Tuesday 6 December 2011

9 Ciri-ciri dan Karakteristik Manusia Menurut Al-Quran

Sekarang kita  membahas ciri-ciri dan karakterisitik manusia menurut Islam ataupun al-Qur'an. Juga tidak ketinggalan sifat manusia. Pada kesempatan yang lain, mungkin kita bisa diskusi tentang tipe-tipe manusia, dan mengenal manusia secara lebih luas. Untuk saat ini kita fokus pada Ciri-ciri dan Karakteristik Manusia menurut Al-Qur'an.

Islam melalui Al-Qur’an memberi pengertian bahwa manusia adalah komunitas tunggal, anak cucu Adam (QS. Al-Baqarah : 213, Al-A'raf : 26-27). Dalam pandangan Islam manusia yang hidup sekarang adalah anak cucu dari dua orang tua yang sama, yaitu Adam dan Hawa. Dan bukan sebagai makhluk yang mengalami missing link dengan kera sebagaimana teori Charles darwin. Sebagai keturunan dan anak cucu Adam dan Hawa maka pastilah manusia mewarisi banyak sifat dari orang tua pertama yang sama itu. Sifat, watak dan prilaku, juga gena yang dimiliki kedua orang tua pertama kemudian secara turun temurun dan dari generasi ke genarasi yang kemudian menurun membentuk ciri-ciri dari manusia sekarang dan Adam – Hawa juga tentunya.


Secara umum, walau manusia berbeda suku bangsa, dipisahkan oleh batas geografis, adat istiadat dan budaya, bahasa, agama dan kepercayaan, kualitas intelektual dan sebagainya, tetapi manusia tetaplah manusia yang merupakan keturunan Adan dan Hawa. Perbedaan itu semua tidak menjadi serta merta membedakan mereka sebagai manusia. Ada ciri-ciri umum dan sekaligus karakteristik manusia yang sama yang terdapat pada setiap individu.


Banyak hal yang bisa didiskusikan mengenai manusia, baik yang bersifat jasmani ataupun rohani. Hal-hal yang terkait dengan manusia antara lain sifat, watak, prilaku, pikiran, sebagai makhluk sosial, karakter, jati diri, dan juga ciri-ciri manusia.


Pada posting sekarang ini, Materi Dakwah Islam dan Kultum mengangkat tema ciri-ciri dan karakteristik yang dimiliki manusia sebagai keturunan Adam dan Hawa. Artinya ciri-ciri yang sama antara Adam-Hawa dengan umat manusia pada umumnya. Ciri-ciri dan karakteristik  itu antara lain sebagai berikut:


1.      Keimanan akan adanya Allah. Keberadaan Adam dan Hawa di surga lalu melakukan pelanggaran atas larangan Allah, dan tobat mereka yang di-terima Allah hingga diturunkannya mereka ke bumi membuktikan bahwa Adam dan Hawa ber-iman kepada Allah. Keimanan kepada Allah meru-pakan ciri-ciri manusia yang diwariskan kepada kita melalui gena-gena berbarengan dengan ciri-ciri lainnya. Simak QS AI-A'raf : 23 dan  QS AI-A'raf : 172-173.
2.      Pengetahuan. Adam diberi anugerah pengetahuan oleh Allah sehingga praktis semua umat manusia memiliki potensi untuk memiliki dan mengem bangkan pengetahuan, dan dituntut untuk mencan oengetahuan dan mengajarkannya. Pada sejumlah orang potensi itu bersifat aktif, sedangkan pada orang-orang lain tertekan. Simak QS Al-Baqarah : 31-33.

3.      Ketergesa-gesaan dan keingintahuan. Adam dan Hawa melakukan eksperimen pertama dengan mendekati pohon terlarang dan memakan buah-nya. Barangkali ide itu timbul dari keingintahuan mereka apakah janji setan benar, bahwa jika me­reka makan buah pohon terlarang itu akan menjadi malaikat dan kekal. Mereka pun tergesa-gesa meng-iy akan rayuan setan dan melalaikan pesan Tuhan, hingga mereka menyadari kesalahan mereka dan malu, karena tiba-tiba bagian-bagian tertentu dari tubuh mereka terlihat, Keingintahuan pada anak cucu Adam secara praktik mendorong mereka melakukan segala eksperimen dalam berbagai ma-cam bidang, sedangkan ketergesa-gesaan menye-babkannya ingin berjalan lebih cepat, dan memperoleh segala sesuatu lebih cepat, sebagai sisi positif keberhasuan-keberhasilanilmiah. Suatukebetulan yangmenarik, bahwa banyak eksperimen dilaku-kan para ilmuwan dengan tujuan tertentu, tetapi dalam banyak kasus menghasilkan hal yang ber-beda. Dan sejarah sains penuh dengan penemuan-penemuan yang tidak terduga semacam itu. Lihat QS Al-Anbiaya' : 37.

