Tuesday 25 October 2011

Bagaimana Sebaiknya Bila Sedang Marah?

Semua orang mempunyai pembawaan marah. Dan bagaimana sikap seharusnya bila kita sedang dalam keadaan marah.

Apa yang menyebabkan kita marah? Marah terkadang muncul begitu saja. Jangankan ada sebab yang besar, karena hal kecil dan sepelepun terkadang membuat kita marah. Marah bias muncul di mana saja. Bisa di rumah, di kantor, di tempat umum atau bahkan di tempat yang seharusnya tidak boleh marah. Keadaan yang memancing emosi kita ini ada banyak macamnya. Misalnya saja lapar, cemas, keadaan tidak seperti yang diharapkan, dan sebagainya.

Akibat Marah dapat menyebabkan munculnya hormon noradrenalin. Bersama dengan hormon adrenalin, hormon noradrenalin adalah senyawa beracun dan memicu terjadinya penyempitan pembuluh darah paling parah dan bahkah dapat berakibat pada penyumbatan pembuluh darah. Maka orang yang marah dan cemas biasanya nafas tersengal-tersengal dan dada terasa sesak. Tentu ini sangat bernahaya. Maka dari itu kita harus mampu memanage marah dalam diri masing-masing.

Pengertian marah

Marah didefinisikan sebagai :
الْغَضَبُ هُوَ غَلَيَانُ دَمِ الْقَلْبِ لِطَلَبِ الاِنْتِقَامِ

Marah adalah mendidihnya darah karena keinginan untuk menghukum.

Menurut pengertian di atas, marah adalah keinginan untuk “MENGHUKUM”. Maksudnya adalah perasaan ingin mencelakai, membalas dan merugikan pihak lain. Bila perasaan ini terasa teramat sangat atau marah yang luar biasa maka disebut dengan al-ghaidh.

اَلْغَيْظُ هُوَ اَلغَضَبُ الشَّدِيْدُ

Al-Ghaidh adalah kemarahan yang sangat. (Syaikh Ibnu Taimiyah dalam majmu’ fatawa).

Karena marah mempunyai akibat yang sangat buruk, maka marah berlebihan dan terhadap hal-hal yang seharusnya tidak pantas marah adalah tidak diperbolehkan. 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلاً قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَوْصِنِي، قَالَ : لاَ تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَاراً، قَالَ: لاَ تَغْضَبْ [رواه البخاري]

Dari Abu Hurairah r.a. sesungguhnya seseorang bertanya kepada Rasulullah saw. : (Ya Rasulallah) nasihatilah saya. Beliau bersabda : Jangan kamu marah. Seseorang itu menanyakan hal itu berkali-kali. Maka beliau bersabda : Jangan engkau marah. (HR. Bukhori )

Coba bayangkan, apa yang terjadi bila seorang hakim dalam keadaan (sangat) marah kemudian mengadili perkara. Dan kita sudah dengan sangat jelas menyaksikan berbagai akibat yang ditimbulkan sifat marah ini. Tawuran siswa dan mahasiswa, tawuran masyarakat, pembunuhan dan bahkan peperangan selalu diawali dengan marah. Maka dari itu, marah harus benar-benar dikendalikan dengan benar.

Paling tidak ada empat hal yang harus dilakukan apabila seserang sedang marah. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut :

1.  beristi’adzah kepada Allah

عنْ سُلَيْمانَ بْنِ صُرَدٍ رضي اللَّه عنهُ قال : كُنْتُ جالِساً مع النَّبِي صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم، ورجُلان يستَبَّانِ وأَحدُهُمَا احْمَرَّ وَجْهُهُ وانْتفَخَتْ أودَاجهُ فقال رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « إِنِّي لأعلَمُ كَلِمةً لَوْ قَالَهَا ذَهَبَ عنْهُ ما يجِدُ ، لوْ قَالَ : أَعْوذُ بِاللّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ ذَهَبَ عنْهُ ما يجدُ . فقَالُوا لَهُ : إِنَّ النَّبِيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ : «تعوَّذْ بِاللهِ مِن الشَّيَطان الرَّجِيمِ »البخاري

Sulaiman bin Shurad ra. Berkata : aku duduk bersama Nabi saw saat ada dua orang saling mencaci  dan salah seorang memerah mukanya dan mengembang urat-urat lehernya. Maka Rasulullah bersabda : sungguh aku tahu satu kalimat yang sekiranya dibaca seseorang maka akan hilang apa yng dijumpainya. Sekiranya membaca اعوذ بالله من الشيطان الرجيم maka hilanglah apa yang dijumpainya. Maka mereka berkata kepadanya : sesungguhnya Nabi saw bersabda : berlindunglah kepada Allah dari syaitan yang terkutuk (HR. Bukhari)

2. berwudlu

عَنْ عَطِيَّةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ  صلى الله عليه وسلم إِنَّ الْغَضَبَ مِنَ الشَّيْطَانِ وَإِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنَ النَّارِ وَإِنَّمَا تَطْفَأُ النَّارُ بِالْمَاءِ فَإِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ  فَلْيَتَوَضَّأْ

Rasulullah saw bersabda: sesungguhnya marah adalah dari syaitan, syaitan diciptakan dari api, dan api padam dengan air. Maka jika satu di antaramu marah hendaklah berwudlu. (HR. Abu Dawud)

3. Diam dan menahan diri

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ : قَالَ رَسُولُ الله صَلَّى الله عَلَيه وسَلَّم : عَلِّمُوا وَيَسِّرُوا وَلاَ تُعَسِّرُوا - قَالَهَا ثَلاَثًا - فَإِذَا غَضِبْتَ فَاسْكُتْ (رواه ابو داود)

Rasulullah saw bersabda : ajarlah, permudahlah dan jangan mempersulit (diucapkan 3 X). apabila engkau marah maka diamlah (HR. Dawud)

4. duduk dan berbaring

عن أبي ذر قال إن رسول الله  صلى الله عليه وسلم  قَالَ لَنَا ثُمَّ إِذَا   غَضِبَ أَحَدُكُمْ  وَهُوَ قَائِمٌ فَلْيَجْلِسْ فَإِنْ ذَهَبَ عَنْهُ الْغَضَبُ وَإِلاَّ فَلْيَضْطَجِعْ رواه البخاري

Rasul bersabda : bila satu di antaramu marah saat berdiri maka duduklah maka lenyaplah marahnya. Dan jika tidak lenyap maka berbaringlah.  (HR. Bukhari)

No comments:

Post a Comment