Thursday, 12 January 2012

Indonesia : Negeri Auto Pilot

Tadi pagi, Kamis 12 Januari 2012 ± jam 06.30, saya menyaksikan sebuah talk show di sebuah stasiun TV swasta nasional. Menurut saya temanya cukup menarik dan menggelitik, yaitu negeri auto pilot. Auto pilot adalah istilah teknis dalam dunia penerbangan. Dimana pada saat pesawat sampai pada ketinggian tertentu pilotman melepaskan kendali manualnya dan menyerahkan sepenuhnya kepada pilot otomatis yang dikendalikan oleh komputer.

Lalu apa hubungannya auto pilot

Faktanya adalah, Indonesia banyak sekali masalah. Presiden selaku pilot tidak mempunyai ketegasan bersikap dan bertindak. Prahara terjadi dimana-mana, dan masyarakat dibiarkan menyelesaikan masalahnya sendiri. Yang lebih memprihatinkan, rakyat tidak ada yang membela. Mestinya penguasa melindungi rakyatnya, tetapi yang terjadi malah sebaliknya

dengan negara tercinta Indonesia? Mengapa pula muncul istilah negeri auto pilot. Tidak tahu siapa yang memulai menelorka istilah ini. Yang jelas menurut budayawan Radar Panca Dahana yang turut serta dalam talk show tersebut bersama seorang lagi yang saya lupa namanya, negeri auto pilot adalah kalimat sinisme atau sindiran yang ditujukan kepada negara tercinta Indonesia. Diibaratkan sebuah pesawat, Indonesia adalah sebuah pesawat besar dengan banyak penumpang. Tetapi pesawat besar tersebut dibiarkan berjalan sendiri seperti pesawat yang dijalankan oleh auto pilot.

Menurut Radar Panca Dahana lagi, kalau kalimat negeri auto pilot ini dalam konotasi positif berarti Indonesia merupakan negara yang struktur pemerintahannya sudah mapan, baik dan segala sesuatunya bisa berjalan dengan sempurna walau tidak oleh pilot. Maksudnya adalah Indonesia walau tidak dikendalikan oleh presiden karena segala sesuatunya sudah baik, mapan dan berjalan sebagaimana mestinya maka tidak menjadi masalah.

Masalahya adalah struktur pemerintahan Indonesia belum baik, di sana sini terjadi kekurangan, korupsi, kolusi, ketidak adilan, perlakuan berbeda di depan hukum, hukum belum berpihak kepada yang lemah, pemerataan kemakmuran yang timpang dan sebagainya. Kalau kemudian pilot melepaskan pilot manual dan menyerahkan kepada auto pilot berarti presiden kita melapaskan kendali kepada auto pilot pesawat besar yang namanya Indonesia ini. Penumpang di biarkan terombang-ambing dan dalam masalah besar ketika terjadi turbulensi dan badai.

Faktanya adalah, Indonesia banyak sekali masalah. Presiden selaku pilot tidak mempunyai ketegasan bersikap dan bertindak. Prahara terjadi dimana-mana, dan masyarakat dibiarkan menyelesaikan masalahnya sendiri. Yang lebih memprihatinkan, rakyat tidak ada yang membela. Mestinya penguasa melindungi rakyatnya, tetapi yang terjadi malah sebaliknya.

Pemimpin dalam Pandangan Islam


Dalam pandangan Islam, pemimpin adalah bertanggung jawab dunia dan akhirat atas rakyat yang dipimpinnya. Dia tidak boleh melalaikan sedikitpun kewajibannya atas rakyatnya. Keadilan dan kemakmuran merupakan tanggung jawabnya dan hak bagi rakyatnya. Bila ada rakyatnya yang kelaparan maka dia akan dimintai pertanggungjawaban atas penderitaan rakyatnya. Dia juga akan dituntut di mahkamah mahsyar ketika tidak mampu menciptakan ketidakadilan bagi rakyatnya.

