Thursday, 8 December 2011

Sifat dan Potensi Manusia Menurut Al-Qur'an

Beberapa waktu yang lalu, Materi Dakwah Islam dan Kultum telah menulis tentang ciri dan karakter manusia menurut Al-Qur'an. Dan agar kita lebih mengenal lagi tentang manusia, dalam posting sekarang akan dipertajam lagi yaitu tentang istilah-istilah manusia dalam Al-Qur’an dan sifat-sifat serta potensi yang dimiliki manusia menurut Al-Qur’an.

Istilah manusia dalam Al-Qur’an


Istilah manusia dalam al-Qur’an sering disebut dengan basyar, insan, ins, naas, inaas, bani adam atau dzurriyah adam. Istilah-istilah tersebut diuraikan sebagai berikut :

Istilah basyar atau بشر mempunyai arti : penampakan sesuatu dengan baik dan indah dan kulit. Manusia disebut بشر atau basyar karena kulit manusia tampak jelas dan berbeda dengan kulit binatang. Allah berfirman :


اِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوْحٰى اِلَيَّ

“Sesungguhnya aku adalah Manusia seperti kamu yang diberi wahyu” (QS. Al-Kahfi : 110)

وَمِنْ اٰيٰتِهِ اَنْ خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ اِذَا أَنْتُمْ بَشَرٌ تَنْتَشِرُوْنَ

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah menciptakan kamu dari tanah, kemudian ketika kamu menjadi basyar (manusia) kamu bertebaran” (QS. Al-Rum : 20)

Sedangkan istilah insan, ins, naas, inaas atau انسان, انس, ناس, اناس digunakan untuk menunjuk kepada manusia dengan seluruh totalitasnya, yaitu jiwa dan raga. Allah berfirman :


قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ مَلِكِ النَّاسِ

“Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.  Raja manusia.” (QS. Al-Nas : 1-2)

Dan istilah bani adam atau dzurriyah adam atau بنى ادم dan ذرّية ادم mengandung arti bahwa seluruh manusia adalah keturunan atau anak cucu Adam. Sebagai keturunan atau anak cucu Adam, manusia tidak dibedakan oleh suku, ras, bahasa, letak geografis, warna kulit dan sebagainya. Manusia seluruhnya adalah sebuah unitas dan sama di hadapan Tuhan. Yang membedakan mereka adalah takwanya.

Sifat dan potensi manusia menurut Al-Qur’an


Sifat dan potensi manusia menurut Al-Qur’an dibedakan menjadi dua. Pertama adalah sifat dan potensi baik. Dan kedua adalah sifat dan potensi buruk.

Sifat dan potensi baik manusia menurut Al-Qur’an adalah pertama, bahwasanya manusia diciptakan sebagai makhluk terbaik. Dan kedua sangat dimuliakan oleh Allah. Sifat dan potensi baik manusia menurut Al-Qur’an tergambar jelas dalamAyat Allah :


لَقَدْ خَلَقْنَا اْلاِنْسَانَ فِيْ أَحَسَنِ تَقْوِيْمٍ

Sesungguhnya Kami telah menjadikan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (QS. Al-Tin : 4)

وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلىٰ كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلاً

“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (QS. Al-Isra : 70)

Sifat dan potensi buruk manusia dalam Al-Qur’an meliputi : aniaya dan mengingkari nikmat, sangat banyak membantah, dan suka berkeluh kesah.   

Sifat dan potensi buruk manusia ini tergambar jelas dalam ayat sebagai berikut :

وَآتَاكُمْ مِنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوْهُ وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللهِ لاَ تُحْصُوهَاقلى إِنَّ اْلإِنْسَانَ لَظَلُوْمٌ كَفَّارٌ
“Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat lalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).” (QS. Ibrahim : 34)

وَلَقَدْ صَرَّفْنَا فِي هٰذَا الْقُرْآنِ لِلنَّاسِ مِنْ كُلِّ مَثَلٍج وَكَانَ اْلإِنْسَانُ أَكْثَرَ شَيْءٍ جَدَلاً

“Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam Al Qur'an ini bermacam-macam perumpamaan. Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah.” (QS. Al-Kahfi : 34)

 إِنَّ الإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا  إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا

“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir” (QS. Al-Ma’arij : 19)

Sifat dan potensi buruk manusia yang suka berbuat aniaya dan mengkufuri nikmat dapat digambar dengan bahwa manusia suka berbuat sesuatu yang merugikan pihak lain. Misalnya menyakiti, membunuh, merampok, mencuri dan termasuk dalam hal ini adalah prilaku korupsi. Sedangkan kufur nikmat digambarkan sebagai negara Indonesia yang kaya akan sumber daya alam. Tetapi karena pengelolaan yang salah maka dampaknyapun menjadi buruk. Contoh dari hal tersebut adalah eksploitasi alam, illegal logging, pencemaran air dan udara, dan sebagainya.

Sifat dan potensi buruk manusia yang sangat banyak membantah dapat dipahami dengan banyaknya pengingkaran terhadap keberan-kebenaran. Baik kebenaran dalam kontek wahyu maupun dalam kontek hukum positif di Indonesia. Bayangkan betapa sulitnya mencari keadilan di negeri ini.

Sedangkan Sifat dan potensi buruk manusia yang suka berkeluh kesah dapat digambarkan dengan rendahnya etos kerja, sulitnya mencapai kinerja maksimal, tingkat disiplin yang rendah, tidak berintegritas, suka berhutang, hedonistik, senang terhadap jalan pintas, menghalalkan segala cara dan masih banyak lagi.

Demikian semoga bermanfaat.

No comments:

Post a Comment