Wednesday 28 December 2011

Tanda-Tanda Orang Bertakwa

Mari kita mengenali tanda-tanda atau indikator orang bertakwa (muttaqin) untuk mengukur diri sendiri, apakah kita sudah termasuk orang bertakwa atau bukan?

Secara etimologis takwa berasal dari وقى يقى وقايتا yang artinya : menutupi, menjaga, berhati-hati, berlindung dan takut. Sedangkan pengertian secara terminologis adalah :

الخوف بالجليل والعمل بالتنزيل والاستعداد ليوم الرحيل والرضى بالقليل

“Takwa adalah takut kepada Dzat yang Maha Mulya, beramal berdasarkan (wahyu) Al-Qur’an, mencari bekal untuk perjalanan akhirat dan ridho terhadap keputusan Allah.”

Berdasarkan terminologi takwa

Mari kita mengukur dan mengaca diri dengan indikator orang bertakwa

di atas maka tanda-tanda atau
indikator orang bertakwa adalah takut kepada Allah, beramal berdasarkan wahyu, mencari bekal untuk kehidupan sesudah mati, dan ridha terhadap keputusan Allah.

Dalil Takut kepada Allah :

...فَلَا تَخْشَوُا النَّاسَ وَاخْشَوْنِ وَلَا تَشْتَرُوا بِآيَاتِي ثَمَنًا قَلِيلًا وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ

“...Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barang siapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.” (QS. Al-Maidah : 44)

Tanda-tanda atau indikator takut kepada Allah menurut imam Abu Laits ada tujuh macam hal sebagaimana tersebut berikut ini:
  1. Ia memiliki lidah yang selalu menjadikannya sibuk berdzikir atau bertasbih kepada Allah dengan membaca Al-Qur'an dan mempelajari ilmu agama.
  2. Ia memiliki hati yang selalu mengeluarkan dari dalam hatinya perasaan tidak bermusuhan, iri, dengki dan lain sebagainya.
  3. Penglihatannya tidak akan memandang kepada hal-hal yang haram, tidak memandang dunia dengan keinginan hawa nafsu, tetapi ia memandanginya dengan mengambil i'tibar dan pelajaran. Rasulullah SAW bersabda; "Barang siapa
    memenuhi matanya dengan hal-hal yang haram, Allah SWT akan memenuhi matanya
    besok di hari kiamat dengan api neraka".
  4. Perutnya, dia tidak memasukkan hal-hal haram kedalamnya, sebab yangdemikian itu adalah perbuatan dosa, seperti sabda Nabi kita Muhammad SAW yang artinya: "Ketika sesuap haram masuk dalam perut anak cucu Adam, semua malaikat di bumi dan di langit membenci dan melaknat kepadanya, selama suapan itu masih berada dalam perutnya dan kalau ia mati dalam keadaan seperti itu, maka tempatnya adalah jahanam.
  5. Tangannya, dia tidak memanjangkan tangannya kearah hal-hal yang
    haram, tetapi memanjangkannya untuk memenuhi keta'atan.
  6. Telapak kakinya, dia tidak berjalan kepada hal-hal yang haram ataukedalam kemaksiatan, tetapi berjalan di jalan Allah SWT dengan bersahabat atau berteman dengan orang-orang yang sholeh.
  7. Keta'atannya, dia menjadikan keta'atannya itu murni dan ikhlas karena Allah SWT.
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhan-lah mereka bertawakal (qs. Al-Anfal : 2)

Dalil Beramal berdasarkan wahyu

وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa. (QS. Al-An’am : 153)

...وَجَعَلْنَا لَهُمْ سَمْعًا وَأَبْصَارًا وَأَفْئِدَةً فَمَا أَغْنَى عَنْهُمْ سَمْعُهُمْ وَلَا أَبْصَارُهُمْ وَلَا أَفْئِدَتُهُمْ مِنْ شَيْءٍ إِذْ كَانُوا يَجْحَدُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَحَاقَ بِهِمْ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ

... dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi pendengaran, penglihatan dan hati mereka itu tidak berguna sedikit jua pun bagi mereka, karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan mereka telah diliputi oleh siksa yang dahulu selalu mereka memperolok-olokkannya. (qs. Al-Ahqaf : 26)

Dalil Mencari bekal untuk perjalanan Akhirat

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ

Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal. (Al-Baqarah : 197)

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (133) الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan. (QS. Ali Imran : 133-134)

Dalil Ridho kepada keputusan Allah SWT.

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ . الَّذِينَ إِذَاۤ أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُواۤ إِنَّا لِلّٰهِ وَإِنَّاۤ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun" (QS. Al-Baqarah : 155-156)

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَعْبُدُ اللَّهَ عَلَى حَرْفٍ فَإِنْ أَصَابَهُ خَيْرٌ اطْمَأَنَّ بِهِ وَإِنْ أَصَابَتْهُ فِتْنَةٌ انْقَلَبَ عَلَى وَجْهِهِ خَسِرَ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةَ ذَلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ

Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi (tidak dengn penuh keyakinan); maka jika ia memperoleh kebaikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang (menjadi kafir). Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata. (QS. Al-Hajj : 11)

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- :« مَا مِنْ مُصِيبَةٍ تُصِيبُ الْمُسْلِمَ إِلاَّ كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا عَنْهُ حَتَّى الشَّوْكَةَ يُشَاكُهَا رواه البخاري

“Tidaklah suatu musibah menimpa seorang muslim kecuali Allah akan hapuskan (dosanya) karena musibahnya tersebut, sampai pun duri yang menusuknya.” (HR. Al-Bukhariy no.5640)

No comments:

Post a Comment