4.      Status. Adam diberi status sebagai khalif ah untuk 'menguasai' burni. Karena itulah praktis semua manusia tergoda dan tergila-gila mengejar status (kekuasaan). Keinginan mengejar status, kekuasa-an dan supremasi inilah yang sering menimbulkan gangguan stabilitas, baik dalam lingkup kepen-tingankehidupan berpribadi, bertetangga, bersuku, berbangsa dan bernegara. Renungkan QS AI-Baqarah : 30, QS Shad : 26, dan QS AI-An'am  : 165.

5.      Penguasaan energi. Manusia cenderungmenggali dan hingga batas tertentu mengeksploitasi energi alam semesta untuk memenuhi kebutuhan dan ketamakan hidup mereka. Salah satu perolehan ilmiah utama manusia adalah kemampuan untiik menguasai 'dan memanfaatkan berbagai energi, seperti hidrotermal, tenaga nuklir, tenaga surya, dan sebagainya.

6.      Kenikmatan. Adam dan Hawa diperintahkan Allah bertempat tinggal di surga dan menikmati segala macam makanan dan minuman yang tersedia di sana sesuka hau, kecuali mengkonsumsi makanan dari pohon terlarang. Adam dan Hawa diberi ke-hidupan ideal yang penuh kenikmatan. Banyak upaya ilmiah ditujukan untuk mendatangkan ke-nikmatanyang dikejar kepada manusia. Sebagian dari hasil temuan yang mendatangkan kenikmatan itu membawa manfaat, namun tidak sedikit hal-halyang dianggap mendatangkan kenikmatan itu membawa mudarat. Perhatikan QS Al-A'raf : 19 dan QSAI-Baqarah : 219.

7.      Panjang umur. Kematian adalah unsur yang meng-hantui manusia. Adam dan Hawa ingin melepaskan diri dari rasa takut akan kematian ini, dan ingin hidup selama-lamanya dengan memakan buah dari pohon keabadian'. Ketakutan akan kematian praktis dimiliki oleh semua umat manusia, dan kebanyakan dari manusia ingin menjalani kehidup-an selama mungkin. Kalau bisa seribu tahun! Se-bagian besar penelitian ilmiah tanpa disadari barangkali ditujukan untuk mendapatkan sarana-sarana meningkatkan rentang umur manusia. Banyak di antara kita mentaati perintah Tuhan karena ingin sekali berumur panjang dan memper-oleh kenikmatan selama-lamanya dalam surga. Sebagaimana disinyalir dalam QS AI-Baqarah : 96 dan QS AI-A'raf : 20.

8.      Pakaian dan rasa malu. Ketika melakukan pelang-garan, tersingkaplah kemaluan Adam dan Hawa, sehingga mereka berusaha mermtupi organ tubuh mereka dengan dedaunan. Barangkali karena adanya rasa malu inilah manusia mengenakan kain untuk menyembunyikan dan menutup bagian-bagian tubuh mereka yang sangat pribadi, di sam-ping adanya faktor lain, untuk menghias dan me-lindungi tubuh dari panas dan dingin. Simak penjelasan Allah dalam QS AI-A'raf : 22, 26-27.

9.     Tergoda. Adam dan Hawa tergoda setan memakan buah terlarang, kemudian insaf atas kesalahan mereka dan bertobat memohon ampun kepada Allah. Sebagian besar umat manusia terjerumus dalam perangkap setan, sehingga melanggar aturan Allah dan melakukan perbuatan dosa, tetapi cepat atau lambat, banyak di antara mereka lantas bertobat dan memohon ampunan-Nya. Gena-gena yang membawa warisan berbagai ciri tersebut di atas tampaknya bersifat aktif pada sejumlah orang dan/atau tertekan pada orang lain dengan kadar yang berbeda-beda. Perhatikan QS AI-Baqarah : 35-36 dan QS AI-lsra' :85.


Mari kita jaga kemanusiaan kita. Pertahankan kita sebagai makhluk Allah yang paling mulia. Manusia jasmani dan rohani. Bukan sekedar manusia fisik jasmani semata, melainkan juga sebagai makhluk rohani yang menjunjung tinggi nilai-nilai ketuhanan. Membantah teori Charles Darwin, manusia adalah makhluk Allah yang paling mulia, ya karena manusia itu sendiri. Kalau manusia keturunan kera, pastilah tidak disebut Allah sebagai fi ahsani taqwiim.

No comments:

Post a Comment