan yang jelas, hanya penafsiran-penafsiran gurunya saja.<br /></li><li>Pengajiannya tidak memakai Hadis Nabi Saw. </li><li>Sumber ajaran hanya Alquran dengan penafsiran dan pemahaman guru yang ditetapkan oleh pengajian dan tidak boleh belajar kepada ustaz lain. </li></ol><br />Demikian, semoga bermanfaat.the masterhttp://www.blogger.com/profile/07814405476437954891noreply@blogger.com0