Peran dan tugas pemuda
Sumpah Pemuda |
Sebentar lagi tanggal 28 Oktober. Dan Hari Sumpah Pemuda sebentar lagi akan diperingati pula. Setiap berada di tanggal tersebut semuanya tentu ingat akan peran yang dimainkan oleh para pemuda Indonesia. Peran yang sungguh tidak kecil dan ringan.
Peran yang mereka mainkan sungguh mampu menjadi titik balik dari menyatunya seluruh perjuangan anak bangsa. Setelah sekian ratus tahun dijajah dan diceraiberaikan oleh para kolonialis, 28 Oktober 1928 menjadi awal bersatunya seluruh elemen bangsa (khususnya pemuda) dengan meninggalkan sentiment dan atribut primordial sectarian. Sungguh sebuah perjuangan yang bila melanjutkanya adalah sebuah kenicayaan.
Bila menengok sejarah, perjuangan apapun tidak dapat dipisahkan dari peran serta kaum muda. Perjuangan melawan penjajah, perjuangan melawan kediktatoran rezim, perjuangan melawan ketidakadilan, kebodohan, kemiskinan dan perjuangan menanamkan nilai-nilai universal.
Kita tentu ingat nama Ahmad Dahlan, Sudirman, Sukarno, Hatta, dan nama-nama lain yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Mereka adalah anak-anak muda hebat yang berfikir dan bertindak melewati batas usia dan zamannya. Sungguh luar biasa apa yang mereka lakukan.
Dalam masa-masa lampu kita mengenal sejarah ashabul kahfi, sekelompok pemuda yang berani melawan pemimpin lalim. Ibrahim yang berani melawan Namrudz. Musa yang menentang kesewenang-wenangan Firaun dan dominasi Mesir atas Yahudi. Muhammad saw yang memiliki sense of social terhadap persoalan kaum Quraish.
Kembali dalam kontek Indonesia, betapa kaum muda mampu menumbangkan rezim Suharto yang telah berkuasa selama kurang lebih tiga dekade.
Mengapa mereka menjadi demikian hebat. Kehebatan mereka tentu dipengaruhi oleh idealism yang tinggi. Idealism yang berupa perjuangan menegakkan keadilan, kebebasan demokrasi dan kebenaran. Dan masih ditambah dengan kepekaan yang luar biasa terhadap berbagai persoalan yang ada di sekitarnya.
Saat ini berbagai persoalan menggelayut di tengah-tengah masyarakat dan bangsa. Persoalan ketidakadilan secara hukum, ketimpangan ekonomi, korupsi, dekadensi moral dan hilangnya jati diri bangsa adalah fakta yang harus memancing kepekaan pemuda saat ini. Pemuda jangan berkutat hanya pada hal-hal kecil dalam dirinya tanpa bertindak untuk kepentingan sekitarnya. Pemuda (termasuk pelajar dan mahasiswa) harus bertindak lebih dewasa dalam menghadapi masalah pribadi. Harus membiasakan berfikir dan bertindak rasional dan logis.
Peringatan Hari Sumpah Pemuda harus mampu dijadikan pelajaran berharga untuk lebih meningkatkan persatuan dan semangat nasionalisme. Sumpah Pemuda harus mampu dijiwai agar tidak melakukan tidak destruktif dan anarkhis. Sumpah Pemuda juga harus lebih dapat mempererat persatuan dan kesatuan bangsa, antar pemuda dan masyarakat. Dalam semangat Sumpah Pemuda pula harus dihentikan segala tindak kekerasan dan tawuran.
Pemuda harus mampu berprestasi. Biarlah prestasi yang diraih oleh para pemuda dahulu menjadi bagian dari kelebihan mereka. Sekarang, para pemuda harus mampu menciptakan prestasinya sendiri.
Ali bin Abi Thalib berkata :
لَيْسَ الْفَتَى مَنْ يَقُوْلُ كَانَ أَبِيْ وَلٰكِنَّ الْفَتَى مَنْ يَقُوْلُ هَأَنَاذَا
“Bukanlah pemuda, orang yang mengatakan ini (prestasi) bapakku, tetapi pemuda adalah orang yang mengatakan ini (prestasi) aku”
No comments:
Post a Comment