Umar adalah sebuah contoh pemimpin yang tidak

Umar marah seraya berkata: “apakah engkau dapat membantuku ketika aku mempertanggung  jawabkan perbuatanku di hadapan Allah?”

auto pilot. Dia tipe pemimpin yang tidak mau menerima laporan di atas kertas dari bawahannya. Dia lebih suka mencari dan menggali sendiri informasi tentang kemakmuran rakyatnya. Maka pada suatu malam ketika dia menjumpai seorang ibu yang memasak tungku dan disebelahya ada seorang nakn kecil yang terus menangis, Umar terus memperhatikan. Umar heran kenapa sesuatu yang dimasak di tungku sudah lama sekali sampai anaknya terlelap tidur masih belum masak juga. Akhirnya Umar mengetuk pintu dan memohon ijin untuk masuk seraya bertanya, “apa gerangan yang engkau masak? Aku perhatikan dari tadi tidak masak-masak hingga anakmu yang menangis terlelap tidur”. Si perempuan berkata, “yang aku masak sesungguhnya adalah batu untuk mendiamkan anakku yang kelaparan. Aku beri harapan bahwa sebentar lagi masakannya matang”.


Mendengar jawaban itu, Umar bertanya kepada si perempuan, “Bagaimana dengan pemimpin mu, apakah dia tidak memberikan perhatian?”. Dengan nada kecewa si perempuan menjawab bahwa sampai dengan saat itu tidak pernah mendapat perhatian dari pemimpinnya. Dada Umar bergetar, dia merasa berdosa dan bersalah. Selanjutnya Umar mohon pamit pulang.

Sesampainya di kota, Umar segera membuka baitul mal dan mengambil sekarung bahan makanan untuk dibawa dan diserahkannya sendiri sebagai bentuk pertanggungjawabannya atas kelalaiannya selama ini. Ketika ada seorang sahabatnya yang hendak membantunya memanggul bahan makanan tersebut, Umar marah seraya berkata: “apakah engkau dapat membantuku ketika aku mempertanggungjawabkan perbuatanku di hadapan Allah?”

Singkat cerita, bahan makanan itu kemudian diantar Umar sendiri ke rumah si perempuan tadi dan berkali-kali minta maaf atas kelalaiannya selama ini.

Umar juga seorang yang tegas dan adil. Ketika ada seorang Gubernur memperlakukan tidak adil seorang Yahudi dan seorang Yahudi tersebut mengadukan kepada Umar maka Dia mengambil sebuah tulang dan tepat di tengahnya dibuat garis lurus dengan pedang. Umar menyerahkannya kepada orang Yahudi tersebut untuk diberikan kepada sang Gubernur.

Ketika tulang diberikan kepada Gubernur, maka tubuh gubernur bergetar dan mukanya memerah ketakutan. Si Yahudi heran, apa gerangan yang terjadi. Dia bertanya kepada Gubernur, “wahai gubernur apa yang terjadi?”. Gubernur menjawab, “tulang ini berisi perintah kepadau untuk berbuat adil. Bila aku tidak adil maka aku akan diluruskan oleh Khalifah Umar dengan pedangnya?”. Tahulah orang Yahudi bahwa Umar adalah pemimpin yang tegas dan adil walau kepada minoritas dan yang lemah.

Pemimpin seharusnya seperti Umar. Pemimpin yang tidak menyerahkan kendali kepemimpinannya kepada auto pilot. Karena dia akan bertanggung jawab di hadapan Allah kelak. Dia harus bertanggung jawab atas kemakmuran dan keadilan rakyatnya. Dia harus mampu memnciptakan kesejahteraan bagi rakyatnya. Menggali informasi tentang keadilan, kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya tidak didasarkan kepada laporan di atas kertas semata, tetapi lebih kepada kepekaan sosial yang harus dimilikinya.

Hadits tentang kepemimpinan

كلكم راع وكلكم مسئول عن رعيته، فالإمام راع ومسئول عن رعيته، والرجل راع في أهل بيته ومسئول عن رعتيه، والمرأة راعية في بيت زوجها ومسئولة عن رعيتها، والخادم راع في مال سيده ومسئول عن رعيته، وكلكم راع ومسئول عن رعيته

Setiap kalian adalah penanggung jawab dan setiap penanggung jawab ditanya tentang tanggung jawabnya. Pemimpin adalam penanggung jawab dan akan ditanya soal rakyatnya… (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ahmad)

Ayat tentang perintah melaksanakan amanat

إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا اْلأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimanya.” (QS. AnNisa`:
58)

Semoga bermanfaat.

No comments:

Post a Comment